14 December 2013

Legenda Timun Mas

Legenda Nusantara Dari Daerah Jawa Tengah

Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.

Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.

“Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.

Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.

Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.

Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.

Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.

Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.

Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.

Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.

Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.

Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.

Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira.

Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.

Semoga Bermanfaat

Sumber : LokerSeni

14 December 2013 by Admin · 0

Legenda Batu Menangis

Legenda Nusantara Dari Daerah Kalimantan

Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya.

Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.

Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.

Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.

Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.

Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, "Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "Ia adalah pembantuku !"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia adalah budakk!"
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.

Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.

"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.

" Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu...Ibu...ampunilah anakmu.." Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut " Batu Menangis ".

Semoga Bermanfaat

Sumber :LokerSeni

by Admin · 0

Legenda Danau Toba

Legenda Nusantara Dari Daesrah Sumatra Utara

Zaman dahulu kala hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.

Semoga Bermanfaat


Sumber : LokerSeni

by Admin · 0

Legenda Sangkuriang

Legenda Nusantara Dari Daerah Jawa Barat

Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.

Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.

Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.

Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.

Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.

Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.

Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.

Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.

Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.

Semoga Bermanfaat

Sumber : LokerSeni

by Admin · 0

Legenda Lutung Kasarung

Legenda Nusantara Dari Jawa Barat

jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.

Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.

Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.

Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.

Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.

Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.

Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.

Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.

Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.

Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.


Semoga Bermanfaat

Sumber : LokerSeni

by Admin · 0

Legenda Bawang Merah Dan Bawang Putih

Cerita Legenda Nusantara Daerah Sumatera

 Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.



Semoga Bermanfaat

Sumber : LokerSeni




by Admin · 1

Legenda Malin Kundang

Cerita Legenda dari Daerah Nusantara Sumatra

Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

Semoga bermanfaat

Sumber: LokerSeni

by Admin · 0

06 December 2013

Cerita Mengharukan Pertemuan Menyedihkan

Hallo Sahabat FPCM NIe hadir lagi cerita gak kalah serunya dan mari kita belajar dari hal yg menyedihkan sehingga kita bisa ambil hikmah dari cerita ini, gak sabar ya check it out deh :) :
 
Saat aku sedang tidak ada kerjaan, tiba-tiba ada seseorang yang mengirimi ku sms. “Anggi” isi smsnya. Aku pun langsung membalas nya dengan bertanya “siapa ini?”. Dia mengaku sebagai ahmad teman sekelas ku. Aku masih belum percaya bahwa dia adalah ahmad, akhirnya aku bertanya dengan teman-temanku apakah mereka mengetahui nomor siapa ini. Ternyata nomor itu adalah milik Rendi teman sekelas ku juga, ia mendapatkan nomor ku dari salah satu teman ku.

Setelah itu, kami jadi sering smsan. Aku awalnya tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya, tapi suatu saat dia menembakku dan aku tidak bisa menerimanya karna aku menganggap dia hanya teman. Dia tidak putus asa, beberapa kali dia menembak ku lagi sampai akhirnya aku menerima nya karna aku memiliki perasaan yang sama dengan nya, tapi saat aku menerima nya aku berkata bahwa aku tidak dibolehkan berpacaran selama sekolah, jadi kita tidak bisa ketemuan atau ngedate. Ia pun menyanggupinya.

Kami berpacaran hanya lewat sms dan telfon, di sekolah pun kami jarang berbicara karna kami tidak mau teman-teman kami yang lain tau bahwa kami berdua berpacaran. Selama itu kami banyak menghadapi masalah sampai harus putus nyambung putus nyambung. Suatu saat aku ketahuan berpacaran oleh orang tua ku, akhirnya hp ku disita dan kami tidak berhubungan lagi. Ketika hp ku dikembalikan, aku menghubungi rendi lagi dan kami pun berpacaran kembali.

Saat itu sandi ingin sekali menemuiku, tapi aku tidak mau karna takut ketahuan. Kami pun sepakat untuk bertemu didepan jendela kamar ku pada jam 3 subuh. Ketika kami bertemu, kami senang sekali walau dibatasi oleh teralis jendela kamarku. Tapi sayang, saat itu juga mama ku masuk ke kamar ku dan melihat ada rendi di depan jendelaku. Rendi pun langsung pergi dan aku hanya bisa diam saat orang tua ku memarahiku. Hp ku kembali disita selama berbulan-bulan dan kami tidak ada berhubungan sama sekali. Aku mengira bahwa rendi telah memiliki kekasih yang baru dan melupakanku, padahal saat itu aku masih sangat sayang kepadanya.

Setelah 6 bulan, hp ku pun dikembalikan tapi aku tidak menghubungi rendi. Pada tanggal 23 februari saat dia berulang tahun, ku beranikan diriku untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Aku kira dia tidak akan membalas sms ku, tapi ternyata dia membalas sms ku dengan ucapan terima kasih. Bermula dari sanalah hubungan kami terjalin lagi.

Saat pembagian kelas, aku dan sandi sekelas lagi, tapi orang tua ku tidak menyetujuinya dan meminta kepada guruku untuk memindahkan ku ke kelas yang lain. Aku pun rela dipindahkan dan tidak sekelas lagi dengan rendi. Tapi, kami masih berhubungan baik walaupun aku terkadang cemburu dengan nya yang sekelas dengan mantannya. Di saat seperti itu, aku biasanya meminta rendi untuk menelfon ku dan ku ceritakan semua unek-unekku kepadanya. Tidak jarang di telf aku menangis dan rendi juga ikut menangis.

Sebenarnya aku ingin kami tidak berhubungan lagi karna aku tidak mau terus-terusan membohongi orang tua ku, aku dulu berjanji bahwa aku tidak mauberpacaran lagi tapi ternyata aku tetap berpacaran. Berbagai cara ku coba untuk membuat rendi benci kepadaku dan meninggalkan aku. Saat itu aku hanya bisa berkata bahwa aku tidak akan bisa membuat mu bahagia karna keadaan ku yang terlalu di kekang dan aku tidak pernah bisa mengerti kamu. Tapi rendi selalu saja berkata “tujuan hidup ku hanya kamu vita, jadi kalau kita putus, aku tidak punya tujuan hidup lagi. Aku hanya ingin nanti kita bisa menikah dan bersama selamanya. Aku akan selalu mengerti keadaan mu dan memahami segala kekurangan mu”. Aku hanya bisa menangis mendengar perkataannya.

Suatu saat aku ingin benar-benar ingin rendi meninggalkan aku dan memberinya kebebasan untuk mencari wanita lain yang lebih baik dari ku, yang dibolehkan pacaran oleh orang tua nya sehingga wanita itu bisa membahagiakan rendi. Aku akhirnya meminta kepada rendi untuk putus dengan alasan aku sudah tidak tahan dan tidak sayang lagi dengan nya, padahal aku sangat sayang kepadanya. Aku tau itu menyakitkan baginya, tapi hanya cara itulah yang bisa ku lakukan. Rendi pun bersedia untuk ku putuskan.

