05 December 2013

Puisi Sedih Terbaik Lengkap 2014

Kami mengumpulkan dari banyak sumber dan inilah Puisi Sedih Terbaik :

Aksara Cinta Untukmu

Sejuknya tiupan angin pagi
Menerpa lamunan yang
terhampar
Jauh masuk ke dalam khayal
Membuat pandangan hati
Jadi semakin kokoh padamu

Ingin berbagi cerita dan canda tawa
Ingin ku petik butir-butir sinar mentari
Ku jadikan huruf-huruf doa
Ku taburkan dipelupuk mata dengan dua jariku

Menjelma sepucuk puisi
Teruntai aksara cinta untukmu
Lihatlah kedua kelopak mataku
Berpendar bahagia karenanya

==================================================

Kukira Cinta Untuk Bahagia


kukira cinta akan memberikanku
kebahagiaan namun ternyata..

kata lain dari cinta adalah
pengorbanan pengorbanan yang
membuatku selalu menahan air mata
dan menahan rasa sakit…….

Jika boleh aku meminta pada Tuhan
ku ingin cinta tanpa air mata dan rasa sakit
hingga saat dia tersenyum…….
Aku juga bisa tersenyum bahagia

kukira dengan mencintai…….
ku bisa mendapatkan, bukan hanya memberi
hingga saat ku katakan ” AKU MENCINTAIMU ”
Aku juga akan mendengar dia
mengatakan
” AKU JUGA MENCINTAIMU ”
kata-kata yang tulus keluar dari
dalam hatinya
bukan hanya sekedar kata ingin
sekali kukatakan padamu
” Aku Takut Kehilanganmu……
Namun Aku Lebih Takut Jika Kau Berada Disisiku
Hanya berupa Bayang-Bayang Yang Tak Dapat
Untuk KU Sentuh ”

                                              ====================================================
Kau Abadi Di Hati

satu nama terlukis satu nama di hatiku..
tertatap tentang cinta di
hariku..
senantiasa memberikan
kebahagiaan..
tentang mu di hatiku..
ucapan nama terindah
dalam hal kecil tentang kata rindu..
karena lagu pemilik hati
semua hanya satu yaitu
dirimu...

========================================================================
Kata Cinta

Kalau tak mampu mencintai, jangan pernah sentuh hati seseorang..

Kalau tak mampu
setia, jangan pernah mengukir janji..

Kalau tak mampu
menggenggam hubungan, jangan pernah beri harapan..

Kerana hati manusia itu...
Terlalu bernilai untuk disakiti, terlalu mahal untuk disia_siakan dan terlalu berharga untuk
dihancurkan.

Ingatan buat diri..
Jangan tersalah memberi hati pada insan yang tak sudi, pada insan yang tak mengerti.
Kerana sekali kau memberi,selamanya dia di hati, kerana sekali kau
dilukai, sampai kapan-kapan pun tetap kau ingati..

Ingatan untuk diri.. Hati_hatilah dalam memberi hati, sebab ia
hanya untuk insan yang tahu menghargai betapa tingginya nilai sekeping hati..

Hati_hati membawa hati lebih baik menata hati !!!

========================================================================
Badai Di Hatiku

badai di hatiku hempaskan lenaku
menghantam sudutnya hingga porak-poranda
meluluhlantakkan rindu hingga tak sempat berbuah cinta
meretakkan dinding-dinding hati
di mana di sana kuukir indah wajahmu

badai di hatiku kian menggelora
ketika petikan gitarku tak mampu mengiringi sayatan gemulai biolamu
ketika detik yang terketik untuk syairku terdengar picisan oleh senandungmu

aku melupakan diri
terdengar desah angin lembah
membisikkan getar-getar gairah
api kecintaan untuk dirimu

tergeletak dalam layu dan sosok gersang
terkulai dalam lagu dan kata usang

badai di hatiku hancurkan jiwaku
luruhkan teguhnya hingga erosi
mengikis yakinnya hingga abrasi

aku bersenandung dalam bingung
dengan tembang liriknya bimbang

aku merintih sedih
aku menjerit sakit
aku khilaf lalu kalap
aku menyerah dan kalah

kasih...
lepaskanlah hatiku
dari cintamu yang berkabut

========================================================================
Mundur

huh..!
rasa ini menyedihkan
ku pikir hanya aku cahayamu
ternyata bintang begitu banyak bertaburan di malammu

ini bodoh
berharap hanya aku yang selalu warnaimu
ternyata pelangi begitu indah melintas dilangitmu

ini sudah gila..!
rela tumbalkan separuh jiwa
demi sekilas senyum yang tertuju bukan untukku

Huh..!
getar ini menyakitkan
seperti tertusuk
seperti ribuan belati merajamku

terlambat..
tepiskan senyummu yang menggoda jiwa

tak mampu..
bendung gemuruh rasa yang terlanjur membara

lelah..
tapaki sejengkal pesona dari keindahan sosok mayamu, bidadari..!

tiba saatnya akhiri semua ini
aku mundur..!

========================================================================
Kau Takkan Kumiliki

ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
ada yang tak bisa kuraba dalam hangat pelukmu
tapi pandangan matamu
masih seperti yang kulihat empat tahun yang lalu

pandangan mata yang dulu pernah menjerumuskanku
dalam dimensi cinta tak berbatas ruang dan waktu
seperti menggapai-gapai dasar
yang tak juga tersentuh

dan masih kuingat betul
betapa aku tersiksa
seperti terpenjara
saat kusadari
kau takkan kumiliki

=======================================================================
Sedih yang Terlalu

Di penghujung hariku ini,
Tak juga bisa kutulis tepat
kesimpulan tentang perlakuanmu
Karena terlalu dalamnya kau menghilang
dalam lautan kemuna'anmu ...
Kau jung-jung tinggi rasa egomu,
untuk sebuah kepuasan ...

Tak juga kutemukan kebenaran itu
saat kau hadir dalam semu,
Hingga kasat dimataku ...
Sedang yanng tersimpan hanya luka

Mungkin aku sebuah karang yang hanya diam
Saat kau menjadi ombak menerjangku tak henti,
dan egomu, juga semua yang kau lakukan,
membunuhku perlahan ...

by: Imam Zenit
======================================================================
Tenggelam

Aku sedih dengan ukiran yang indah memuja akan dunia
Luka yang memahat
Luka yang begitu menusuk
Luka yang menghunjam jantungku
Tpai tidak ada yang tahu bahwa aku kecewa dalam cerita

Sampai untuk berpikir tentang cinta
Dengan hati bukan mata rasakan cinta
Untuk kehilangan akal sehat
Dan untuk membuat aku tenggelam

Tenggelam dalam kesedihan
Tenggelam dalam kepedihan dan kehancuran
Dengan semua janji-janji busukmu
Dengan semua janji-janji palsumu
Membuat sayap ini patah dan mati

Aku menangis meratapi takdir
Merasakan seakan dunia ini tak berarti lagi
Dan kini hanya kesedihan, kekecewaan yang menemaniku
Cinta ini sungguh aku tidak mengerti

By: Dodi
=======================================================================
Remuk Hatiku

senja menutupi mega
rintik gerimis mewarnai hari
hati yang telah patah
terbasahi hujan air mata
kau pergi tiada pamit
tetes darah yang kau tinggalkan
menjadi luka di hati
Ya Allah…..
tempatkan lah ia di surga-Mu
pertemukan lah kami
dengan Kasih dan Ridha-Mu
Amien.

By: Lina AR

=====================================================================
Cinta Ibarat Gempa

Ketika cinta datang..
Ia akan menggetarkan seluruh isi hati ..
Membuat hati tak menentu ..

Namun..
Ketika cinta itu lenyap ..
Yang kan tersisa ..
Hanyalah deraian air mata ..
Dan puing” cinta yang hancur berkeping-keping ..

Cinta..
Ajarkan aku Keihlasan..
Ajarkan aku bagaimana Menerima..
Dan ajarikan aku tentang kelapangan dada..

Jika dia menjadi milikku..
dan jika ia pergi dariku..
Izinkan aku mampu menahan diriku..
tidak ataupun lebih dari sekarang..

By: Randi

=======================================================================
Aku dan Dia

Aku mencintaimu,
Dia mencintaimu,
Sama punya rasa,
Mengharapkanmu...

Siapa aku ?
Akulah yang pertama,
Siapa dia ?
Dialah selingkuhanmu...

Kenapa kau tak setia,
Satu cinta tak cukup buatmu bahagia,
Aku tak tahu apa kekuranganku,
Mungkin inilah misteri cinta...

Haruskah aku mengalah demi bahagiamu,
Melepaskan tali kasih tlah lama terbina,
Tuhan,,beri aku keikhlasan,
Kalau memang mencintai itu keikhlasan...

By: Riska Madani

======================================================================

Keraguan

Sering kali kau tanyakan padaku,tentang Cintaku,
Dan juga harapanku...

Sering kali juga ku jawab pertanyaanmu,
Cintaku hanya kamu...
Rasaku hanya untukmu...
Dan Harapanku adalah Ingin memilikimu...

Masihkah kau Ragu atas ketulusan Cintaku...
Atas semua perhatianku padamu...
Semua ku curahkan hanya Untukmu...

Jika memang kau ragu lupakan saja Aku...
Dari pada membuat beban Hatimu...
Keraguan menguasai Jiwamu...


=====================================================================
Mulai Dari Mana

Harus ku mulai dari mana
Kala hati semakin merana
Sementara sepi kian memaksa
Dia berkata; Aku harus berbicara

Beribu puisi telah aku rangkai
Beribu sajak telah aku urai
Mewakili hati yang sepi
Mewakili jiwa yang nyeri

Sementara siang kian meradang
Sebentar lagi berubah petang
Aku masih saja terdiam
Dengan pemikiran yang merajam

Sementara sepi kian memaksa
Agar aku lekas berbicara
Dan lantang dalam bersuara
Selayak hidup dalam dunia

Namun apalah daya
Aku bisu, Aku bungkam
Aku tetap diam
Dan mungkin selamanya diam

 ========================================================================
Entah Sampai Kapan

Entah sampai kapan kesabaranku tak bergulir
Tetap tertanam di hati dan tak berakhir
Menahan badai kehidupan dan takdir

Entah sampai kapan ketegaranku tetap di dalam dada
Kokoh bak karang di samudera
Tuk menahan terjangan gelombang ujian dunia

...
Entah sampai kapan ketabahanku masih tersimpan di sanubari
Tertanam tuk hadapi misteri hidup ini
Tuk mengejar harapan dan mimpi-mimpi

Entah sampai kapan aku mampu bertahan
Menghadapi segala penderitaan
Ya Allah berikan hamba kekuatan



  =====================================================================
Tak Mudah

Tak mudah menjadi sepertiku
Tak mudah mengerti perasaanku
Tak mudah memahami isi hatiku
Namun begitu mudah mencaciku

Tak mudah berinspirasi
Tak mudah berimajinasi
Tak mudah menuangkan isi hati
...
Namun begitu mudah berkata tak terpuji

Tak mudah tuk berkarya
Sebuah seni tak mudah tercipta
Hanya karena selera tak sama
Begitu mudahnya mencela

Hargailah sebuah karya
Walau tak sebaik mereka
Cobalah tuk memahami
Tak semua bisa sehati

======================================================================
Ibu, Aku Rindu

Ibu, engkaulah air mata dalam bahagiaku
Senandung rindu dalam sepiku
kekuatan hati dalam tangisku

Ibu,sesungguhnya ku tak sanggup berdiri
tanpa restu dari tanganmu
tanpa keihklasan dalam do'amu
Tanpa senyummu dalam dukaku

Ibu...
Aku ingin pulang
menangis dipelukmu




====================================================================
Jangan Ada Penyesalan

Kita tidak perlu mencari alasan.
Mengapa mencintai.
Biarkan cinta tumbuh sendirinya.
Alasan apapun kita tak tahu kita cinta.

Tidak perlu ada penyesalan.
Pada cinta tidak bersahabat.
Hapuskan nama yang telah tersiksa.
Mulailah hidup baru dengan harapan.

Saat bertemu dengannya.
Katakan aku tak peduli.
Saat dirinya pergi.
Katakan atas nama cinta ku menanti.

Hapus airmata demi ketegaran.
Jangan tangisi kepergiaannya.
Tangisi dengan bahagiamu.
Kau pernah memiliki cintanya walau raga tak termiliki.

Mungkin Tuhan menginginkan bertemu.
Dan bercinta dengan orang yang salah.
Tapi kita harus mengerti.
Bagaimana berterimakasih atas Kurnia-NYA itu.

=====================================================================
Sahabat Sejati

kian lama hidup yang ku jalani
selalu bersama mu sahabat ku
susah sedih senang yang ku rasakan
bersama mu sahabat ku

sahabat
begitu banyak kenangan yang kita lalui
ke bahagian yang selalu kita rasa bersama
namun musnah dengan sekejap
telah di renggut oleh maut yang tak terduga

sahabat
kini kau telah pergi meninggalkan ku
meninggalkan semua kenangan kita
menyimpulkan sebuah air mata
yang terjatuh di pipi ku

sahabat
meski kini kita tak bersama
meski kita telah berbeda kehidupan
namun kita tetap satu dalam hati dan cinta
karena kau sahabat sejati ku

selamat tinggal sahabat ku
selamat jalan sahabat sejati ku
cinta kasih mu kan selalu satu di hati ku
selamanya ………

karya :zhulva

=======================================================================
Bersamamu Aku Tegar

Ku sadar..disini arti ketulusan yang sesungguhnya
Yang tak kudapati...di tempat lain!
Ku mengerti..makna kebersamaan yang sebenarnya
Hanya denganmu..bukan yang lain!

Disini juga, tak pernah ada kebohongan, seperti tempat lain
Semua berjalan jujur, tanpa pura-pura
Ini bukan basa-basi...seperti kata politisi
Sahabatku.....arti kejujuran yang nyata

Tawa dan canda terdengar lepas di semua bahagiaku
Tangis pun mengalir pilu di setiap dukaku
Kurasakan beban itu, bukan apa-apa
Selagi bisa kita berbagi dalam suka dan sedih

Sahabatku, Tuhan telah mengirim malaikat
Yang bersemayam di jiwamu
Kini kutau mengapa? Tuhan memilihmu
Hadir diantara tawa dan tangisku

Engkau adalah pilihan dari kehendak-Nya
Sahabatku, waktu terus berjalan..itu artinya
Harus melangkah terus kedepan
Jalan ini sangat panjang, takkan kuat sendirian

Beratnya hidup, harus diperjuangkan
Sahabatku, bersamamu aku hidup
Bersamamu aku tegar
Tak goyah, meski di hadang badai

Sahabat..! yakinlah
Bersama, kita akan tegak berdiri
Jangan pikul sendiri semua beban
Biarlah segala menjadi milik kita

=======================================================================
Tentang Sahabatku

Sahabatku adalah tetesan embun pagi
yang jatuh membasahi kegersangan hati
hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari
dalam kesejukan

Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
hingga mampu menerangi gulita semesta
dalam kebersamaan

Sahabatku adalah pohon rindang dengan seribu dahan
yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan
hingga mampu memberikan keteduhan
dalam kedamaian

Wahai angin pengembara
kabarkanlah kepadaku tentang dirinya

Sahabatku adalah kumpulan mata air dari telaga suci
yang jernih mengalir tiada henti
hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri
dalam kesegaran

Sahabatku adalah derasnya hujan yang turun
yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun
hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun
dalam kesucian

Sahabatku adalah untaian intan permata
yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan

Wahai burung duta suara
ceritakanlah kepadaku tentang kehadirannya

=======================================================================
Sahabat Itu ?

Selalu hadir dalam kehidupan kita
Baik itu senang atau susah
Tak perlu berkata ia pasti mendengar
Semua cerita akan tercampur dengan bumbu kisahnya
Menegur kala kita salah mengambil langkah
Menyokong kala kita mengangkat satu keputusan
Bertanggung jawab walau tak ikut menyebabkan
Meniupkan hawa kedamaian kala kita terbalut dalam emosi

Dan…
Selalu seperti itu hingga takdir memisahkan


Sumber: Googling : www.google.com

05 December 2013 by Admin · 0

26 November 2013

Cerita Mengharukan Perceraian Suami Istri

Ketika aku sampai di rumah malam itu sebagai istri saya melayani makan malam, aku memegang tangannya dan berkata, aku punya sesuatu untuk memberitahu Anda. Dia duduk dan makan dengan tenang. Sekali lagi aku melihat ada luka di matanya.

Tiba-tiba aku tidak tahu bagaimana untuk membuka mulut. Tapi aku harus membiarkan dia tahu apa yang saya pikirkan. Aku ingin bercerai. Aku mengangkat topik tenang. Dia tampaknya tidak terganggu oleh kata-kata saya, bukan dia bertanya lembut, mengapa?

Aku menghindari pertanyaannya. Hal ini membuatnya marah. Dia membuang sumpit dan berteriak padaku, kau bukan laki-laki! Malam itu, kami tidak berbicara satu sama lain. Dia menangis. Aku tahu dia ingin mencari tahu apa yang terjadi dengan pernikahan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan, dia telah kehilangan hati saya untuk Jane. Aku tidak mencintainya lagi. Aku hanya mengasihaninya!

Dengan perasaan yang amat bersalah, Aku menuliskan surat perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil kami, dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian. Wanita yang telah menghabiskan sepuluh tahun hidupnya dengan saya telah menjadi orang asing. Aku merasa kasihan padanya waktu terbuang, sumber daya dan energi tapi aku tidak bisa mengambil kembali apa yang saya katakan karena aku mencintai Jane begitu mahal. Akhirnya ia menangis dengan keras di depanku, yang adalah apa yang saya harapkan untuk melihat. Bagi saya, tangisannya merupakan suatu pembebasan. Ide perceraian yang telah terobsesi saya selama beberapa minggu tampaknya lebih kencang dan lebih jelas sekarang.

Keesokan harinya, aku kembali ke rumah sangat terlambat dan menemukan dia menulis sesuatu di meja. Aku tidak makan malam tapi langsung tidur dan tertidur sangat cepat karena aku lelah setelah hari yang sibuk dengan Jane. Ketika aku bangun, dia masih ada di meja tulis. Aku hanya tidak peduli jadi aku berbalik dan tertidur lagi.

Di pagi hari dia disajikan kondisi perceraiannya: ia tidak menginginkan apapun dariku, tapi diperlukan pemberitahuan satu bulan sebelum perceraian. Dia meminta agar dalam satu bulan kami berdua berjuang untuk hidup seperti biasa hidup mungkin. Alasannya sederhana: anak kami memiliki ujian dalam waktu satu bulan dan dia tidak ingin mengganggu dia dengan pernikahan kami rusak.

Ini adalah menyenangkan bagi saya. Tapi dia memiliki sesuatu yang lebih, dia meminta saya untuk mengingat bagaimana aku membawanya ke kamar pengantin pada hari pernikahan kami. Dia meminta agar setiap hari untuk durasi bulan saya bawa dia keluar dari kamar tidur ke pintu depan pernah pagi. Saya pikir dia akan gila. Hanya untuk membuat hari-hari terakhir kami bersama-sama tertahankan saya menerima permintaan yang aneh-nya.

Aku bilang Jane tentang kondisi perceraian istri saya. . Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. Tidak peduli apa trik yang ia lakukan, ia harus menghadapi perceraian, ia mencemooh.

Saya dan istri saya tidak punya kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu secara eksplisit diungkapkan. Jadi ketika saya membawanya keluar pada hari pertama, kami berdua tampak canggung. Anak kami menepuk punggung kami, ayah memegang ibu dalam pelukannya. Kata-katanya membawa saya rasa sakit. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan lebih dari sepuluh meter dengan ia dalam lenganku. Dia menutup matanya dan berkata lembut, jangan memberitahu anak kita tentang perceraian. Aku mengangguk, merasa agak kesal. Aku menurunkannya di luar pintu. Dia pergi untuk menunggu bus untuk bekerja. Aku pergi sendirian ke kantor.

Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku. Aku bisa mencium wangi di bajunya. Saya menyadari bahwa saya tidak melihat wanita ini dengan hati-hati untuk waktu yang lama. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi. Ada kerutan halus di wajahnya, rambutnya mulai beruban! Pernikahan kami telah mengambil korban pada dirinya. Untuk sesaat aku bertanya-tanya apa yang telah kulakukan padanya.

Pada hari keempat, ketika aku mengangkatnya, aku merasakan keintiman kembali. Ini adalah wanita yang telah memberi sepuluh tahun hidupnya untuk saya. Pada hari kelima dan keenam, aku menyadari bahwa kami rasa keintiman tumbuh lagi. Aku tidak memberitahu Jane tentang hal ini. Ini menjadi lebih mudah untuk membawa dia sebagai bulan berlalu. Mungkin latihan sehari-hari membuat saya lebih kuat.

Dia memilih apa yang akan dikenakan pada suatu pagi. Dia mencoba pada beberapa gaun tapi tidak bisa menemukan yang cocok. Lalu ia menghela napas, semua gaun saya telah tumbuh lebih besar. Saya tiba-tiba menyadari bahwa ia telah tumbuh begitu tipis, itulah alasan mengapa aku bisa membopongnya dengan ringan.

Tiba-tiba aku tersadar ... dia telah mengubur begitu banyak rasa sakit dan kepahitan di dalam hatinya. Tanpa sadar aku mengulurkan tangan dan menyentuh kepalanya.

Anak kami masuk pada saat dan berkata, Dad, saatnya untuk membawa ibu keluar. Baginya, melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian penting dari hidupnya. Istri saya menunjuk ke anak kami untuk mendekat dan memeluknya erat-erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada menit terakhir ini. Saya kemudian memeluknya dalam pelukanku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya dikelilingi leherku lembut dan alami. Aku menyanggah badannya dengan kuat, itu hanya seperti hari pernikahan kami.

Tapi berat badannya jauh lebih ringan membuat saya sedih. Pada hari terakhir, ketika aku memeluknya dalam pelukanku Aku hampir tidak bisa bergerak selangkah. Anak kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluknya dengan kuat dan berkata, aku tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra. Aku pergi ke kantor .... melompat keluar dari mobil tanpa sempat mengunci pintu. Aku takut keterlambatan akan membuat saya berubah pikiran ... Aku berjalan di lantai atas. Jane membuka pintu dan aku berkata kepadanya, Maaf, Jane, Aku tidak ingin bercerai lagi.

Dia menatapku, heran, dan kemudian menyentuh dahiku. Apakah Anda mengalami demam? Katanya. Aku pindah tangannya dari kepala saya. Maaf, Jane, saya katakan, saya tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak menghargai rincian kehidupan kita, bukan karena kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang saya menyadari bahwa sejak aku membawanya ke rumah saya pada hari pernikahan kami saya seharusnya memeluknya sampai kematian memisahkan kita. Jane tampaknya tiba-tiba bangun. Dia memberi saya tamparan keras dan kemudian membanting pintu dan menangis. Aku menuruni tangga dan pergi. Di toko bunga di jalan, aku memesan karangan bunga untuk istri saya. Pramuniaga bertanya apa untuk menulis pada kartu. Aku tersenyum dan menulis, aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian memisahkan kita.

Malam itu saya tiba di rumah, bunga di tanganku, senyum di wajahku, aku berlari naik tangga, hanya untuk menemukan istri saya di tempat tidur - meninggal. Istri saya telah berjuang selama berbulan-bulan KANKER dan aku begitu sibuk dengan Jane bahkan melihat. Dia tahu bahwa dia akan segera meninggal dan ia ingin menyelamatkanku dari reaksi apapun negatif dari anak kami, jika kita mendorong melalui dengan perceraian -. Setidaknya, di mata anak kami - aku suami yang penuh kasih ... .

Rincian kecil dari kehidupan Anda adalah apa yang benar-benar penting dalam sebuah hubungan. Ini bukan rumah, mobil, properti, uang di bank. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kebahagiaan tetapi tidak bisa memberikan kebahagiaan dalam diri mereka.

Jadi menemukan waktu untuk menjadi teman pasangan Anda dan melakukan hal-hal kecil untuk satu sama lain yang membangun keintiman. Apakah memiliki pernikahan yang bahagia nyata!

Jika Anda tidak berbagi ini, tidak ada yang akan terjadi pada Anda.

Jika Anda melakukannya, Anda mungkin akan menyelamatkan pernikahan. Banyak kegagalan dalam hidup ini adalah orang-orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. "

26 November 2013 by Admin · 0

25 November 2013

Cerita Mengharukan Akhir Dari Pelukan

Siap ya sahabat FPCM Semoga yang sudah membaca bisa merenungkan hal positif :)

Kamis, 24 februari .. Adalah hari ulang tahunku yang ke 15, seperti tahun-tahun yg telah lewat, aku tidak mendapat kejutan apapun dari mama yg sibuk dengan pekerjaanya ataupun papa yg telah pergi meninggalkan aku dan mama bahkan tidak mau mengaggapku sbg anak karna keadaanku yang tak mampu berjalan bahkan bebicara, aku bagai patung pajangan dirumahku sendiri.