Setelah beberapa lama tidak berhubungan dengan rendi, aku merasa sangat kesepian dan hampa. Aku hanya dapat berharap suatu saat kami bisa bersama, kalau pun tidak bisa semoga saja dia mendapatkan kebahagiaan dengan wanita pilihan nya. Amin.


Sumber: Googling google.com

06 December 2013 by Admin · 0

Cerita Mengharukan Izinkan Aku Hidup

Selamat Sore Sahabat FPCM disini kami mau share cerita sedih berikutnya, yang belum gabung silahkan ikuti kami dihalaman fans page ya kita share cerita selain diblog juga dihalaman tersebut jd bisa membaca pas ada waktu luang lewan ponsel :), ini dia ceritanya check it out:

“Ivan…bangun!!!”

Berat sekali rasanya membuka mata dihari libur seperti ini. Pelan-pelan Aku coba membuka mata mencari suara yang tega-teganya menggangguku sepagi ini. Kulihat Mamah sudah berpakaian rapi berdiri didepanku. Belum sepenuhnya nyawaku terkumpul langsung saja Aku melompat dari tempat tidurku menuju kamar mandi. Wah bodohnya Aku melupakan keberangkatanku hari ini. Untungnya tadi malam semua keperluanku sudah Mamah siapkan. Jadi Aku tinggal berangkat.

“Tasmu sudah didalam mobil, cepat berangkat.”

“Mamah ga nganter?” tanyaku.

“Ngga, Mamah ga mau nangis.”

“Wah, Mamah….sesayang itukah Mamah padaku,” canda manjaku sambil berjalan menghampiri kemudian memeluknya.

Matanya berbinar saatku memeluknya. Ada rasa ketidak tegaan dihatiku meninggalkan Mamah sendirian. Sekali lagi Aku memeluknya erat, binar dimatanya kini menjadi air yang menetes dipipi. Wajar kalo Mamah menangis seperti itu karna terhitung dari hari ini sampai 2 tahun kedepan kami tidak akan bertemu.

“Cepat berangkat, nanti Ivan ketinggalan pesawat!!!”

“Hati-hati, jaga diri Kamu baik-baik, jangan bandel, Ivan harus konsentrasi belajar ga boleh pacaran, disana harus nurut sama Om kamu.” lanjut Mamah menasehatiku.

***
Sekarang Aku berada dibenua eropa untuk melanjutkan studi. Masih ada waktu 2 tahun lamanya agar bisa lulus dan kembali keindonesia. Oh iya, disini Aku belajar bukan sebagai seorang mahasiswa tapi hanya seorang siswa.

Hari-hari berlalu seperti biasa, rutinitasku disini tidak ada yang mengesankan. Ingin sekali rasanya Aku buru-buru pergi dari keasingan ini. Pernah ada niatan berontak ke Mamah tapi Aku juga ga tega melihat Mamah kecewa. Mamah sangat berharap agar Aku berprestasi disini. Percuma rasanya Aku bebas kalo Mamah jadi kecewa.

Lambat sekali waktu berputar, ruang gerakku semakin hari semakin sempit. Kalau bukan buku pasti laptop yang jadi temanku. Hanya itu yang mengisi hari-hariku. Oh Tuhan, Aku berpikir kalo saat ini Aku sedang diuji.

Seperti biasanya hampir setiap pagi Aku berlari mengejar bis sekolah. Dan pagi ini adalah kesialan yang teramat sangat yang terjadi padaku, bis sekolah benar-benar penuh. Mungkin karena siswa baru. Susah rasanya bernafas ditengah himpitan orang-orang besar di sekelilingku. Baru beberapa menit menikmati perjalanan bisnya kembali berhenti. Ya ampun, semerana inikah hidupku, gumamku.

Bis sekolah kembali melanjutkan perjalanan, samar-samar aku melihat gadis yang baru naik tadi desak-desakkan mencari tempat duduk. Anak itu pasti siswa baru pikirku. Sebenarnya Aku sudah berniat untuk tidak menghiraukannya, na’asnya Aku, gadis itu berjalan menuju ke arahku dan, iya! Dia berdiri tepat di hadapanku. Karena dia perempuan jadi Aku mengalah saja padanya. Dan membiarkan Dia menduduki tempatku. “Hi…sit here,” ucapku sambil berdiri.

“Makasih.”

“Kamu dari Indonesia?”

“Iya.” sahutnya menatapku.

Spontan Aku mencubit pipinya dan berteriak kesenangan sehingga semua orang melihatku. Tatapan mereka seperti sedang mengintrogasiku. Aku hanya tertunduk malu. Dan Aku meminta maaf pada penumpang bis lainnya, sepertinya teriakanku mengagetkan mereka.

“Maaf ya…. disini Aku bener-bener ga punya teman jadi pas ketemu Kamu rasanya kaya lagi menang undian yang berhadiah mobil. Ga kebayang senengnya,” gurauku pada gadis dari Indonesia itu.

Dia tertawa mendengar gurauku.

“Kamu siswa baru?” lanjutku.

“No…no… no… Aku sudah satu tahun disini.” sahutnya sambil tertawa.

“Oh jadi ceritanya Kita satu angkatan nih,”

Gadis itu menganggukkan kepalanya. Sepertinya Aku jatuh cinta pada pandangan yang benar-benar pertama dalam hidupku.

Semenjak pertemuan itu ada harapan-harapan baru yang mulai kumunculkan dalam hidupku. Sekarang impianku bukan hanya ingin membahagiakan Mamah saja tapi juga Aku ingin membahagiakan diriku sendiri.

“Ivan….”

Aku menghentikan langkahku. Kepalaku celingak celinguk mencari sumber suara yang serak-serak parau memanggilku.

“Ivan…”

Suara itu semakin dekat ditelingaku. 1 tahun sudah lewat. Baru hari ini Aku mendengar seseorang di sekolah memanggil namaku.

Tiba-tiba gadis itu menepuk pundakku. “Yeeee, ketemu Kamu lagi,” ujarnya cengengesan.

“Kok kamu tau namaku? Tau dari mana?” tanyaku penasaran.

“Kemaren Aku cerita-cerita sama Kevin tentang pertemuan kita dibis eh tau-tau Dia kenal sama Kamu padahal Aku cuman ngasih tau ciri-ciri Kamu doang ke Kevin.”

“Yang Kamu maksud Kevin Bagas? Kayanya Dia temen SMPku.” tanyaku sambil meraba-raba ingatan.

“Iya. Oh Kalian teman lama ya. Ya, ya, ya…” ujarnya padaku.

“Aku Thesa.” lanjutnya sambil mengulurkan tangan.

“Thesa…. Thesa… nama yang bagus.”

“Oh iya, apa Kevin pacarmu?” lanjutku menanyakan kedekatan Kevin dan Thesa.

“Sama sepertimu, Dia juga temanku dari SMP, cuman kita beda SMP.”

“Bagus banget, untung kalian ga pacaran.” gumamku.

“Apa? Kamu ngomong apa barusan?” tanyanya penasaran.

“Ngga, Aku ngga ngomong apa-apa.”

“Tau ah Van! Jelas-jelas tadi Kamu ngomong.”

Setelah Thesa datang dalam hidupku. Sepertinya waktu tidak berjalan selambat kemaren. Sekarang malah Aku mau protes sama waktu yang jalannya kecepetan. Rasanya Aku tidak ingin meninggalkan tempat ini. Nyaman sekali disini setelah ada Thesa.


***1 tahun kemudian***
Semakin kedepan semakin jelas terlihat cinta segitiga diantara Kami. Aku harus rela berbagi cinta dengan Kevin. Sebenarnya Kami menyadari bahwa ada cinta segitiga, tapi masing-masing dari Kami tidak ada yang mau mengalah apalagi sampai menyerah untuk mendapatkan Thesa.

Seharusnya Aku lebih realistis melihat keadaan seperti ini. Dibandingkan denganku Kevin sangat lebih pantas untuk Thesa. Tapi, kukatakan ‘tidak’ meskipun Aku dipaksa menyerah untuk mendapatkan Thesa. Aku tidak bisa tanpa Thesa. Dan Aku juga tidak akan mau membiasakan diriku tanpa Thesa. Aku tidak akan menyerah, tidak akan.

Banyak hal yang sudah terlewatkanku bersama Thesa. Walaupun bersamanya sangat menyakitkan tapi Aku rela menahan sakit itu agar bisa terus ada disisinya. Ini tahun terakhir Kami disini. Semoga setelah lulus, Thesa juga pulang ke Indonesia dan melanjutkan studinya diperguruan tinggi yang ada di Indonesia agar Aku bisa bersamanya lagi. Walaupun tidak, Aku akan menunggunya sampai dia kembali ke Indonesia.

Aku selalu merasa iri pada Kevin yang lebih banyak waktu bersama Thesa. Terakhir kali Aku memegang tangan Thesa pada saat Kami berlibur kepantai. Kalo si Kevin setiap hari juga bisa memegang tangan Thesa.

Malam ini Kami bertiga janjian makan malam bareng. Thesa tampil sangat cantik, Dia datang sendirian kerumahku. Kemudian disusul dengan kedatangan Kevin.

Tempatnya sangat indah. Pepohonan ditempat ini benar-benar membuatku nyaman. Apalagi sambil melihat gadis pujaanku.

Malam ini Aku merasa sedikit lega karna si Kevin mendadak pulang lebih awal. Katanya dipanggil Omanya. Beruntungnya Aku. Seandainya Kevin tidak pulang bisa-bisa Aku mati duduk menahan rasa cemburu melihat mereka ngobrol berdua.

Belum sempat pramusaji menghidangkan makanan. Mendadak nafasku berhenti, pandanganku buram, dadaku nyut nyutan seperti ada yang menahan pompa jantungku. Aku berusaha tenang agar tidak merusak momen terbaikku bersama Thesa. Tapi Aku tak tahan, kucoba menahan sakit didadaku itu dengan tangan kiriku, tapi sakitnya tidak berhenti. Penglihatanku semakin redup hampir-hampir Aku tidak bisa melihat Thesa. Sakitnya semakin menggila. Aku mendengar suara Thesa samar-samar memanggil namaku.

Akhirnya Aku menyerah dari sakit itu. Penglihatanku benar-benar menghilang, Aku tidak bisa melihat apa-apa. Sekarang tubuhku terasa ringan. Pelan-pelan kubuka mataku. Yang kulihat hanya ada kain putih yang mengelilingiku. Apakah ini yang namanya surga? Gumamku.

Aku tidak bisa berpikir banyak, kembali kupejamkan mataku. Aku merasa seperti sedang terbang tinggi saat ini. Rasanya Aku terbang menorobos awan yang bergumpal. Aku benar-benar diketinggian yang sejengkal lagi akan menerobos langit. Tapi Aku berhenti. Aku berhenti digumpalan awan, disana Aku melihat seseorang yang wajahnya sama sekali tidak tampak jelas. Tapi entah mengapa mendengar suaranya membuatku merasa damai, membuatku ingin menggapainya. Suara itu membuatku berhenti. Suara itu memanggil manggil namaku berulang kali. Kemudian Dia menghilang. Tak lama, Aku terbangun dari mimpiku dan saat Aku terbangun. Ternyata Mamah orang pertama yang kulihat.

“Ma…Ma-mah.” sapaku kelu.

Belum sempat Aku bangkit dari tempat tidurku. Mamah memelukku erat, tubuhku terhempas lagi pada tempat tidurku. Lagi-lagi Aku membuat Mamah menangis. Hancur hatiku melihat Mamah menangis terisak seperti itu. Ingin sekali rasanya Aku menghajar diriku sendiri yang bisanya hanya merepotkan Mamah. Mamah terus saja memelukku erat, sesekali mencium keningku. Mamah tidak berkata apapun. Tidak juga memarahiku seperti biasanya. Airmataku pelan-pelan jatuh kepipi. Ada apa dengan Mamah? Tanyaku dalam hati. Berhenti rasanya jantungku melihat Mamah seperti itu. Kutarik kedua tangannya. Kucium telapak tangannya. Aku katakan padanya Aku sangat menyayanginya, Aku katakan lagi padanya, Aku tidak akan meninggalkannya.

Kemudian Mamah mengusap airmatanya. Pelan-pelan Mamah mengangkat kepalanya dan menatapku syahdu. “Maafkan Mamah Van.”

Mamah kembali menangis menggeleng-gelengkan kepalanya seolah ada hal yang membuatnya cemas. Semakin penuh otakku dengan pertanyaan-pertanyaan.

“Mamah kenapa?” tanyaku pelan.

“Inilah alasan Mamah menyekolahkan Kamu disini. Mamah tidak bisa menjagamu sendirian. Mamah juga tidak bisa melindungimu sendirian. Mamah tidak sanggup melihatmu menjerit kesakitan. Mamah tidak sanggup melihat anak kesayangan Mamah terluka,” ujarnya sambil menangis terisak.

“Maksud Mamah?”

“Maafkan Mamah…. Mamah sudah menyembunyikan hal ini kepadamu.”

“Katakan Mah! Ada apa denganku?” Aku merasa panik mendengar omongan Mamah.