Lasri, iya itulah nama mbok sri wanita yg merawatku, pembantu yg sudah mengabdikan dirinya pada mama bertahun-tahun, dia datang membuatkan aku nasi kuning lalu memberiku hadiah "jam dinding" .. "artinya adalah waktu, lihat jam nya berputar, itu menandakan akan ada waktu dimana mama bisa memeluk dan menciummu" begitu kata mbok sri yg membelai rambut dikepalaku yg berada dipangkuanya.. Mama dimana dia, aku ingin dia ada disini aku ingin dia yg jadi mbok sri.. Mama, aku rindu mama.. Tidak kah mama mau memperhatikanku sedikit saja.. Ada suara seseorang masuk rumah, mama? Itukah mama? Tidak itu bude hanah ..
Bude hanah itu galak, dia suka marah2 .. Sudah tak heran, hari ini ia membawa berita dan aku langsung mendengar cacian dari budeku "kamu itu anak pembawa sial ! Bapakmu pergi meninggalkan mamamu karna kamu,dari dulu keluarga ga ada yg terima kamu, sedetikpun mamamu ga pernah mau menggendongmu, tahu? Sekarang karna sms dari pembantu sialan yg bilang kalau kamu ulang tahun hari ini membuat mamamu kecelakaan !" begitu cacianya ..

Itu membuatku tak henti menangis, mama ..
Dimana dia, dia kecelakaan, karna aku , aku berteriak pada bude untuk mengantarkan aku kemama namun yg keluar dari mulutku hanya suara aneh "Aaaagggghhhhhuuuuhhh" itu membuat budeku melotot dan meninggalkan aku yg masih bersama mbok sri meninggalkan sebuah kalimat "Sekarang juga,kamu dipecat !" aku mengguncang2 tubuh mbok sri .. Dia tak mau menegok dia hanya menunduk dan menangis lalu memeluku erat-erat .. Tidak, mbok tidak boleh pergi .. Aku ingin bicara begitu namun aku tak sanggup ..

New york, mama skrg berada dinew york .. Sedang apa, aku tak tahu ..
Mbok sri benar2 meninggalkan aku, aku dirumah bersama bude yg kerjanya selalu memarahiku, aku sering mengadu sakit kepala dan mimisan namun tak dihiraukanya .. Mataku sering kabur, tetap tak dihiraukan .. Hingga akhirnya aku masuk rumah sakit, berbulan-bulan aku dirumah sakit, kata dokter sakit ku leukimia .. Apa itu? Aku tak tahu .. Yg aku tahu kepalaku sakit ..
mama .. Dia tidak pernah terlihat .. Mbok sri juga tidak ada, yg ada hanya alat-alat diruanganku ini, sungguh bosan, aku ingin mama, aku ingin mbok sri ..
Pukul 22.00, mama datang .. Dia menghampiriku, aku ingin memeluknya tapi dia hanya berkata "makanya, kalau suruh makan jangan susah .. Bikin susah orang lain saja kamu" dan pergi lagi ..
Oh tidak, mama aku hanya ingin dipeluk, dibelai saja tak apa maa .. Kalau bisa cium aku, aku mohon maa ..

Istighfar, mbok sri selalu menyurhku mengucap istighfar bila merasa sakit .. Aku mengucap nya dalam hati ketika aku merasa sakit seperti saat ini, mama .. Sakit ma .. Kepalaku sakit, tubuhku sakit, namun hari sudah malam aku berteriak namun tak ada yg dengar .. Maa .. Bantu aku ma, mbok sri .. Mbok sri bantu aku ..
Aku tak sadar, aku tertidur dan ketika aku bangun aku sudah berada diruang yg lengkap dengan peralatan dokter, beberapa orang memakai seragam putih tak ada mama, tak ada mbok sri .. Hanya bayangan papa yg kulihat diwajah dokter yg membelai rambutku dan menyuntiku hingga aku tertidur

Kurnia, itu nama mamaku .. Mama yg tak juga datang ketika aku sudah terbangun, tak ada orang disekelilingku .. Namun aku mendengar banyak isak tangis dari luar ruanganku, mungkin itu orang-orang yg menunggu keluarga nya di RS ini, boneka barby ini pemberian mama 2 tahun lalu saat aku berulang tahun .. Aku menemukanya dimeja kamarku, tak ada nama pengirimnya tapi aku yakin itu dari mama,
cekreek.. Suara pintu terbuka !! Mama.. Itu mama , aku tersenyum menyambutnya namun dia terpaku didaun pintu dan memandangi aku yg tersenyum manja .. Oh tidak, air mata mama mengalir , mama kenapa ? Mama sedih melihatku? Aku menyusahkanmu ma? Tidak ..tidak aku janji ma, setelah sembuh aku tidak akan nakal dan menyusahkan mama lagi, mam berhentilah menangis maa .. Aku mohon,
mama menghampiriku, oh tuhan, mama memeluku .. Mama menciumku .. Ingin rasanya membalas pelukan mama namun tubuhku tak kuat .. Tubuhku melayang, aku tak ingin tertidur .. Jangan lepaskan pelukanmu
maa.. Jangan ..
Tubuhku terus melayang menggapai bintang, mama .. Aku melihatnya dibawah sana memeluku, menangis terus menangis .. Namun aku terus dituntun untuk kebintang .. Oh tidak mama tidak terlihat lagi ..mamaaa...

Aku bahagia, bahagia Disisi Allah sekarang .

Semoga Memberi ispirasi terbaik untuk Sahabat FPCM

25 November 2013 by Admin · 1

24 November 2013

Cerita Mengharukan Tragedi Sukhoi Lalu


Tragedi Sukhoi, Saat terakhir aku melihat jasadnyaNama gua Arnhenzky Arzhanka, ribet ye nama gua. Kalau begitu panggil aja Anes. Nama itu dikasih bokap gua karena dia gak sengaja mendengar nyokap gua mengandung pada saat dia sedang jalan-jalan di Rusia so.. nama gua ala-ala Rusia gitu. Umur gua sekarang 25 tahun, pekerjaan gua saat ini kuli seni atau kerennya disebut telent. Gua jalani kehidupan sebagai kuli seni ini buat nabung modal gua di masa depan untuk jadi wiraswata kayak bokap gua yang cukup sukses sebagai penjahit baju ( tailor). So, demi masa depan gua, gua kerja tanpa kenal batas waktu sampai tidur pun terkadang suka lupa waktu.

Gara-gara lupa waktu ini, gua jadi mengenal seseorang ; seseorang yang memiliki senyum terindah yang pernah gua lihat seumur hidup gua. Gua menyebutnya sebagai takdir pertama. Kisahnya dimulai saat itu ketika suatu hari, gua gak sadar ketiduran dan tiba-tiba telepon gua berbunyi.

Dengan setengah mengantuk gua angkat.

“ anes, loe dimana? “ teriak menejer gua kencang dibalik telepon

“ dikamar.. kenapa? Teriak-teriak kayak kebakaran aja” Tanya gua

“ buruan loe ke Bali. Itu ada jadwal syuting iklan. Itu tim produksi uda di Bandara nunggui loe..”

“ lah.. emang jam berapa?” Tanya gua memperhatikan jam di kamar.

“ jam 10 pesawat.. ini uda jam 8.30. Loe belum juga boarding..”

Sumpah mampus!! gua kaget setengah mati, karena keasyikan tidur sampai lupa kalau hari ini gua harus pergi ke Bali buat syuting. Akhirnya gua, dengan langkah 1000 menembus kemacetan Jakarta dengan penuh perjuangan menuju bandara. Setiba di sana, gua sudah telat, dengan terburu-buru gua menuju pesawat. Untungnya nama gua masih dipanggil-panggil walau tersisa 10 menit lagi. Pesawat yang gua gunakan saat itu adam air. Dengan kebingungan gua menuju kabin pesawat.

Seorang perempuan cantik menyapa gua di depan pintu kabin :

“ini mas Ar..nhen.. zky Arz..hanka?”kata dia dengan kesulitan menyebut nama gua

“iya iya.. aku duduk mana ya?” Tanya gua.

“aduh hampir aja di tinggal pesawat.. buruan mas ikuti aku, penumpang uda ngamuk-gamuk neh nunggu mas.. ”kata perempuan itu.

Akhirnya dia mengantar gua ke kursi dan sialnya karena terburu-buru kaki gua tersandung kursi dan menimpa tubuh pramugari itu yang ikut terjatuh. Melihat kejadian itu pramugari-pramugari dan penumpang di deket kita ngebantu dengan cepat. Tentu aja kejadian itu membuat gua malu setengah mati. Lebih gak enak hati karena membuat sang pramugari jadi pusat perhatian. Gua mengucapkan kata maaf. Dia hanya tersenyum dan pergi. Padahal gua tau, dia pasti marah banget karena dibuat malu sama gua. Akhirnya dia ke belakang kabin dan ketua pramugari yang bertugas mengantar gua ke kursi.

“aduh mbak sorry jadi gak enak.. mata masih 5 watt neh..” kata gua.

“makanya lain kali kalau tidur pakai pakai alarm supaya gak telat..” kata pramugari itu dengan sabar.

Akhirnya dia mengantarkan gua ke tempat kursi gua. Teman-teman tim produksi bernafas lega menemukan gua di pesawat. Setelah menghela nafas. Gua tetap merasa tak enak hati karena kejadian tadi, sepanjang perjalanan menuju bali gua terus memperhatikan pramugari tadi dan memperhatikan nama di name tag miliknya dengan sembunyi-sembunyi. Namanya Nur Ilmawati. Setiap dia berjalan, gua melempar senyum dan merasa tidak enak hati karena membuat dia malu, tapi dia hanya diam tak merespon.

Sampai akhirnya, pesawat mendarat dan saat itulah terakhir gua harus pergi. Rasanya ingin mengucapkan maaf untuk terakhir kali tetapi percuma juga karena dia pasti sibuk; pikir gua. Ketika gua turun dari kabin pesawat dan bertemu dengan ketua pramugari yang menyambut kepergian tamu. Gua mengucapkan salam dan tiba-tiba dia memberikan gua sehelai tisue

“apaan ini?”

“kalau mau minta maaf, itu nomornya..”

“oh.. makasih mbak.. “kata gua.

Sepertinya semua petugas di dalam pesawat sudah tau rasa bersalah gua dan mereka memberikan kesempatan gua untuk meminta maaf dengan cara yang lucu. Setelah tiba di hotel di bali. Gua kemudian mengiriman sms kepada pramugari yang di kertas itu ditulis namanya” Ilma “

“Ilma ya.. maaf ya tadi dipesawat bikin kejadian memalukan.. merepotkan. Anes..”

Dengan kebingungan dia membalas.

“kok bisa tau nomor aku?”

“dari senior kamu gapapa kan, dimaafin gak?”

“dimaafkan kok. Kan dalam ajaran agama, memaafkan itu amal ibadah..”

Mendengar kalimat itu gua merasa lega. Kami pun jadi sering smsan beberapa hari sampai akhirnya dari perkenalan itu berakhir begitu saja tanpa pernah bertemu. Kesibukan dia sebagai pramugari dan gua sebagai kuli seni membuat takdir kami berjalan. Tapi tidak begitu lama, sampai suatu ketika. Tanpa sengaja, gua menerima sms dari Ilma yang salah sms bahwa dia sedan di semanggi. Karena kebetulan gua juga sedang menuju semanggi. SMS nyasar itu akhirnya menjadi takdir kedua yang menjadi pertemuan kita.

Ilma yang gua lihat saat menjadi pramugari terkesan dewasa dan serius, ternyata saat bertemu bisa juga terlihat lucu. Pada saat itu dia bercerita kalau dia sudah tidak lagi bekerja karena maskapai tempat dia lagi kerja bangkrut dan sedang melamar pekerjaan. Akhirnya dari pertemuan itu kita menjadi saling dekat dan berjanji untuk sering bertemu dalam beberapa kesempatan.

Sampai suatu ketika, kita lagi jalan dan duduk di pantai Ancol sambil menikmati matahari sore. Ilma yang gua pikir terlihat bahagia dengan senyum indahnya ternyata tidak sebahagia senyumnya. Semakin kita mengenal, semakin gua tau betapa rapuh diantara senyum itu. Saat itu dia bertanya sama gua, kenapa gua mau jadi kuli seni? Lalu gua menjawab



“abis aku gak suka kerja kantoran.. kalau mau cari duit gampang ya coba disini dulu. Kebetulan muka aku katanya lumayan buat iklan.. lagian aku males kuliah, jadi bokap Cuma kasih dua pilihan fokus kerja atau kuliah.. ya aku fokus kerja dong..”

“kamu enak ya, gak usah pusingi harus bagaimana dalam hidup kamu.. dibandingin aku.. mau kuliah aja gak bisa. Syukur-syukur bisa lulus SMA tapi sekarang nasib cari kerja aja susah..”

“memangnya kenapa?”

“ aku gak seperti kamu, punya keluarga yang bisa bantu selalu untuk bertahan hidup. Sebaliknya, aku harus bekerja untuk bertahan hidup untuk aku dan keluargaku..”

Gua jadi bingung mengapa dia berkata demikian dan ia pun bercerita tentang masa lalunya.