“Ivan sedang mengalami penyumbatan pada jantung. Om Frans bilang ke Mamah kalo Ivan mengalami Jantung koroner pada level yang rendah. Masih ada kesempatan untuk sembuh makanya buru-buru Mamah sekolahkan Kamu disini. Biar Om Frans gampang ngobatin Ivan. Ivan yang sabar ya Mamah pasti akan melakukan apapun supaya Kamu sehat lagi. Ivan jangan khawatir.”

“Tapi kenapa ini sakit sekali Mah?”

“Sekarang penyakitmu itu berada pada level yang parah, tapi Ivan jangan takut Mamah sama Om Frans pasti akan membuat Ivan sehat lagi. Jangan khawatir Mamah selalu ada untuk Ivan.”

Bergetar hatiku rasanya mendengar ini. Tak sanggup rasanya Aku berpisah dari Mamah. Tak ingin rasanya Aku meninggalkan Mamah sendirian. Saat ini kurasa bumi seperti sedang berhenti berputar, manakala Mamah bilang penyakitku sudah pada level yang parah. Kenapa tidak langsung diambil saja nyawaku. Toh kalo sakit ini datang lagi rasanya Aku seperti sudah mati. Sakit sekali jantungku.

***
Akhirnya Aku menyelesaikan sekolahku dengan hasil yang memuaskan. Walaupun tidak berada pada posisi 1 sampai 10. Sudah lulus saja Aku sangat merasa puas. Nilaiku juga tidak begitu jelek. Selagi Mamah tidak protes itu artinya Aku sudah melaksanakan tugas dengan baik.

Akhirnya, Aku bisa kembali lagi ke Indonesia. Momen inilah yang Aku damba-dambakan 2 tahun belakangan ini.

Setelah perpisahan sekolah sampai sekarang Aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis pujaanku. Juga dengan si Kevin. Ya sudahlah sepertinya Aku harus berhenti menunggu Thesa. Toh percuma juga menunggunya, kalopun akhirnya Dia datang pastilah Kevin sudah menjadi kekasihnya.

***
“Ivan…..bangun!!!”

Malas sekali rasanya membuka mata sepagi ini. Suara itu mengganggu sekali. Mau tidak mau Aku mencoba membuka mataku yang seperti sedang digantungi besi, berat sekali. Pelan-pelan mataku terbuka. Kupikir Mamah yang membangunkanku. Tapi kok tumben Mamah terlihat lebih muda, gumamku dalam hati. Tak percaya dengan yang kulihat. Kukucek kedua mataku dengan tangan. Benar saja, yang membangunkanku pagi ini adalah Thesa. Gadis pujaanku. Aku langsung bangkit dari tempat tidur lalu mencubit pipinya seperti yang kulakukan dibis waktu pertama kali kami bertemu. Thesa tertawa melihat kelakuanku yang kekanak-kanakan ini. Tapi Aku tidak peduli. Aku benar-benar rindu padanya.

“Kenapa Kamu menghilang sih Van! Disana Aku mencarimu. Nomer telponmu sudah ga aktif. Sengaja ya biar Aku khawatir.” tanyanya sinis padaku.

“Apa? Ulangin kata terakhir yang Kamu ucapin tadi. Please Aku mau dengar lagi.” Pintaku melas.

“Aku khawatir.” Jawabnya ketus.

“Akhirnya…. Ada juga orang lain selain Mamah yang mengkhwatirkanku. Kamu orang pertama yang mengkhawatirkanku. Makasih ya…..” ujarku sambil tersenyum.

“Oh iya… Kevin mana?”

“Entahlah.” Sahutnya.

***
Nanti malam Thesa mengajakku makan malam bareng, katanya sih mau mengganti makan malam yang gagal dulu. Semoga kali ini penyakitku tidak kambuh lagi.

Malam hari tiba. Telapak tangan dan kakiku berkeringatan entah mengapa bisa seperti itu. Sepertinya Aku grogi menghadapi Thesa. Aku melihat disekelilingku orang-orang tampak biasa saja dengan pasangannya. Aku harus seperti mereka, gumamku menyemangati diri sendiri.

“Ivan.” Suara Thesa tepat dibelakangku.

Aku menoleh kearah Thesa. Wow, mataku tidak ingin melihat kelain selain ke gadis pujaanku itu. Malam ini penampilannya perfect.

Makan malampun dimulai. Sesekali Kami saling curi-curi pandang. Kaku sekali.

“Ivan….”

“Iya.” Sahutku dengan tertunduk malu.

“Aku baru tau kalo Kamu orangnya pemalu kaya gini…. Lucu.” ejeknya.

“Ini kali pertama dalam hidupku makan malam dengan perempuan selain Mamah. Jadi……” sahutku bingung mau bicara apa padanya.

“Jadi apa?”

“Ngga…. Ngga jadi apa-apa.”

Kekakuan inilah yang membuat Kami jadi banyak tertawa hingga akhirnya suasana menjadi nyaman dengan candaan-candaan.

“Ivan…” panggilnya dengan nada serius.

Aku kaget sekali mendengar suara yang terdengar arogan tersebut.

“Iya.” Sahutku ragu.

Mendadak suasana menjadi hening. “Aku suka sama Kamu, sejak Aku bertemu denganmu di bis sekolah,” tuturnya menatap tajam ke kornea mataku, “Sebelum Kamu masuk rumah sakit sebenarnya Aku ingin mengatakan ini. Tapi Aku ngga sempat.” Lanjutnya.

“Bagaimana dengan Kevin? Bukannya Kamu?”

“Iya dulu Aku memang suka sama Kevin tapi semenjak Kamu datang dihidupku. Aku ngga bisa berbohong Aku jauh lebih menyukaimu dibanding Kevin, Aku ngga bisa berhenti memikirkan Kamu. Tentangmu yang selalu menari-nari dipikiranku. Aku ngga bisa terus-terusan menghindar darimu dengan perasaanku yang seperti ini.” Ujarnya memotong pembicaraanku.

Ternyata selama ini Aku sudah salah paham kepada Thesa. Kukira Thesa tidak pernah memperhitungkanku dalam hidupnya. Kupikir hanya Kevin yang Dia pedulikan. Ternyata Aku salah. Aku tidak berusaha untuk mengerti perasaan Thesa. Aku terlalu egois, membiarkan perasaanku terlihat oleh Thesa. Tapi Aku tidak memberikan kesempatan pada Thesa untuk memperlihatkan perasaannya padaku. Sekarang sangatlah terlambat jika Aku bilang kalau Aku juga cinta sama Thesa. Setelah penyakit yang kuderita ini sangat parah, rasanya tidak mungkin Aku meng-iyakan keinginan Thesa, itu hanya akan menyakitinya saja. Beralasan palsu adalah jalan terbaik yang bisa Aku lakukan. Agar saat Aku menghilang dari hidupnya, Aku tidak membuat hatinya sakit. Mungkin inilah yang bisa Aku lakukan untuk melindunginya. Aku rela jika akhirnya Kevin yang akan memasang cincin pernikahan dijarinya. Aku rela jika akhirnya Kevin yang akan mendampinginya. Aku sangat lega jika setelah Aku tiada nanti Thesa bisa berbahagia, Aku sangat lega. Aku percaya pasti Kevin akan memberikan yang terbaik untuk Thesa. Melindungi, menjaga, dan selalu ada untuk Thesa. Aku yakin Kevin pasti akan melakukannya dengan baik.

“Sebelumnya Aku tau kalau Aku menyukaimu sejak kita pertama kali ketemu. Tapi Aku benar-benar ngga tau kalo Aku sukanya sedalam ini ke kamu. Lama Aku memendam perasaan ini. Selalu menahan rasa sakit dihatiku melihatmu yang sangat dekat dengan Kevin. Aku cemburu padamu, saat Kamu dekat denganku Aku selalu berpikir buruk tentangmu. Percuma rasanya Aku berkorban untukmu toh akhirnya Kamu sudah termiliki oleh Kevin. Itulah yang sering terlintas dibenakku. Sampai akhirnya Kamu menghilang dari penglihatanku. Setelah kelulusan, Aku mencarimu tapi Aku tidak bisa menemukanmu. Itu sangat menghancurkan hatiku. Otakku tidak bisa berhenti berprasangka buruk padamu. Aku mengira Kamu sudah bahagia bersama Kevin. Aku lelah dengan yang kurasakan, Aku keberatan dengan apa yang Aku lakukan. Aku berjaniji untuk berhenti menunggumu. Aku memutuskan untuk membuka hatiku menerima penghuni baru yang layak untuk menempati hatiku. Perlahan kekosonganku terisi oleh perempuan itu dan pelan-pelan Kamu sudah menghilang dari ingatanku,” ujarku sambil menatap wajahnya, “Sekarang Kamu datang lagi dengan membawa cinta yang sejak dulu Aku harap bisa mendapatkannya. Sayangnya Kamu datang disaat yang salah. Kamu datang disaat yang tidak tepat. Kamu datang setelah Aku mencintai orang lain dan Aku tidak bisa meninggalkan orang itu.” Lanjutku.

Binar dimatanya mencair menjadi airmata yang menetes. Tak sampai hati Aku melihatnya menangis. Sebenarnya apa yang kukatakan padanya sangat bertentangan dengan hatiku. Yang kuucapkkan tadi adalah kata-kata terburuk yang pernah keluar dari lisanku. Tapi Aku harus melakukannya. Sebelum Aku pergi Aku harus membuatnya membenciku agar Dia bisa buru-buru melupakanku. Aku tidak ingin membuatnya menangis lebih lagi dari ini. jadi biarlah kulakukan seperti ini agar saat Aku tiada Thesa tidak memiliki perasaan apa-apa lagi padaku dengan begitu Dia tidak akan tersakiti.

Thesa tidak menjelaskan apapun padaku. Dia pergi begitu saja meninggalkanku. Aku juga tidak menuntutnya mengatakan sesuatu padaku.

Setelah Dia menghilang dari penglihatanku. Jantungku mulai nyut nyutan. Ya ampun sakitnya tidak bisa tergambarkan oleh apapun. Buru-buru kuambil ponsel meminta Mamah menjemputku. Aku takut tidak bisa pulang dengan selamat jika kupaksakan.

Suara Mamah terdengar panik saat Aku menelponnya. Pendengaranku mulai terganggu. Sakit dijantungku membuat organ tubuhku yang lain juga terganggu. Aku mulai kehilangan kesadaran. Ponselku sepertinya jatuh. Aku tidak tau lagi apa yang sedang Mamah pikirkan saat telponku tiba-tiba terputus. Tapi yang jelas Mamah pasti akan sangat panik. Aku takut terjadi apa-apa sama Mamah saat diperjalanan menjemputku. Tapi Aku sudah tidak bisa menguasai diriku. Pandanganku hitam tidak ada sedikitpun cayaha yang kulihat. Nafasku terengah, Aku rasa Aku sudah mati sekarang.

Pelan-pelan Aku mulai tersadar. Mataku perlahan kubuka. Buram sekali penglihatanku saat pertama kali membuka mata. Tidak ada siapa-siapa disekelilingku. Aku mencoba mengenali tempatku berada sekarang. Ternyata Aku berada dirumah sakit. Tapi anehnya Mamah tidak ada. Tidak mungkin rasanya kalo Mamah tidak mencariku, gumamku dalam hati. Aku melihat lelaki berkaca mata menghampiriku.

“Maaf, apa anda keluarga Ibu Farida?” tanya lelaki berkacamata itu padaku.

“Benar, Dia Ibu saya Pak…. Kenapa dengan Ibu saya Pak?” tanyaku penasaran.

“Ibu saudara mengalami kecelakan. Tapi Alhamdulillah beliau sudah siuman. Hanya saja beliau mengalami kebutaan. Jika ada pendonor yang mau memberikan kornea matanya untuk Ibu anda. Beliau bisa selamat dari kebutaan.”

“Ambil mata saya pak! Ambil semua yang Ibu saya perlukan. Jantung, ginjal, ataupun yang lainnya. Ambil nyawa Saya jika Ibu memerlukannya. Lakukan yang terbaik untuknya Pak! Lakukan!” pintaku spontan memaksa lelaki berkacamata itu.

Ternyata penyakit jantungku tidak sebanding sakitnya dengan perasaanku yang hancur lebur mendengar Mamah kecelakaan dan menjadi buta. Aku tidak ingin melihatnya terluka, Aku juga tidak ingin Dia meninggalkanku. Dia adalah Perempuan terhebat didunia yang pernah kumiliki. Selalu memberiku yang terbaik. Perempuan yang tidak pernah menyakiti hatiku ataupun mengecewakanku. Aku akan melakukan apapun untuk membuatnya tetap hidup. Kukorbankan kornea mataku untuk Mamah. Aku berharap Dia baik-baik saja dan Dia bisa melihat dunia lagi dengan mata miliku itu.

Sebelum pendonoran dimulai Aku sempat berpesan pada Kevin, teman lamaku yang kebetulan sebagai pahlawan yang menolong Mamah. Semuanya kuceritakan padanya tentang cintaku pada Thesa dan rasa sayangku pada Mamah.