Ilma kecil lahir dari empat bersaudara. Ia paling kecil diantara ketiga kakaknya. Ibu dan ayahnya bercerai, keduanya sudah menikah kembali. Ilma kemudian diasuh oleh kakak perempuan tertuanya dibantu oleh neneknya. Jadi masa kecilnya dihabiskan dengan didikan nenek dan kakaknya. Kakaknya sendiri bukan orang yang mampu tapi dengan sekuat tenaga ia membantu Ilma sampai lulus sekolah. Karena ilma merasa sudah dewasa akhirnya ia memutuskan mencari pekerjaan. Apapun pernah ia lakukan sampai menjadi SPG sampai menjadi penjual tiket di XXI. Impiannya hanya satu yaitu mengubah kehidupannya lebih baik dan membalas kebaikan mereka yang merawatnya.

Dia bercerita dengan tangis bagaimana kehidupan keluarganya.. gua merasa tidak enak hati membuat dia menangis. Tapi akhirnya gua membuat satu pertanyaan terakhir…

“kok kamu mau jadi pramugari?”

“sejak kecil, aku tuh gak pernah naik pesawat. Mimpi naik pun gak berani.. Itu kan hanya untuk orang mampu.. sedangkan aku orang miskin. Jadi impian kecilku ya pengen naik pesawat. Kebetulan suatu ketika aku denger dari teman kalau ada buka lowongan jadi pramugari.. akhirnya aku coba ngelamar.. dan yang paling membuatku optimis, perusahaan itu membuka lowongan untuk lulusan SMA. Akhirnya aku ngelamar dan diterima..””

“kamu emang gak takut diatas ketinggian..?”Tanya gua.

“Takut sih, tapi mau gimana lagi.. kalau aku kerja jadi kasir penjual tiket seumur hidup juga gak akan bisa mengubah kehidupan aku. Yauda aku hilangin rasa takut aku jadi pramugari, gajinya kan lumayan besar..”

“begitu ya?”

“kenapa kamu takut ya naik pasawat?”

“hehehe. Lumayan sih. Abis serem banget kalau naik pasawat apalagi pas goyang-goyang, jantung kayak mau copot”

“ kalau gitu jantungnya di rem aja pake lakban supaya gak hilang..”katanya yang membuat kami tertawa.

Akhirnya lelucon tadi bisa membuat dia yang tadi menangis bercerita tentang kehidupan masa lalunya tersenyum kembali. Tapi gua jadi paham satu hal tentang dia. Kalau dia bekerja bukan hanya untuk dia sendiri, makanya selama masa pengangguran gini dia sedikit sedih karena banyak orang yang harus dia bantu dalam kehidupan. Dia harus bantu orang tuanya, dia harus bantu keponakannya agar tetap bisa sekolah, dia harus membalas jasa kakaknya dan hal yang paling menyedihkan dia melakukan segalanya tanpa pernah berpikir tentang dirinya sendiri.

Bukannya itu semua tugas orang tua Ilma? Keduanya telah memiliki keluarga dan anak-anak yang harus dibiayain.. hal yang paling sesali ia tidak pernah melihat yang namanya keluarga utuh seperti di sinetron-sinetron walaupun dia sendiri bermimpi kelak semua keluarganya berkumpul bersama dalam sebuah kebahagiaan dan menghapus semua jarak serta hal yang memisahkan mereka.

Kemandirian dan dedikasinya dalam keluarga membuat gua jatuh cinta dan akhirnya menyatakan cinta sama dia. Dia menerima gua dan akhirnya kami jadian setelah hari itu sebagai pasangan kekasih.

Dan gua menyebutnya sebagai takdir ketiga..

  Setelah kami jadian, Ilma mendapat kabar gembira kalau dia di terima kerja di maskapai Riau Airlines dengan gaji yang memuaskan walau harus diluar kota. Gua mengucapkan selamat untuk pekerjaan barunya walau dengan begitu gua jadi tau, pekerjaan itu akan membuat dia semakin jarang bertemu dengan gua. Karena dia selalu pergi dari satu kota ke kota lain. Tapi gua menjalani semua ini dengan suka cita, sebagai kekasih. Kami sama-sama menjalani kehidupan cinta yang indah. Walau hanya bisa bertemu sebulan sekali atau dua kali.

Ilma dengan pekerjaan barunya benar-benar memanfaatkan apa yang ia dapat untuk masa depan dia sendiri. Dia bekerja mati-matian untuk mengambil setiap kesempatan terbang agar bisa mengubah hidupnya. Dia menabung untuk satu hal yang selalu dia katakan ke gua. Karena sejak kecil dia selalu hidup menumpang dari kakaknya yang mengontrak rumah dengan berpindah-pindah, dia pengen banget punya satu tempat untuk selamanya yaitu sebuah rumah untuk dirinya. Akhirnya dia menabung untuk impian dia itu.

Seperti sebuah kisah cinta, gak selalu indah dan baik-baik saja. Kita juga terkadang mengalami keributan kecil dan semua baik-baik saja sampai akhirnya suatu ketika kami terlalu jauh dalam keributan dan putus nyambung akhirnya putus untuk waktu yang lama. Tapi kita sama-sama sadar, bahwa kita saling mencintai dan akhirnya berpisah untuk mencoba intropeksi agar mengerti arti kita di hati masing-masing. Gua fokus pada kariel gua yang sedang naik, begitu pula dengan Ilma dan tanpa sadar kami berpisah oleh waktu. Dalam kesendirian itu, gua jatuh cinta sama seseorang dan menjalin hubungan.

Ilma mendengar hubungan baru gua dan mengucapkan selamat. Gua tau, hatinya pedih dan gua merasa tidak enak hati karena membuat dia terluka. Akhirnya gua memutuskan untuk tidak menghubungi dia sementara waktu, agar dia tidak lebih menderita karena hubungan baru gua. Di hari-hari berikutnya, gua pun mendapat kabar kalau Ilma sudah memiliki kekasih lain. Apa yang gua rasakan adalah rasa perih dan gua baru menyadari betapa bodohnya gua melewatkan dia dalam hidup gua, tapi gua tidak bisa egois dan akhinya menerima takdir kami masing-masing.

Ilma sepertinya sedang dicoba oleh takdir. Riau Airlines kembali mengalami kebangkrutan dan akhirnya dia tidak bekerja. Tapi tidak begitu lama dari kejadian itu ia pindah bekerja ke Mandala Airlines. Artinya dia akan pindah kembali ke Jakarta. Diam-diam pada saat itu, kami berjanji untuk bertemu sebagai sahabat karena masing-masing dari kami punya kekasih. Kami bertemu di sebuah tempat yang pernah jadi tempat terindah kami dulu. Di sebuah pantai.

Saat itulah kami mencoba untuk mengerti mengapa kami menjadi seperti ini dan satu hal yang akan gua ingat selalu tentang kata-kata terakhirnya.

“ kalau kita berjodoh kita akan akan pernah dipisahkan takdir. Dengan siapa pun kamu? pacaran kalau jodohnya kamu adalah aku, maka aku akan jadi takdir kamu..”

“jadi aku harus gimana?”

“kita gak harus gimana-gimana. Kita percaya saja takdir. Untuk sementara, kita gak usah berhubungan.. kamu hapus aku dari bb kamu. Aku juga hapus. Kita berdoa saja.. kalau memang takdir semoga kita kembali bersatu..””

Gua hanya tersenyum. Walau hati ini berharap demikian tapi gua gak akan pernah menolak bilamana itu terjadi. Akhirnya kami memutuskan hal terakhir yang bisa membuat kami saling kontak, Selanjutnya gua serahkan kepada Tuhan. Karena sebenarnya gua dan dia masih saling sayang akan tetapi keadaan membuat kita gak bisa bersama lagi. Yaitu kami sama-sama punya kekasih dan tidak ingin menyakiti siapapun. Setelah itu Ilma fokus pada pekerjaan dan impiannya untuk waktu yang tak pernah terjawab..

Setahun kemudian
Cinta sepertinya begitu rumit hubungan gua sama kekasih gua saat ini akhirnya berakhir. Gua menjadi seperti dahulu kala, sendiri. Ketika gua sendiri, menjalani hidup gua seperti biasanya. Suatu ketika gua kembali bertemu dengan ilma tak sengaja di bandara. Pada saat itu dia sudah tidak lagi bekerja di Mandala Airlines karena hal yang sama terjadi kembali, maskapai perusahaan dia bangkrut. Sayangnya dia masih bersama kekasihnya, tapi kita menjalin hubungan kembali dan melupakan janji kita untuk tidak saling kontak karena ia sudah bekerja di Jakarta kembali di Sky Avination.

Ilma dan gua sering kontak walau hanya sekedar bertanya kabar. Tapi gua tau, tidak baik untuk menganggu hubungan dia sama kekasihnya saat itu. Jadi dari hari ke hari, ia selalu bercerita banyak hal tentang apa yang terjadi dalam hidupnya dan gua menjad pendengar yang baik bagaikan seorang saudara. Dia menganggap gua adalah orang yang paling layak tau apa-apa saja yang telah ia miliki dengan apa yang ia kerjakan dengan penuh keringat. Gua senang dia bisa mulai mencicil rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah, bahkan dia sudah bisa lebih baik dalam hidup karena pengalaman dia sebagai pramugari senior membuat hidup dia lebih baik, artinya kehidupan keluarganya pun jadi lebih baik.

Sampai suatu malam entah mengapa dia bertanya sama gua.

“bisa gak sih kita kembali kayak dulu, sebagai kekasih, bukan seperti saat ini. Seperti ada jarak diantara kita yang bikin kita tidak bisa seperti dulu..”

“keadaan kita beda.. kamu sudah ada yang punya.. aku gak bisa.. seperti saat ini saja aku sudah bahagia kok.. “

“aku enggak.. aku enggak bahagia.. “

“kamu harus coba bahagia.. kamu pasti bisa..”

Karena tidak ingin merusak hubungan dia sama kekasihnya, akhirnya gua menghilang sesaat dari hidup Ilma. Walau dalam hati gua merasa sedih untuk pergi dari hidup dia, tapi gua harus lakukan semua yang menyakiti hati gua. Gua selalu menghindar dan tak jarang enggak membalas semua pesan yang dia kirimkan ke gua. Walau gua selalu memperhatikan status yang dia buat di Blackberry. Gua juga bilang kalau gua sudah balikan sama mantan supaya dia bisa mengerti walau itu bohong semata.

Suatu malam, gua mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon ke Ilma untuk hari ulang tahunya. Gua senang, gua menjadi orang pertama yang mengucapkan hal itu ke dia. Tapi di telepon terdengar suara tangis darinya.

“kamu nangis ya?”

“Enggak kok.. Cuma senang aja dikasih Tuhan umur yang panjang sampai bisa ngerayain ulang tahun ke 25..”

“ kalau gitu make a wish dong..?” kataku.

Entah mengapa dia berkata sesuatu yang membuat gua terdiam.

“ Aku mau make a wish sama kamu boleh?”

“kok sama aku, sama Tuhan dong? Tapi yauda gapapa.. ngomong aja..”

“ kalau ini uda jadi saat terakhir aku merayakan ulang tahun aku, aku mau kamu tau. Kalau aku bahagia mengenal kamu dan aku titip semua yang aku miliki sama kamu ya.. ” katanya yang membuat aku tersentuh.

“ kok kamu ngomong gitu?”

“karena Cuma kamu yang benar-benar tau bagaimana kehidupan aku, keluarga aku dan semua impian aku.. makanya aku bahagia.. soalnya teman-teman aku bahkan gak ada yang pernah tau semua tentang hidup aku.. karena aku harus jujur, aku malu kalau mereka tau keadaan keluarga aku, Cuma sama kamu aja.. aku jadi berani dan sadar.. bagaimanapun keadaan keluarga aku, mereka itu tetap bagian hidup aku.. ” ceritanya padaku

“aku juga bahagia kok..kamu jangan bikin aku bingung ah.. make a wish kok jadi sedih gini.. ayo dong senyum.. kan senyum kamu itu hadiah terindah dari Tuhan.. nah sekarang kamu mau kado apa dari aku?” Tanya gua..

“ aku gak mau apa-apa aku Cuma mau kamu jangan pernah lupain aku dalam hidup kamu.. bisa?”

“pasti..”kataku pendek.

Dan setelah hari itu, kata-kata itulah kata-kata yang terakhir gua dengar darinya. Suara terakhir yang gua dengar darinya. Gua belum sempat memberikannya kado ulang tahun dan berjanji setelah gua enggak sibuk syuting gua pasti membawakan kado itu untuknya. Jadwal kami yang sama-sama sibuk membuat kami tidak sempat bertemu. Akhirnya gua memutuskan untuk mengantarkan kado itu ke rumahnya. Sebuah parfum yang aku miliki satu dan dia satu. Jadi parfum itu edisi khusus yang gua beli pada saat tidak sengaja pergi ke Singapura. Ilma menerima kado itu dan mengucapkan terima kasih. Dan dia memberitahu kalau dia sudah sendiri.