Proses pendonoran akan dimulai. Tiba-tiba jantungku sakit lagi. Nafasku tersendat lagi. Tapi Aku harus menahan sakit ini sampai dokter memberi bius padaku. Aku ingin proses pendonoran segera dilakukan agar Mamah bisa segera melihat lagi. Aku sudah tidak kuat lagi dengan sakit yang kutahan tapi untunglah prosesnya sudah berlangsung. Ingin rasanya Aku tetap hidup berlama-lama. Berdiri didepan Mamah sebagai pelindungnya dan bersandar disamping Thesa sebagai pendampingnya. Tapi sepertinya Aku sudah sampai dibagian akhir dari perjalanan hidupku. Aku berhenti pada takdir yang telah dituliskan untukku. Sekarang Aku merasa terbang tinggi sejajar dengan gumpalan awan. Aku berharap bertemu lagi dengan perempuan yang memanggilku dulu saat pertama kali Aku koma.

Aku berharap seseorang itu memanggilku dan membangunkanku dari mimpiku ini. Aku berharap saat membuka mata nanti Mamah memelukku lagi. Aku janji kali ini Aku akan membalas pelukan Mamah dengan pelukan terhangat yang Aku miliki. Tapi sepertinya Aku tidak mendapatinya lagi. Aku terbang semakin tinggi dengan perasaan yang jauh lebih damai sekarang. Sakit dijantungku sudah menghilang, tidak ada lagi nyut nyutan yang membuatku menangis. Sekarang Aku merasa sangat nyaman. Aku terbang semakin tinggi bahkan sudah menembus batas langit. Entah berada dimana Aku saat ini? yang jelas tempatku bukan dunia lagi. Aku berada ditempat dimana Aku hidup abadi. Semoga Kevin bisa memenuhi janjinya padaku untuk memberikan yang terbaik pada Thesa. Juga, semoga Kevin menceritakan semua yang ku sampaikan padanya. Dan meminta Thesa juga Mamah untuk tidak menangisiku. Karna Aku akan selalu ada untuk mereka meskipun Kami tak saling melihat. Sekarang jasadku memang sudah tidak ada lagi. Tapi hatiku masih tetap ada dihati mereka yang tulus mencintaiku.

Sumber :
Ditulis Oleh: Fahrial Jauvan Tajwardhani

by Admin · 0

Cerita Mengharukan Tulisan Terakhir Berdasarkan Kisah Sebenarnya

 Nie ada cerita baru menyedihkan khusus kami hadirkan untuk sahabat FPCM check it out :

Malam itu, seharusnya bukan jadi malam milik gua. Malam yang sesungguhnya bukanlah yang gua harapkan. Adit, temen kecil gua. Entah harus bagaimana gua mengatakan? Tiba-tiba ketika habis pulang dari hang out di kafe, mengarahkan motornya ke sebuah tempat yang mungkin baru dalam hidup gua. Tempat pelacuran, ya.. semua juga tau kalau daerah yang sedang gua injakkan kaki ini adalah daerah protistusi. Gua sempat protes sama Adit, kenapa tiba-tiba ngajak gua ke tempat kayak ginian. Umur gua kan masih 17 tahun dan baru aja dapat ktp resmi seumur-umur hidup gua.

Gua gak bisa ngelarang teman gua untuk menyalurkan apa yang dia inginkan walaupun harus dengan cara seperti ini. yang terbaik buat gua adalah tidak ikut dalam permainan dia. Akhirnya kita berdua memarkirkan motor di sebuah rumah. Banyak cewek-cewek cantik yang berdiri sambil menggoda. Adit masuk, dan gua memutuskan untuk tunggu di luar. Sesekali dia nanya ke gua,

“ yakin loe gak mau coba? Gua bayarin deh!”

“ ogah, gua masih tahan iman, loe aja sana! Jangan pakai lama! Entar kalau digrebek polisi, disangka gua lagi yang mau!”

“ iya-iya, anteng aja loe disana.. “

Dengan wajah cemburut dan tatapan beberapa perempuan gua seperti orang bego yang nunggu diluar sambil megangan helm gua. Adit uda memilih cewek yang harus jadi teman dia malam itu. Gua menunggu di luar dan tiba-tiba salah satu cewek di dalam rumah itu keluar sambil menghisap rokok. Dia ngeliat gua, lalu menawarkan rokok kepada gua.

“ Enggak makasih, gua gak ngerokok “ kata gua menolak dengna harus.

“ Hah, jaman gini masih ada yang gak ngerokok.. aneh..” Tanya cewek itu dan gua hanya senyum-senyum.

Dia duduk disebelah gua, menatap mata gua dengan tajam sambil sesekali membuang asap rokok ke langit-langit atap.

“ Kok nunggu disini, ga ikutan aja sama temen kamu!”

“ Enggak , biarian aja si adit yang pengen,.. Cuma nemenin aja”

“ uda, loe sama gua aja mau? “

Gua memandang cewek disamping gua, sejujurnya dia cewek yang cantik, putih dan idaman gua. Tapi ketika dia menawarkan dirinya ke gua, tiba-tiba gua jadi ilfell. Kenapa cewek secantik ini harus menjadi seorang pelacur, dunia ini memang gak adil.

“ enggak mbak ,makasih”

“ uda maulah, gua kasih diskon.. “ tawar dia lagi.

“ beneran mbak, saya gak mau..” tolak gua dengan halus.

“ apes deh gua, daritadi gak ada yang mau ama gua..”

“ loh mbak kan cantik, kok ga ada yang mau..!”

“ ya nasib lah, namanya juga jualan, kadang laku, kadang kagak, malah gua lagi ada masalah lagi,,.”

Entah mengapa gua jadi merasa ingin tau masalah dia.

“ masalah apa mbak?” Tanya gua

“ umur loe berapa?” Tanya dia ke gua

“ masuk 17 tahun ini,., “

“ yailah, masih brondong, masih belum tau namanya dunia dewasa..” ledek dia.

“ kata siapa.. setiap orang punya masalah, gak mandang gede atau kecil umurnya..”

Dia melihat gua, mungkin dia merasa gua pinter merangkai kata-kata.

“kayanya loe bukan cowok brengsek ya.. beda sama cowok-cowok yang suka kesini Cuma pengen cari cewek buat kesenangan sesaat’

Gua tersenyum manyum dipuji dia.

“ Hehe, ga semua cowok brengsek kok mbak..

“ mungkin aja… hm.. gua lagi butuh duit..” kata dia tiba-tiba.

Dalam hati gua, mungkin ini masalah klasik. Kalau ga butuh duit, buat apa dia kerja sebagai pelacur.

“ Maaf kalau boleh tau, duit buat apa ya?”

“ nasib jadi orang miskin, selalu kena masalah, nyokap gua tiba-tiba ada benjolan di perut, kemarin sempat dibawah ke puskemas, kata dokter sih tumor ringan. Mesti cepat-cepat di operasi kata dokter, tapi ya tau sendiri Negara kita, apa-apa butuh duit. Ujung-ujungnya duit buat operasi. Makanya gua lagi sial, semingguan ini jarang dapat pelanggan. Apes..”

Entah mengapa, gua merasa, ada kejujuran dari apa yang cewek ini ngomongin. Dia gak seperti lagi sandiwara.

“ namanya mbak siapa?”

“ panggil gua Eva aja! Loe?”

“ Gua, Rasya.. “

Tiba-tiba kita terdiam, melihat wajahnya yang tampak sedih sehabis cerita kehidupan dia, gua merasa iba dan menawarkan dia setulus hati.

“ kalau eva emang butuh duit, gua ada, tapi gak banyak, kali-kali aja bisa bantuin nutupin kekurangan.”

Dia ngeliat gua.

“ loe kan masih 17tahun, mau dapat duit dari mana 1,5 juta kekurangang gue..”

“ oo, jadi kurangnya 1,5juta. Tenang aja Va, gua ada kok kalau segitu, tapi kalau sekarang.. gua ga bawa duitnya.. kalau besok gimana?”

Dia tertawa kecil.

“ gua sih uda biasa digombalin sama pelanggan. Tapi kalau digombalin berondong sih baru kali ini..” ledek dia.

“ sumpah gua ga bohong, gini aja, nomor hendphone loe berapa? Nanti besok gua telepon dan kasih duitnya, tapi jangan disini ya.. soalnya gua ga nyaman..”

“ terserah mau dimana, neh nomor gue..” kata dia sambil ngasih kertas dengan angka nomor telepon dia.

" inget loe, gua ini bukan orang baik. "

" gua juga bukan orang baik. tapi juga bukan orang jahat, gua dan loe hanya terlahir di dunia yang keduanya gak bisa kita hindari.."

Tiba-tiba adit selesai, dan dia langsung menuju gua. Sebelum adit ngajak gua pergi, gua pamitan sama eva. Dia tersenyum. Dari wajahnya gua tau, dia pasti berharap banget apa yang gua katakan ke dia itu benar. Walau sebenarnya gua sendiri ga punya duit sebanyak yang dia mau. Duit yang gua punya Cuma ada 900 ribu dan masih kurang 600 ribu buat ngasih ke eva. Akhirnya gua mesti nunggu seminggu hingga terkumpul 1,5 juta. Bermodalkan duit yang sesungguhnya hasil uang jajan gua. Akhirnya gua nelepon dia. Sebelum memastikan apa eva benar-benar sungguh-sungguh atau bohong, gua sempet survey ke psk sekitar tempat kerja eva dan hasilnya positif dia ga bohong makanya gua usahain duit terkumpul cepat.

Eva terkejut ketika gua nelepon dia, gua meminta janjian ketemu sama dia di kafe yang telah gua tentukan. Seumur-umur dalam hidup gua, baru kali ini gua beramal cukup besar untuk orang lain. Gua masukan duit itu dalam tas gua. Mungkin bonyok gua akan marah besar kalau tau duit jajan gua habis untuk dia. Tapi gua cukup beruntung terlahir dari keluarga yang mampu, jadi gua yakin. Bonyok gak akan tega biarin gua hidup tanpa duit sedikitpun andai gua bilang, gua butuh duit.

***

Eva muncul dengan pakaian yang lebih tertutup kebanding pertama kali gua lihat. Kita makan dan sesekali gua jelaskan kenapa gua baru hubungi dia dengan alasan sibuk ujian, padahal sesungguhya sibuk nabung untuk bantu dia. Eva mungkin gak pernah kepikiran kalau gua ngajak dia ketemu untuk bantu keuangan dia, dia lebih berpikir kalau gua ini ketemu dia sebagai seseorang yang membutuhkan dia seperti laki-laki lainnya.

Kita sempat jalan-jalan sebentar sampai akhirnya motor gua membawa dia ke pantai. Kebetulan mal di kota gua selalu dekat dengan pantai. Gua duduk disamping dia. Dia langsung menyodorkan pertanyaan.

“ sebenarnya , loe manggil gua untuk make gua? Atau temenin loe jalan sih?”

“ coba tebak?” Tanya gua.

“ dua-duanya juga ga masalah, gua uda lama gak jalan sama cowok. Terakhir pacaran juga apes. Dari sekian cowok yang nembak gua, Cuma dia yang gua terima. Ujung-ujungnya cowok emang brengsek. Cuma mau tidur sama gue.. makanya sejak sekarang gua mati rasa sama yang namanya cinta.. !”

“ loh kayaknya loe dendam banget ya sama cowok. Maaf loh kalau lancang, Cuma ngerasa gitu”

“ ngapain minta maaf, emang nasib gua kok. Terlahir sebagai cewek hina, miskin, keluarga berantakan. Lonte..” tiba-tiba eva nangis dengan kalimat terakhir itu.

“ loe nangis..” Tanya gua jadi ikut sedih.

“ lonte.. gua uda sering denger kalimat itu dari mulut orang lain buat gua, rasanya nyakitin banget. Asal loe tau , kalau aja dunia ini lebih indah dari yang gua mau. Gua juga gak mau jadi lonte.. siapa sih di dunia ini yang mau jadi pelacur, lonte. Ini karena terpaksa. Masih ada adik sama keluarga yang butuh gua untuk bertahan hidup..”

“ eva.. jangan nangis dong. Tujuan gua kesini, Cuma pengen ngasih ini..” kata gua sambil ngasih duit ke dia.

“ gua emang masih berondong seperti yang loe bilang, tapi gua juga punya hati. Walau hidup gua cukup, tapi gua mengerti perasaan loe.. mungkin Tuhan Cuma lagi kasih ujian buat hidup loe. Kalau pun itu berat saat ini, gua harap bantuan dari gua, bisa bantu meringankan beban loe..”

“ loe.. kenapa sih mau bantu gua.. kan gua ini bukan siapa-siapa loe, bukan temen loe. Bahkan bukan orang yang pantes kenal sama loe..” kata dia sambil menangis.

“ gua juga gak tau. Yang jelas, kita uda ditakdirkan buat jadi orang yang mengenal.. gua senang kok kenal sama loe. Sekarang pakai duit ini buat operasi nyokap loe ya,. Biar cepat sembuh dan loe bisa kerja yang lain.. bukan seperti sekarang..”

Dia terdiam sambil merenung.

“ kalau pun gua gak kerja kayak gini, gua juga uda pasti gak ada yang mau. Palingan laki-laki berengsek yang mau sama gua..”

“ kata siapa gak ada yang mau..”

“ ya kata gua lah.. mana ada sih yang mau sama bekas pelacur!! Bekas lonte…”

“ gua mau..”

Eva terdiam mendengar kalimat gua.