Sebenarnya pada saat itu gua bisa juga memutuskan untuk menjalin hubungan kembali tapi dia sepertinya lampu hijau yang diberikan Ilma tentang kesendirian tak begitu gua perhatikan karena sibuk dengan pekerjaan gua. Sampai akhirnya dua hari sebelum hari terakhir takdir memisahkan kami. ilma mengatakan pada gua.

“jadi setelah kita sama-sama sendiri.. menurut kamu kalau kita balikan gimana ?”

“kasih aku waktu untuk berpikir.. aku pengen banget kita seperti dulu.. tapi saat ini aku sibuk, aku takut gak bisa membuat kamu bahagia.. kamu mau nunggu aku kan?”

“aku tau kok.. aku akan selalu nunggu kamu.. kapan pun itu.. aku akan selalu nunggu kamu.. kamu kalau kerja ingat kesehatan kamu ya….”


Kata kata itulah hal yang terakhir gua dapatkan darinya sebelum dua hari kemudian disaat gua terbangun dari tidur dan mendapatkan kabar kalau Ilma telah menghilang bersama kejadian pesawat sukhoi dimana ia sedang bekerja. Sebelumnya gua uda punya firasat yang aneh sekali, entah mengapa tiba-tiba blackberry gua mati dan kehilangan semua data gua, saat gua coba back up. Hampir semua foto-foto Ilma dan kontaknya hilang. Gua pun berpikir untuk hubungin dia untuk minta no pin dia akan tetapi nomor dia gak aktif. Sampai akhirnya gua baru sadar kenapa dia gak bisa dihubungi, yaitu ketika tau dari teman-teman kalau Ilma adalah salah satu penumpang di pesawat sukhoi naas itu.

Hati gua hancur, perih dan sedih. Segera gua mencari tau keberadaan Ilma di bandara halim dimana sudah ratusan orang keluarga yang hilang bersamaan dengan pesawat sukhoi berkumpul. Pertama dalam hidup gua, akhirnya gua benar-benar melihat keluarga Ilma berkumpul disana. Ayah, ibu, nenek kakak dan keponakan-keponakannya menunggu dengan cemas. Kita berharap Ilma masih hidup dan berdoa kepada Tuhan, karena seumur hidup hanya saat inilah dia bisa melihat semuanya berkumpul dan tentu dia akan bahagia ketika ia selamat nanti melihat senyum kebahagiaan mereka menyambut Ilma.

Akan tetapi harapan dan cahaya bahwa tidak terjadi apa-apa dengan pesawat sirna seketika, Tuhan berkehendak lain, pesawat sukhoi ditemukan dan semua penumpang dinyatakan meninggal. Saat itulah gua menangis, menangis karena kehilangan orang yang pernah ada dan mencintai gua dengan tulus. Penyesalan terberat yang tak bisa gua bayangkan adalah mengapa pada saat terakhir dia memberikan sinyal untuk bersatu tetapi gua malah menunda itu terjadi.



Ilma sepanjang hidupnya ingin sekali keluarganya yang tercerai belai bersatu. Akhirnya pada hari dimana dia telah tiada, seluruh keluarganya berkumpul. Tetapi sayangnya mereka berkumpul untuk hal yang tidak ia tentu harapkan.. yaitu saat mereka harus menangis untuk kepergiaannya. Gua harus mengucapkan rasa bangga atas apa yang dia harapkan dalam hidup benar-benar terjadi. Dia selalu berkata sama gua, impiannya pada suatu ketika hanya ingin membuat keluarganya bahagia. Memberikan tempat yang layak untuk kakaknya, membuat orang tuanya bahagia untuk itulah dia mengambil pekerjaan yang paling beresiko sekalipun.

Semua telah ia lakukan, hutang-hutang budi kehidupan yang telah terbalas dalam kehidupan akhirnya nyata. Sebagai tulang punggung keluarga yang bekerja mati-matian tentu keluarga akan kesulitan ketika ia pergi, berkat adanya hibah dari Pemerintah Rusia atas bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan, Ilma masih bisa melakukan sesuatu yang besar di akhir hidupnya, itulah hal terakhir yang bisa ia lakukan untuk membahagian kelurganya walau harus dengan sebuah hal yang tidak diharapkan oleh siapapun.

Ilma kini telah pergi dengan senyum terakhirnya, mungkin sejak kecil ia emang gak pernah mengerti mengapa dia harus terlahir ke dunia ini bilamana ia harus berjuang dari kehidupan yang ia jalanin dengan susah payah hanya untuk membahagiakan orang lain sampai akhir hidupnya. Keluarganya mungkin tidak seindah yang ia harapkan seperti dalam sinetron-sinetron tapi janjinya untuk membuat keluarga bahagianya sampai titik darah penghabisan masih bisa ia lakukan walau kini ia telah pergi untuk selamanya..


Seperti yang ia minta sama gua, jangan pernah ngelupain dia.. hal yang tidak akan gua lupain dengan cara menulis kisah ini agar semua orang tau..

Bahwa ada senyum terakhir yang begitu indah dibalik kepergiannya kepada mereka yang ia tinggalkan termasuk gua..


Catatan : suatu malam seminggu setelah dia meninggal, gua bermimpi bertemu dengan Ilma, dia membicarakan satu hal yang gua gak pahami lewat pesan yang aneh

“ semua kontrakan aku tolong kasih ke kakak aku, tapi rumah aku yang diatas langit jangan dijual ya.. karena itu tempat impian aku.. tepat di tempat pertama kita bertemu.. disana kamu jaga ya.. terima kasih Anes.. “

Ilma emang punya rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah tanpa diketahui oleh saudaranya, akhirnya gua memberi tahu keluarga tentang kontrakan itu untuk diserahkan. Tapi rumah diatas langit, itulah yang membuat gua bingung sampai akhirnya gua memandang langit di sekitar semanggi tempat pertama kali bertemu. Dari situlah gua paham.. rumah diatas langit yang dia maksud adalah sebuah apartement..

Beberapa bulan sebelum dia meninggal, dia sempat mencicil apartement itu. Gua pun menghubungi pihak pengembang apartement, memang benar Ilma memiliki unit disana. Gua memutuskan untuk melanjutkan cicilan apartement itu. Sisa daripada cicilan sebelumnya gua berikan kepada kakaknya, gua berharap tempat itu menjadi tempat dimana kelak gua bisa mengenang dia sebagai bagian hidup, melihat senyum dia seperti pertama kali gua mengenalnya di atas langit-langit bumi.

Selamat Tinggal Ilma. Beristirahatlah dengan Tenang

Terima kasih atas senyum terindahmu karena dengan itulah aku mengerti bahwa tak ada yang lebih baik dari hidup selain saat-saat aku mengenal dan mencintaimu..

tamat semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi siapa saja.

24 November 2013 by Admin · 0

14 November 2013

Cerita Mengharukan Perpisahan



Cerita Sedih simak ya teman Sahabat FPCM:

Jalanan Ibu kota masih saja ramai hingga larut malam ini, dengan kendaraan yang terus berlalu lalang, juga dengan kehidupan manusia-manusia malam yang seakan tidak pernah mati. Namun kini hatiku tak seramai jalanan di kota ini. Sunyi… Itulah yang sedang kurasakan kini. Disana, masih kurasakan betapa indahnya bergelut dengan Aktivitas dakwah yang menyita banyak perhatian, baik tenaga, waktu, sedikit harta kita dan sebagainya, semuanya seakan menempa diri kita untuk terbiasa hidup dalam himpitan perjalanan hidup yang luar biasa indah seperti itu. Aku, kamu dan kita semua kelak akan merasakan kerinduan yang luar biasa dengan suasana kebersamaan disana dan semoga kerindauan itupulalah yang mengantarkan kita semua untuk terus mencari lingkungan dan suasana yang sama seperti apa yang pernah kita rengguk bersama. Semoga benih-benih rindu itu jua yang kemudian tumbuh bersemi menjadi pohon-pohon cinta dihati kita. Mencintainya tidak harus terus berada disana. Mencintanya bisa saja dengan menggugurkan daun-daun yang telah tua untuk dapat menumbuhkan daun-daun baru yang lebih hijau. Sebab bisa jadi daun-daun hijau itu sulit tumbuh karena sungkan dengan dedaunan yang lebih tua yang tidak memberikannya ruang untuk tumbuh dan berkembang.

Dunia akan terus berputar menurut titah-Nya. Begitu juga dengan pertemuan, kebersamaan dan perpisahan. Semua itu merupakan bagian dari warna-warni kehidupan kita didunia. Seindah apa kehidupan yang ingin kita jalani tergantung dari warna-warna apa saja yang kita pilih untuk menghiasi kehidupan kita. Jangan pernah bersedih bila warna yang kita jalani tidak sesuai dengan warna yang kita pilih. Sebab, Allah-lah yang lebih mengerti warna apa yang paling sesuai buat kita dan disitulah letak misteri kehidupan itu. Disitulah kita diajarkan bahwa ternyata setiap warna itu bisa dicampur dengan warna kehendakNya hingga tercipta warna baru yang lebih indah. Bahkan lebih indah dari apa yang pernah kita bayangkan, bila kita mensyukurinya.

Tidak terasa hari ini, estafet kepemimpinan kepengurusan telah diserahkan kepada generasi berikutnya yang tentu jauh lebih baik. Waktu begitu cepat berlalu, namun kebersamaan dikepengurusan masih terekam indah di memory ingatan, bahkan ikrar pelantikan kepengurusan UKMI Ar-Royyan Universitas Riau Priode 2011-2012 itu masih jelas terngiang ditelinga.

Ingatkah… Saat itu, dengan pakaian putih-hitam berbalutkan almamater kebanggaan dan tidak lupa pita hijau kita berdiri gagah dan melantangkan seruan perjuangan. Kita semua berjanji untuk berbuat dan berkontribusi yang terbaik untuk-Nya. Walaupun tidak lama, walaupun aku tak turut mengakhiri kisah kita tapi kurasakan hari-hari itu begitu indah kita lalui. Di Rumah perjuangan yang ber-alaskan karpet kuning itu, sering kita rangkai rencana-rencana besar dan berusaha merealisasikan janji kita bersama. Walau hanya sebentar, semoga kita bersama bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat buat semua. Maaf kupinta buat semua yang terluka karena hadirnya diri ini. Semoga perjuangan kita yang hanya karena-Nya, mampu mengenyampingkan perasaan-perasaan yang terluka selama kita bercengkrama dikampus. Maaf buat semuanya, Aku undur diri untuk melanjutkan perjuangan berikutnya.

Perpisahan itu akan selalu ada, karena kita pernah berjumpa, bersama, dalam canda tawa bahagia. Setiap tetes air mata yang tertumpah dihari ini, akan menjadi saksi akan jalinan ukhuwah yang selama ini kita simpul seerat-eratnya.

Tidak ada kata yang pantas terucap, hanya derai bening yang selalu bertaburan, mengucap selamat jalan, aku akan melanjutkan perjuangan kearah yang lain, ditempat yang baru, yang akan menjadi jarak perjumpaan kita. Kini, biarkanlah aliran air mata ini jatuh sesukanya, biarkan dia mengalir, mengucap kata seindah-indahnya. Biarkan dia, sebab air mata tak berarti sedih, air mata tak berarti duka, air mata adalah juga lambang bahagianya hati. Biarkan dia menemani kita dihari ini. Biarkan…Karena dia memang hadir untuk ini, untuk sebuah perpisahan. Sahabat Seperjuangan di Kepengurusan UKMI Ar-Royyan Universitas Riau, Selamat melanjutkan langkahmu, selamat berjumpa lagi difase berikutnya dalam tangga dakwah ini, dalam senyum yang lebih indah

14 November 2013 by Admin · 1

13 October 2013

Jin's Story About Love Very Sad

I have a boyfriend who grew up with me. His name is Jin. I always thought of him as a friend
until last year, when we went to a trip from a club. I found that I fell in love with him. Before that
trip was over, I took a step and confessed my love for him. And soon, we became a pair of
lovers, but we loved each other in different ways. I always concentrated on him only, but by
his side, there were so many other girls. To me, he was the only one, but to him, maybe I was just another girl…

“Jin, do you want to go watch a movie?” I asked.
“I can’t”
“Why? You need to study at home?” I felt disappointment grabbing me.
“No… I am going to meet a friend…

He was always like that. He met girls in front of me, like it was nothing. To him, I was just a girlfriend. The word ‘love’ only came out from my mouth. Since I knew him, I had never heard him say ‘I love you’ before. To us, there weren’t any anniversaries at all. He didn’t say anything from the first day and it continued till 100 days…200days… Everyday, before we say goodbye, he would just hand me a doll, everyday, without fail. I don’t know why…

Then one day…

Me: Um, Jin, I …
Jin: What…don’t drag, just say..
Me: I love you.
Jin: ……you….um, just take this doll and go home.
That was how he ignored my ‘three words’ and handed me the doll. Then he disappeared, like he was running away. The dolls I received from him everyday, filled my room, one by one. There were many…
Then one day came, my 15th year old birthday. When I got up in the morning, I pictured a party with him, and stranded myself in my room, waiting for his call. But… lunch passed, dinner passed… and soon the sky was dark… he still didn’t call. It was already tiring to look at the phone anymore. Then around 2am in the morning, he suddenly called me and woke me from my sleep. He told me to come out of the house. Still, I felt joy and I ran out happily.
Me: Jin…
Jin: Here…take this…
Again, he handed me a little doll.
Me: What’s this?
Jin: I didn’t give it to you yesterday, so I am giving it to you now. I’m going home now, bye.
Me: Wait, wait! Do you know what today is?
Jin: Today? Huh?
I felt so sad, I thought he would remember my birthday. He turned around and walked away like nothing had happen. Then I shouted… “Wait…”
Jin: You have something to say?
Me: Tell me, tell me you love me…
Jin: What?!
Me: Tell me
I put my pathetic self behind and clung on to him. But he just said simple cold words and left.
“I don’t want to say…that I love someone so easily, if you are desperate to hear it, then find someone else.”
That was what he said. Then he ran off. My legs felt numb… and I collapsed to the ground. He didn’t want to say it easily… How could he…. I felt that… Maybe he is not the right guy for me…
After that day, I stranded myself at home crying, just crying. He didn’t call me, although I was waiting. He just continued handing me a little doll every morning outside my house. That’s how those dolls piled up in my room… everyday.

After a month, I got myself together and went to school. But what made the pain resurface was that… I saw him on a street… with another girl… He had a smile on his face, one that he never showed me…as he touched the doll… I ran straight back home and looked at the dolls in my room, and tears fell… Why did he gave these to me… Those dolls are probably picked out by some other girls…In a fit of anger, I threw the dolls around. Then suddenly, the phone rang. It was him. He told me to come out to the bus stop outside my house. I tried to calm myself down and walked to the bus stop. I kept reminding myself that I am going to forget him, that… it’s going to end. Then he came into my sight, holding a big doll.
Jin: Jo, I thought you were pissed, you really came?
I couldn’t help hating him, acting like nothing had happen and joking around. Soon, he held out the doll as usual…
Me: I don’t need it. Jin: What….why…
I grabbed the doll from his hands and threw it on the road.
Me: I don’t need this doll, I don’t need it anymore!! I don’t want to see a person like you again!
I spitted out all the words that were inside me. But unlike other days, his eyes very shaking.
“I’m sorry” He apologized in a tiny voice. He then walked over to the road to pick up the doll…
Me: You stupid! Why are you picking up the doll?! Just throw it away!!!

But he ignored me and just went to pick the doll. Then…

Honk~ Honk~
With a loud honk, a big truck was heading towards him.
“Jin! Move! Move away!” I shouted… But he didn’t hear me, he squatted down and picked up the doll.
“Jin, move!” HONK~!! “Boom!” That sound, so terrifying.
That’s how he went away from me. That’s how he went away without even opening his eyes to say one word to me.
After that day, I had to go through everyday with guiltiness and the sadness of losing him… And after spending two months like a crazy person… I took out the dolls.

Those were the only gifts he left me since the day we started going out. I remembered the days I spent with him and started to count the days… when we were in love…

“One…two… three…” That was how… I started to count the dolls…
“Four hundred and eighty four… four hundred and eighty five…” It all ended with 485 dolls.
I then started to cry again, with a doll in my arms. I hugged it tightly, then suddenly…

“I love you~, I love you~” I dropped the dolls, shocked

“I….lo..ve…you??” I picked up the dolls and pressed its stomach.
“I love you~ I love you~” It can’t be! I pressed all the dolls’ stomach as it piled on the side.
“I love you~”
“I love you~”
“I love you~”
Those words came out non-stop. I…love you… Why didn’t I realize that….That his heart was always by my side, protecting me. Why didn’t I realize that he love me this much… I took out the doll under the bed and pressed it’s stomach, that was the last doll, the one that fell on the road. It had his blood stain on it. The voice came out, the on that I was missing so much.

“Jo…Do you know what today is? We’ve been loving each other for 486 days. Do you know what 486 is? I couldn’t say I love you…. Um… since I was too shy… If you forgive me and take this doll, I will say that I love you… everyday… till I die… Jo… I love you…”

The tears came flowing out of me. Why? Why? I asked god, why do I only know about all this now? He can’t be by my side, but he loved me until his last minute…

For that… and for that reason… to me… it became courage… to live a beautiful life ..

13 October 2013 by Admin · 0

AMAZING SAD LOVE STORY

LOVE YOU! I LOVE YOU! " Jeanne's eyes were wide and filled with tears. She was afraid of what he would say to her. Jeanne was a nerdy girl with thick glasses. She was a junior in her middle school. She was in love with the hottest guy in the entire school.
And now, she told him that she loved him.

"Haha! Shut up. Nobody would like you! Who do you think I am?"
Jeanne had feared he would say something like that. She was devastated. She started running. She didn't want to face him ever again. All these thoughts and feelings ran throughout her head. Until, she bumped into something.
"Hey, whats up?"
She had bumped into James.

"WHAT?! I'll GO TELL HIM! WHERE DOES HE GET THAT NERVE! SOMETIMES, I DON'T KNOW WHY I'M HIS BEST FRIEND! THAT'S IT! i'M GOING TO GO BEAT HIM UP!"

"NO! James! Don't do it! It's not his fault. I was the foolish one to think we can ever date."
"But Jeanne!"
" No, it's OK! I should go."
" JEANNE... James grabbed her by the wrist as she was getting up. Don't go."
Jeanne stared into his eyes and felt so warm and fuzzy; a feeling she didn't feel for a long time. But, she looked away. She saw in such a long time, it felt awkward to feel it again. And then she gently took her wrist out of James' grasp and slowly walked away from him with tears in her eyes.
"Dammit, James! You really did it this time! Jeanne just left you! And why are you trying to hit on her?"

James walked back home with his hands stuffed in his pocket. Thoughts of Jeanne ran throughout his head. He didn't want Jeanne to be hurt by a jackass. He wanted to show her that he loved her. He wanted to show her he cared. But Jeanne just seemed to ignore him. And then, something ran into him. He crashed on the ground and saw Jeanne was on top of him. She seemed to not know whom she crashed into. James smiled.

"Oh, I'm so sorry. I'm very, very sorry. I should have been more careful.. I'm sorry. Can I repay you somehow?"
"Jeanne", James said, lifting her chin and brushing her bangs. Jeanne looked through his soft eyes and almost melted.
"James..." said Jeanne. Suddenly, she started crying. James was shocked.
" J-Jeanne? What's wrong?"

"I' m s-s-such a f-fool! H-How c-c-can I th-think t-that G-Gyung H-Hoon c-can love me?"
"Jeanne.. I would not call that foolish.. I actually admire you going up to him and confessing. However, crying about him is indeed foolish. Jeanne, Don't cry about that jerk. Here, let's go to my house. We're right in front of it!" Jeanne nodded.
James led her to the bathroom.

"Take off your glasses. We need to wipe those tears off." He said with a smile. Jeanne took them off without a word. James turned on the water and wet a washcloth. Then, he gently wiped her tears off her face.

" James.. Do you love me?" James was startled by this comment.
" Why do you ask me that?"
" Because.. it seems like it. Do you?"
" Haha! Jeanne, you are my friend."
" Oh.. OK. I think I'm not so teary now. Thanks, James."
" No Problem. Do you want something to drink?"
" Um... OK." She followed James out the door.
He handed her a glass of orange juice and they sat down outside on a bench.
" Are you going to be all right?"
" Yeah.. Thanks. But I don't think I'll be able to face him again."
" When he calls you something bad, just yell my name. OK?"
" OK." she said with a small laugh.
" But what are you going to do when I call you?"
" I'm going to beat him up!"
" What if everyone starts hating you?"
" It doesn't matter. As long as the one girl I love is happy."
" Ooh, James! You like someone?"
" Yeah.. Guess. I'll never tell you until you get the right answer."
" Hmm... is it Amy? She's pretty! What about Lauren? She's nice and quiet. Or is it Becca? She's generous. Or maybe it's Courtney! She's not all that nice though..."
After a few tries, she gave up.
"Who is it? I'm dying of curiosity!"
" Let's see.. she has glasses.. she's in love with Eric, she's sitting right next to me! Jeanne let out a small gasp."
" M-Me?" James nodded. Jeanne almost passed out.
" James! I have declared you crazy." James started laughing.
" Why won't you believe me? I like you.. I want you to be my girlfriend."
" But you're the second hottest guy in school! What if everyone criticizes you for bad taste in girls?"
" I don't care¦ I told you. As long as the one girl I love is happy." he said, smiling.
" No, really, James. No games this time. All serious.. all right?"
" Yeah.. I know."
" Oh my god..." Jeanne said, covering her mouth with her hand.
"Jeanne, I just want to be the right guy for you." he said while putting his arm around her shoulder. She leaned against him and for the first time, she felt accepted by someone special.
"But, James! Why did you say I was just a friend before?"
"Umm! I didn't feel like it was time yet." Jeanne nodded. She knew how hard it was to say, "I love you." She knew how nervous you would feel. And she knew how hard it was to feel the reject.
"I understand, James. I'm just glad you told me. I'll think about it."
"Jeanne, do you still like Eric?"
"Yes!"
"What has he got, that I don't?"
"I just don't know! I mean! you two look the same! you guys wear things all similarly! but! I like Eric better."
"All right! I'll make him like you. He knows he's not going to win in a fight." Jeanne wrapped him in her arms.
"James! I'm all right. You don't have to do all that." And then he wrapped her in his arms.

"Eric, can I see you for a moment?"
"What up, dude?"
"It's about Jeanne!"
"Oh no! don't tell me about that ugly! I just barf when I hear her name!"
"SHUT UP! DUDE, YOU JUST HAVE TO GIVE HER A CHANCE! WHAT THE HELL IS WRONG WITH YOU?"
"Hey! I have other girls who want me. The least thing I need now is another girl who is ugly and slow liking me."
"She's not ugly and slow! She's kind and beautiful in the inside when you get to know her!"
"Wait! do you!?"
"Yes! I do!"
"Haha! Then why don't you date her?"
"Because! she's in love with a jackass!"
"STILL? Haha! Man, she's hilarious! After I rejected her like that?"
"Hey! please! it would mean a lot to me! just say that you at least like her as a friend and apologize for what happened last time. Man, she came running all the way to my house and started crying! She was just! out of control, man! Just tell her that! please?"
"All right!"
"You're the best!"
"Hey, Jeanne! I'm sorry for what happened last time. I was sort of tired and grouchy. I wasn't in a good mood. I never wanted to say it that way. I like you as a friend. And I want to keep that relationship. All right?" Eric let out a hand for a shake. Jeanne nodded. She let out her hand and they had a friendship shake, which made James smile.
"See? Eric likes you! He just wants to keep the relationship just as friends! All cool with you?"
"Yes.." she said softly. James took her hand and walked away with her.
"You all right, now?"
"Yeah!" she nodded. "But he only wants us to be friends! because I'm a nerd!"
"Jeanne! Why don't you ever think about me? You know he's a jerk! Why do you mope around for that! So what, if he doesn't like you! Everyone is different, Jeanne. To my eyes, you are a beauty. You can't always think about him! There are other guys out there for you! Not just Eric and me! I really don't want to see you like this."
"James! Do you really love me?"
"I don't think I need to answer that!" They stared at each other for a long time.
"James!" She tried to push him away and he staggered a little.
"Jeanne! answer this for me! do you love me?"
"James, I never intended to be your girlfriend. I just want to be your friend."
"Oh, I see! you're treating me like how Eric treated you. You don't want to be my girlfriend because I'm way different than you. You don't want to be my girlfriend because I'm better looking than you and you're afraid that people will jeer you because of that. Well, you know what? I don't care about any of that!" And with that, he grabbed her and locked her lips into his. After a while, he moved away.

"Oh, you really do love me!" She hugged him.
"But, Jeanne! do you still have feelings for him?"
"Yes! I always have, and always will."
"Do you want to be pretty? Like those girls over there?" James pointed to a group of girls. They all had big hoop earrings and what Jeanne noticed was that they did not have any thick glasses like her. Jeanne nodded. She was pretty ashamed about it.
"It's all right, Jeanne. All girls want to be good looking. Even they were ugly once. Everyone is."
"Really?"
"Sure! I used to act like a girl once. I always thought about my appearance, my clothes, and my hair ; just like a girl."
"Haha! That's funny!"
"It's good to see you laugh. Now, Jeanne. I'll help you become pretty'. Then will you be happy?"
"I don't know. I've never been attractive in my life.." she said innocently.
"Well, it's time you are!"

by Admin · 0

12 October 2013

Cerita Mengharukan Terbaik 2013

Sahabat FPCM simak cerita ini :

25 tahun yang lalu,
Inikah nasib? Terlahir sebagai menantu bukan pilihan.Tapi aku dan Kania harus tetap menikah. Itu sebab nya kami ada di Kantor Catatan Sipil. Wali kami pun wali hakim. Dalam tiga puluh menit, prosesi pernikahan kami selesai. Tanpa sungkem dan tabur melati atau hidangan istimewa dan salam sejahtera dari kerabat. Tapi aku masih sangat bersyukur karena Lukman dan Naila mau hadir menjadi saksi. Umurku sudah menginjak seperempat abad dan Kania di bawahku.. Cita-cita kami sederhana,ingin hidup bahagia.

22 tahun yang lalu,
Pekerjaanku tidak begitu elit, tapi cukup untuk biaya makan keluargaku. Ya, keluargaku. Karena sekarang aku sudah punya momongan. Seorang putri, ku namai ia Kamila. Aku berharap ia bisa menjadi perempuan sempurna, maksudku kaya akan budi baik hingga dia tampak ! sempurna. Kulitnya masih merah, mungkin karena ia baru berumur seminggu. Sayang, dia tak dijenguk kakek-neneknya dan aku merasa prihatin. Aku harus bisa terima nasib kembali, orang tua ku dan orang tua Kania tak mau menerima kami.. Ya sudahlah. Aku tak berhak untuk memaksa dan aku tidak membenci mereka. Aku hanya yakin, suatu saat nanti, mereka pasti akan berubah.

19 tahun yang lalu,
Kamila ku gesit dan lincah. Dia sekarang sedang senang berlari-lari, melompat-lompat atau meloncat dari meja kekursi la! lu dari kursi ke lantai kemudian berteriak ‘Horeee, Iya bisa terbang’. Begitulah dia memanggil namanya sendiri, Iya. Kembang senyumnya selalu merekah seperti mawar di pot halaman rumah. Dan Kania tak jarang berteriak, ‘Iya sayaaang,’ jika sudah terdengar suara ‘Prang’. Itu artinya, ada yang pecah, bisa vas bunga, gelas, piring, atau meja kaca.. Terakhir cermin rias ibunya yang pecah. Waktu dia melompat dari tempat tidur ke lantai, boneka kayu yang dipegangnya terpental. Dan dia cuma bilang ‘Kenapa semua kaca dirumah ini selalu pecah, Ma?’

18 tahun yang lalu,
Hari ini Kamila ulang tahun. Aku sengaja pulang lebih awaldari pekerjaanku agar bisa membeli hadiah dulu. Kemarinlalu dia merengek minta dibelikan bola. Kania tak membelikannya karena tak mau anaknya jadi tomboy apalagi jadi pemain bola seperti yang sering diucapkannya. ‘Nanti kalau sudah besar, Iya mau jadi pemainbola!’ tapi aku tidak suka dia menangis terus mintabola, makanya kubelikan ia sebuah bola. Paling tidak akubisa punya lawan main setiap sabtu sore. Dan seperti yangsudah kuduga, dia bersorak kegirangan waktu kutunjukkan bolaitu. ‘Horee, Iya jadi pemain bola.

’17 Tahun yang lalu,
Iya, Iya. Bapak kan sudah bilang jangan main bola di jalan. Mainnya di rumah aja. Coba kalau ia nurut, Bapak kan tidak akan seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana Kania bisa tidak tahu Iya menyembunyikan bola di tas sekolahnya. Yang aku tahu, hari itu hari sabtu dan aku akan menjemputnya dari sekolah. Kulihat anakku sedang asyik menendang bola sepanjang jalan pulang dari sekolah dan ia semakin ketengah jalan. Aku berlari menghampirinya, rasa khawatir ku mengalahkan kehati-hatianku dan ‘Iyaaaa’. Sebuah truk pasir telak menghantam tubuhku, lindasan ban besarnyaberhenti di atas dua kakiku. Waktu aku sadar, dua kakikusudah diamputasi. Ya Tuhan, bagaimana ini. Bayang-bayang kelam menyelimuti pikiranku, tanpa kaki, bagaimana aku bekerja sementara pekerjaanku mengantar barang dari perusahaan ke rumah konsumen. Kulihat Kania menangis sedih, bibir cuma berkata ‘Coba kalau kamu tak belikan ia bola!’

15 tahun yang lalu,
Perekonomianku morat marit setelah kecelakaan. Uang pesangon habis untuk ke rumah sakit dan uang tabungan menguap jadi asap dapur. Kania mulai banyak mengeluh dan Iya mulai banyak di bentak. Aku hanya bisa membelainya. Dan bilang kalau Mamanya sedang sakit kepala makanya cepatmarah. Perabotan rumah yang bisa dijual sudah habis. Dan aku tak bisa berkata apa-apa waktu Kania hendak mencari uang ke luar negeri. Dia ingin penghasilan yang lebih besar untuk mencukupi kebutuhan Kamila. Diizinkan atau tidak di izinkan dia akan tetap pergi. Begitu katanya. Dan akhirnya dia memang pergi ke Malaysia.

13 tahun yang lalu,
Setahun sejak kepergian Kania, keuangan rumahku sedikit membaik tapi itu hanya setahun. Setelah itu tak terdengar kabar lagi. Aku harus mempersiapkan uang untuk Kamila masuk SMP. Anakku memang pintar dia loncat satu tahun di SD-nya.Dengan segala keprihatinan kupaksakan agar Kamila bisa melanjutkan sekolah. aku bekerja serabutan, mengerjakan pekerjaan yang bisa kukerjakan dengan dua tanganku. Aku miris, menghadapi kenyataan. Menyaksikan anakku yang tumbuh remaja dan aku tahu dia ingin menikmati dunianya. Tapi keadaanku mengurungnya dalam segala kekurangan. Tapi aku harus kuat. Aku harus tabah untuk mengajari Kamila hidup tegar.

10 tahun yang lalu,
Aku sedih, semua tetangga sering mengejek kecacatanku.Dan Kamila hanya sanggup berlari ke dalam rumah lalu sembunyi di dalam kamar. Dia sering jadi bulan-bulanan hinaan teman sebayanya. Anakku cantik, seperti ibunya.’Biar cantik kalo kere ya kelaut aje.’ Mungkin itu kata-kata yang sering kudengar. Tapi anakku memang sabardia tidak marah walau tak urung menangis juga.’Sabar ya, Nak!’ hiburku.’Pak, Iya pake jilbab aja ya, biar tidak di ganggu!’ pintanya padaku. Dan aku menangis. Anak ku maafkan bapakmu, hanya itu suara yang sanggup ku pendam dalam hatiku. Sejak hari itu, anakku tak pernah lepas dari kerudungnya. Dan aku bahagia. Anakku, ternyata kamu sudah semakin dewasa. Dia selalu tersenyum padaku. Dia tidak pernah menunjukkan kekecewaannya padaku karena sekolahnya hanya terlambat dibangku SMP!

7 tahun yang lalu,
Aku merenung seharian. Ingatan ku tentang Kania, istriku,kembali menemui pikiranku. Sudah bertahun-tahun tak ku dengar kabarnya. Aku tak mungkin bohong pada diriku sendiri, jika aku masih menyimpan rindu untuknya. Dan itu pula yang membuat aku takut. Semalam Kamila bilang dia ingin menjadi TKI ke Malaysia . Sulit baginya mencari pekerjaan di sini yang cuma lulusan SMP. Haruskah aku melepasnya karena alasan ekonomi. Dia bilang aku sudah tua, tenagaku mulai habis dan dia ingin agar aku beristirahat. Dia berjanji akan rajin mengirimi aku uang dan menabung untuk modal. Setelah itu dia akan pulang, menemaniku kembali dan membuka usahakecil-kecilan. Seperti waktu lalu, kali ini pun aku takkuasa untuk menghalanginya. Aku hanya berdoa agar Kamilakubaik-baik saja.

4 tahun lalu,
Kamila tak pernah telat mengirimi aku uang. Hampir tiga tahun dia di sana . Dia bekerja sebagai seorang pelayan dirumah seorang nyonya. Tapi Kamila tidak suka dengan laki-laki yang disebutnya datuk. Matanya tak pernah siratkan sinar baik. Dia juga dikenal suka perempuan. Dan nyonya itu adalah istri mudanya yang keempat. Dia bilang dia sudah ingin pulang. Karena akhir-akhir ini dia sering diganggu. Lebaran tahun ini dia akan berhenti bekerja. Itu yang ku baca dari suratnya. Aku senang mengetahui itu dan selalu menunggu hingga masa itu tiba. Kamila bilang, aku jangan pernah lupa shalat dan kalau kondisiku sedang baik usahakan untuk shalat tahajjud. Tak perlu memaksakan untuk puasa sunnah yang pasti setiap bulan Ramadhan aku harus berusaha sebisa mungkin untuk kuat hingga beduk manghrib berbunyi. Kini anakku lebih pandai menasihati daripada aku. Dan aku bangga.

3 tahun 6 bulan yang lalu,
Inikah badai? Aku mendapat surat dari kepolisian pemerintahan Malaysia , kabarnya anakku ditahan. Dan diadiancam hukuman mati, karena dia terbukti membunuh suami majikannya. Sesak dadaku mendapat kabar ini. Aku menangis,aku tak percaya. Kamilaku yang lemah lembut tak mungkin membunuh. Lagipula kenapa dia harus membunuh. Aku meminta bantuan hukum dari Indonesia untuk menyelamatkan anakku dari maut. Hampir setahun aku gelisah menunggu kasus anakku selesai. Tenaga tuaku terkuras dan air mataku habis. Aku hanya bisa memohon agar anakku tidak dihukum mati andai dia memang bersalah.

2 tahun 6 bulan yang lalu,
Akhirnya putusan itu jatuh juga, anakku terbukti bersalah. Dan dia harus menjalani hukuman gantung sebagai balasannya. Aku tidak bisa apa-apa selain menangis sejadinya. Andai aku tak izinkan dia pergi apakah nasibnya tak akan seburuk ini? Andai aku tak belikan ia bola apakah keadaanku pasti lebih baik? Aku kini benar-benar sendiri.Wahai Allah kuatkan aku. Atas permintaan anakku aku dijemput terbang ke Malaysia. Anakku ingin aku ada di sisinya disaat terakhirnya.
Lihatlah, dia kurus sekali. Dua matanya sembab dan bengkak. Ingin rasanya aku berlari tapi apa daya kakiku tak ada.. Aku masuk ke dalam ruangan pertemuan itu, dia berhambur kearahku, memelukku erat, seakan tak ingin melepaskan aku. ‘Bapak, Iya Takut!’ aku memeluknya lebih eratlagi.
Andai bisa ditukar, aku ingin menggantikannya. ‘Kenapa, Ya, kenapa kamu membunuhnya sayang?’
‘Lelaki tua itu ingin Iya tidur dengan iya Pak. Iyatidak mau. Iya dipukulnya. Iya takut, Iya dorong dan diajatuh dari jendela kamar. Dan dia mati. Iya tidak salah kan, Pak!’ Aku perih mendengar itu. Aku iba dengan nasib anakku. Masa mudanya hilang begitu saja. Tapi aku bisa apa, istri keempat lelaki tua itu menuntut agar anak ku dihukum mati. Dia kaya dan lelaki itu juga orang terhormat. Aku sudah berusaha untuk memohon keringanan bagi anakku, tapi menemuiku pun ia tidak mau. Sia-sia aku tinggal di Malaysia selama enam bulan untuk memohon hukuman pada wanitaitu.

2 tahun yang lalu,
Hari ini, anakku akan dihukum gantung. Dan wanita itu akan hadir melihatnya. Aku mendengar dari petugas jika dia sudah datang dan ada di belakangku. Tapi aku tak ingin melihatnya. Aku melihat isyarat tangan dari hakim di sana . Petugas itu membuka papan yang diinjak anakku. Dan ‘blass’ Kamila ku kini tergantung. Aku tak bisa lagi menangis. Setelah yakin sudah mati, jenazah anak ku diturunkan mereka, aku mendengar langkah kaki menuju jenazah anakku.Dia menyibak kain penutupnya dan tersenyum sinis. Aku mendongakkan kepalaku, dan dengan mataku yang samar oleh air mata aku melihat garis wajah yang ku kenal.
‘Kania?’
‘Mas Har, kau … !’
‘Kau … kau bunuh anakmu sendiri, Kania!’
‘Iya? Dia..dia . Iya?’ serunya getir menunjuk jenazah anakku.
‘Ya, dia Iya kita. Iya yang ingin jadi pemain bola jika sudah besar.’
‘Tidak … tidaaak … ‘ Kania berlari ke arah jenazah anakku.
Diguncang tubuh kaku itu sambil menjerit histeris. Seorang petugas menghampiri Kania dan memberikan secarik kertas yang tergenggam di tangannya waktu dia di turunkan dari tiang gantungan. Bunyinya ‘Terima kasih Mama.’
Aku baru sadar, kalau dari dulu Kamila sudah tahu wanita itu ibunya.
Setahun lalu,
Sejak saat itu istriku gila. Tapi apakah dia masih istriku.Yang aku tahu, aku belum pernah menceraikannya. Terakhir ku dengar kabarnya dia mati bunuh diri. Dia ingin dikuburkan di samping kuburan anakku, Kamila.
Kata pembantu yang mengantarkan jenazahnya padaku, dia sering berteriak, ‘Iya sayaaang, apalagi yang pecah, Nak?’
Kamu tahu Kania? kali ini yang pecah adalah hati ku.

Bagaimana sahabat apakah menarik cerita diatas, semoga kita terus bisa belajar dari cerita ini ya :)

12 October 2013 by Admin · 2

Cerita Haru Cinta Tragis Selvi

Sahabat FPCM nie ada cerita kata forum sih asli dari sumatra check it out:

Selvi memandang dari jendela kamar dan melamun berharap pelangi muncul setelah hujan lebat. Dari arah jendela Selvi melihat seorang pria berteduh di depan rumahnya. Ia masih memperhatikan pria itu dengan sebuah tas gitar yang ia lindungi lebih berharga darinya. Akhirnya hatinya ibah dan keluar dari rumah dengan sebuah payung. Ia mendekati pria itu dan membuka pintu gerbang. “Masuk yuk, daripada kehujanan.” tawar Selvi. “Yakin ga’ papa!!” ujar pria itu sopan. “Serius. Di rumah ini aku tinggal sendiri. Ayo!!!”. Pria itu memarkirkan motornya di halaman rumah Selvi yang sederhana. Kemudian Selvi mengajaknya duduk teras rumahnya. Selvi mengambilkan sebuah handuk kering untuk mengeringkan sisa-sisa hujan untuk pria itu.

Namun pria itu lebih memilih membersihkan gitarnya daripada dirinya. Selvi hanya tersenyum memperhatikan tingkah pria berkulit putih dan bermata sipit tersebut. “Kok gitarnya dulu yang di keringkan. Bukannya kamu??” “Iya ga’ papa. Ini nyawa pertamaku. Jadi penting juga!” “Emang gitar itu buat apa??” “Saya Thomas. Saya seorang gitaris band amatiran namanya Superband.” “Wah pantesan. Dengar-dengar seorang pemusik menganggap alat musik sebagai nyawanya. Aku pikir tadinya cuma rumor dan ternyata benar!” “Hehe. Gitulah. .. Emang kamu bisa main alat musik juga?” “Hm..” Selvi terdiam menatap gitar pria tersebut. “Sedikit bisa main piano, dulu sempat les tapi sekarang udah bodoh kali, tapi kalau gitar emang ga’ bisa. Pengen belajar tapi ga’ ada waktu, sibuk untuk kuliah.” “Oo gitu… Emangnya kamu kuliah dimana?” “STIKOM dekat sini. Bukan asli dari kota ini. Rumah ini kontrak, Jangan heran kalau aku tinggal sendiri di rumah ini!” “Hahaha,, gitu…!”

Selvi menawarkan secangkir teh hangat kepada pria itu. Thomas tersanjung dengan kebaikan gadis itu. Hujan mulai reda. Thomas segera ke café tempat ia bekerja dan pamit kepada Selvi. Selvi senang berkenalan dengan pria itu. “Terima kasih tempat buat aku berteduh, jasa kamu pasti aku balas kelak” “Idih… Pemusik emang romantis kata-katanya. Hmm… bagaimana kalau kamu ajarin aku main gitar!!” “Benar… dengan senang hati aku mau ajarin kamu. Kalau aku sempat pasti aku ajarin kamu.” “Baiklah kalau begitu!”. Perkenalan itu menjadi awal kedekatan mereka.

Thomas benar-benar menemui Selvi untuk mengajarkan Selvi bermain gitar dari nol hingga mulai menarik petikan nada dari gitar klasik yang dipinjamkan oleh Thomas. Selvi mulai menyukai musik sejak itu. Ia selalu menantikan guru les gitar barunya tersebut setiap kesempatan waktu yang ada. Setelah latihan beberapa kali, Thomas juga melihat sebuah potensi besar dari suara yang dimiliki oleh Selvi. Kebetulan vocalis di bandnya memutuskan mundur untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Selvi sempat ragu. Namun karena dorongan yang diberikan Thomas membuat ia berani menyatakan dirinya bersedia. Ternyata, pilihan Thomas kepada Selvi tidak salah. Band mereka mulai banyak menarik minat café-café untuk memberikan porsi konser kepada mereka.

Selvi mulai giat menjadi vocalis dan membuat kuliahnya terbengkalai. Ada hal lain yang ia sembunyikan dalam kebersamaan bandnya. Ia mulai jatuh cinta pada Thomas. Namun Thomas selalu menegaskan kepada seluruh tim untuk menggapai cita-cita mereka dahulu menjadi band sukses ketimpang mengurusi urusan pribadi mereka termasuk cinta. Kebesaran nama band mereka belum cukup untuk membuat band tersebut masuk dalam dapur rekaman. Beberapa kali di tolak oleh pengusaha rekaman da membuat Thomas putus asa. Disaat itulah Selvi selalu memberi dorongan. Cinta antara mereka tak dapat disembunyikan. Sejak itu mereka menjadi sepasang kekasih. Seiring mimpi mereka menjadi band sukses, diikuti kisah cinta mereka yang begitu indah. Mereka mengubah nama bandnya menjadi APPLE. Dengan tambahan dua orang yang awalnya hanya bertiga. Kini mereka berjumlah lima orang termasuk Selvi, Thomas, Gerry, Nita dan Hendra. Dua anggota baru adalah dua bersaudara Nita dan Hendra yang mempunyai kemampuan biola (Nita) dan piano (Hendra). Mereka menginginkan band mereka sukses dan saat itu juga ada audisi konser di kota mereka.

Gerry dan Thomas adalah sahabat dekat yang selalu bersama sejak kecil. Namun Gerry memiliki kebiasaan buruk sehingga memiliki beberapa musuh yang selalu datang untuk mengajaknya berkelahi. Ketika itu Gerri berdebat dengan salah satu anggota band yang terlihat iri dengan kesuksesan band Apple.

Selvi mulai mahir menciptakan lagu dengan gitar. Ia mulai sering bolos kuliah. Ia rela melakukan semua itu demi cita-cita dan mimpinya bersama sang kekasih. Hubungan mereka begitu dekat dan sulit untuk dipisahkan.

Band merekan tiba untuk melakukan audisi dan lolos ke final yang bersaing dengan band yang saat itu membuat keributan dengan Gerry. Mereka telah siap di hari final dan saat itu Selvi sedang ujian di kuliahnya. Ia memutuskan berangkat sendiri dengan taksi menuju tempat audisi setelah ujian usai. Sedangkan Thomas dan Gerry pergi bersama begitu juga Nita dan Hendra. Sesampai disana Selvi, Nita dan Hendra menunggu Thomas dan Gerry. Sedangkan band mereka sebentar lagi audisi. Selvi menghubungi Thomas dan Gerry namun tak dapat di hubungi. Mereka mulai cemas dan akhirnya Gerri menghubungi Selvi. Gerry mengatakan kalau mereka ada suatu urusan dan menyuruh Selvi untuk melakukan audisinya bertiga. Sekarang mereka bertiga berjuang untuk band mereka.

Audisi berakhir dan Selvi membawa keberhasilan. Selvi menghubungi Gerry. “Gerry, kita juara. Kita bisa jadi band dapur rekaman.” “Selamat ya. Sel, Thomas kritis. Dia dirawat di rumah sakit. Ayo, cepatan ke sini.” “Kamu ga’ bercandakan Ger?” “Ngga’, cepatan kesini.” Selvi mulai cemas dan gelisah. Sesampai di rumah sakit ia menemui Gerry dengan luka di kepalanya. Di UGD dia melihat Thomas terbaring dengan alat bantu pernafasan. Ia menerobos ruang itu dan berteriak keras. Suster dan dokter memisahkan gadis itu. Selvi bertanya kepada Gerry. “Kenapa bisa begini?” “Maafkan aku Sel. Ini salah aku. Andai aku tidak buat keributan, dia tak akan seperti ini. Dia tertusuk pisau saat dia menolong aku dari perkelahian itu.” Kemudian dokter keluar dari ruang UGD dan mengatakan pasien telah meninggal. Selvi menerobos pintu UGD dan berteriak sekeras-kerasnya. “Thom, jangan tinggalkan aku.”

Cinta mereka berakhir sebagai kenangan. Selvi tak bisa melupakan kenangan mereka berdua. Ia melihat gitar yang diberikan Thomas sebagai bagian hidup Thomas yang tersisa. Selvi memetik gitar dan akhirnya menciptakan sebuah lagu yang indah. Kemudian Selvi mempunyai semangat untuk bernyanyi. Saat itu band mereka menyanyikan lagu yang dibuat Selvi. Selvi mulai membuka kata-kata terakhirnya, “Lagu ini aku persembahkan untuk orang yang ku cintai yang telah pergi untuk selamanya.” Seorang pengusaha jatuh cinta pada lagu itu dan membuat band mereka sukses. Usai konser Selvi pulang karena kelelahan. Saat teman-temannya datang ke rumah Selvi mereka menemui Selvi dengan tetesan darah dan selembar lirik lagu untuk persembahan terakhir hidupnya. Lagu tersebut kemudian sukses dan menyisakan pilu yang amat dalam.

Semoga menginspirasi kalian semua :)

by Admin · 0

26 September 2013

Cerita Terharu Sepasang Kekasih

Nie Sahabat FPCM Telah kami hadirkan kisah terharu dijamin tersentuh, semoga bisa ambil hikmah dibalik cerita ini :

Cerita Sepasang Kekasih

Sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati.

Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.

Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).

Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa depannya.

Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kimpoi lari. Ia memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.

Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya.

Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkimpoian mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang² tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan².

Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain.

Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit?.

Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. “Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua”, kata sang ibu.

Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan² akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah.

Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.

Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu. Anaknya seorang laki². Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian² tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya.

Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya…

Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba² sakit keras. Demamnya sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.

Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari obat² herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya mampu membeli obat² herbal tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.

Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian.

Diantara tangisannya, ia tiba² mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..

Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu.

Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama² menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau” (terjemahannya “Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik”).

Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari.

Hari² mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.

Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.

Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia akan membelinya bulan depan. “Apakah kamu punya uang?” tanya sang pemilik toko. “Tidak sekarang, nanti saya akan punya”, kata sang anak dengan serius.

Ternyata, bulan depan sang anak benar² muncul untuk membeli jam tangan tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main².

Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya “Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan ?”. “Saya tidak mencuri, kakek.

Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah” kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tsb.

Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba² tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.

“Apakah kamu mencuri, Nak?” Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut.

Setelah ditanya berkali² tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. “Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?” kata sang ibu.

Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya.

Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. “Ia sebenarnya anak yang baik”, kata salah satu tetangganya.

Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya.

Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan. Tetapi tiba² sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya.

“Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya”. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba² muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.

Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb, begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu.”Maafkan saya, Nak.”

“Tidak Bu, saya yang bersalah”.

Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.

Ketika sang ibu dan anaknya berjalan² ke kota , dalam sebuah kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu.

Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.

Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.

Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.

Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang tepat. Satu²nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.

Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling kota , bermain² di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau”, lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.

Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu.

“Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak” kata ibu. “Tidak apa² Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa bersama² dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja lagi, Bu”, kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.

Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta² ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. “Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu”, teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis, sang ibu berkata “Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.” “Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya lagi”, sang anak mulai menangis.

Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu² “Kalau ibu saying padaku, bawalah saya pergi, Bu”. Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa dengan mengatakan “Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini”, ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak anaknya meronta² dengan ledakan tangis yang memilukan.

Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu²nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.

Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga.

Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan.

Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya.Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu.

Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong.

Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di depan rumah tsb, menangis “Ibu benar² tidak menginginkan saya lagi.”

Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar.

Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.

Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba² ia teringat sesuatu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan² imut anaknya dalam surat itu.


Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan anaknya.

Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba² ingat bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada tuhan yang Maha welas asih. Tuhan pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik.


Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya.

Benar saja, ternyata sang anak berada di sana . Tetapi ia pingsan, demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan berguling² jatuh ke bawah.


Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana², tetapi hasilnya nihil.


Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit.

Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah “Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?”

Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera menyanyikan lagu “Shi Sang Ci You Mama Hau” dengan suara perlahan, tak disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru “Ibu? Ini saya ibu”.

Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba² muka sang anak, lalu bertanya,

“Apakah kamu ??..(nama anak itu)?” “Benar bu, saya adalah anak ibu?”.

Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi.

Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila.

Kisah ini untuk kita renungkan bersama-sama :

Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan rela mengorbankan nyawanya. Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda, ataupun disaat Ibu sudah tua :

1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.

2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.

Diantara orang² disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun.

Tidak diragukan lagi “Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini”.

Semoga Bermanfaat :)

26 September 2013 by Admin · 2

Copyright Since @2013 Oleh CERITA MENGHARUKAN