“ umur loe masih muda, belum tau yang namanya cinta. Ya sudah, terima kasih buat bantuan loe. Kelak kalau gua ada duit. Gua akan balikin duit ini.. sekali lagi, terimakasih”

“ sama-sama eva..”

Selang beberapa hari, eva sempat sms dan memberi kabar ke gua kalau nyokapnya sukses dengan operasi dia. Kita jadi rutin saling sms dan telepon hingga akhirnya dia ngundang gua ke rumah dia untuk bertemu nyokap dia. Gua menerima tawaran dia sekaligus ingin tau apakah benar kalau nyokap dia habis dioperasi. Ketika gua sampai kerumah, nyokapnya berlinang air mata ngucapin terima kasih, gua bersyukur ternyata eva jujur apa adanya. Dan yang paling gua senang, dia bilang ke gua, kalau dia lagi cari kerjaan buat hidup sebagai orang bersih.

Saat itu, tanpa sepengetahuan eva. Bokap tirinya tiba-tiba minjem duit ke gua, dia bilang buat bayar utang. Karena gua gak enak nolak, akhirnya gua kasih duit ke bokapnya tanpa sepentahuan eva. Gua juga sering bantuin ngaterin eva untuk cari kerjaan yang baik. Sampai akhinya dia dapat kerjaan sementara. Selama ini, keluarga dia gak tau kalau eva kerja sebagai pelacur, eva berusaha nutupi dan akhirnya lembaran gelap itu terkubur dengan sendirinya.

Tanpa kita sadari, gua dan eva samakin dekat. Setelah pendekatan itu, akhirnya kita menjadi sepasang kekasih. Mungkin cinta itu memang buta ya, baru kali ini gua merasakan cinta yang begitu dalam dari seorang perempuan di usia gua yang masih muda. Ketika dulu gua punya cinta monyet. Gua gak pernah ngerasa sebahagia ini selain bersama eva. Walaupun dia punya masa lalu kelam, cinta berhasil membuat gua menghapus semua pandangan buruk itu. Seminggu setelah jadian, dengang uang jajan yang gua kumpulin, gua membeli cincin yang sama untuk kita pakai sebagai lambang cinta. Buat eva mungkin ini aneh, tapi dia sadar, gua masih berondong dan pasti gaya pacarannya juga kayak sinetron di tv jadi dia maklumin.

Tapi sepanjang waktu kami pacaran, gua merasa eva semakin hari semakin kurus dan tubuhnya jadi lemes gitu, ketika gua Tanya ke dia, dia Cuma bilang kalau dia mungkin kecapean. Tapi sebenarnya ada hal yang gua takutkan dengan kondisi dia. Gua masih ingat, untuk memastikan kalau eva ga bohong pas bilang butuh duit, gua sempat kembali ke tempat pelacuran dia kerja, dan iseng-iseng gua ngobrol sama cewek disana tentang dia.

“ loe siapanya eva?”

“ temen aja mbak, kalau boleh tau, dia kan cantik, kok bisa ga ada pelanggan sih?”

“ nasib mas, eva kena penyakit sifilis( penyakit kelamin). Kayaknya banyak pelanggan yang uda tau dia itu kena penyakit gituan, makanya ga ada yang mau sama dia! Disini kan pesaingan ketat, ada yang bocorin gitu, makanya kasihan dia..”

“ kenapa ga berobat aja dia..?”

“ maunya sih gitu! Tapi nyokapnya kan sakit, jadi dia mati-matian cari duit buat nyokap dia dulu, baru nanti mikirin sembuhin penyakit dia.. “

“ kasihan ya..”

“ iya mas, susah hidup sekarang. Saya yang dulu anterin dia ke dokter aja jadi sedih kalau bayangin hidup dia..”

Dari apa yang teman dia bilang, gua jadi yakin kalau eva jadi kurus ini pasti karena penyakit dia dulu. Walau dia ga pernah mau cerita ke gua, mungkin karena dia takut. Kalau dia penyakitan maka gua akan ninggalin dia. Padahal gua gak pernah peduli dengan sakitnya dia. Sakit eva makin buruk sampai akhirnya dia ga kerja. Gua akhirnya nyamperin ke rumah, dan dia ga bisa bangun karena tiba-tiba tubuhnya jadi kayak lumpuh gitu.

Saat itu juga gua putuskan untuk bawa dia ke rumah sakit, dia sempat menolak.

“ Rasya, rumah sakit itu mahal, orang miskin kayak gua kalau sakit itu ga ada keadilan, jadi biarin aja gua minum obat biasa, nanti juga sembuh”

“ loe itu uda gak bisa bangun. Gak usah pikirin duit. Gua ada tabungan, yang penting sekarang kita ke rumah sakit.”

Dengan penuh kesedihan, akhirnya eva gak bisa nolak kemauan gua. Gua menggendong dia sampai ke rumah sakit, dia dirawat dan dokter mengatakan ke gua dengan berat hati kalau eva sudah kenapa sifilis akut dan seluruh tubuhnya uda terkontiminasi sama sel-sel neurosifilis yang kemungkinan sembuhnya kecil. Dengan penuh air mata gua memohon kepada dokter untuk sembuhin dia. Gua dan nyokap serta adiknya saling bergantian jaga dia. Saat itu lagi ujian akhir kelulusan sekolah, gua harus bertahan dalam dua hal. Konsetrasi ke ujian dan konsetrasi ke eva.

Mungkin kedua cobaan itu berat tapi akhirnya gua berhasil mengerjakan semua ujian yang datang silih berganti bersamaan dengan waktu gua menjaga eva. Eva semakin kritis. Dia gak banyak bicara lagi seperti sebelumnya. Sepertinya dia tau, hidup dia tidak akan lama lagi. Dia nyerahin sebuah diary ke gua. Dimana disana dia bilang hanya boleh dibaca setelah tiba saatnya nanti.

“ jangan dibuka ya sampai nanti kalau gua uda ga bisa bangun lagi..”

“ kok loe ngomong gitu..”

“ Sya, mungkin.. selama ini gua gak pernah jujur tentang panyakit gua, tapi gua Cuma ga mau kalau loe tau gua punya penyakit ini, loe ninggalin gua. Ternyata gua salah, loe benar-benar hadiah paling indah dalam hidup ini yang dikasih Tuhan buat gua. Gua pikir.. Tuhan gak akan pernah ngasih kebahagiaan buat gua karena memang gua ga pantes. Ternyata gua salah, Tuhan itu adil. Dan keadilan itu dia tunjukkan lewat loe..”

“ jangan ngomong gitu eva.. gua yang harusnya bersyukur punya pacar seperti loe dalam hidup gua, loe benar-benar anugrah..loe harus kuat ya, kita sama-sama berjuang untuk kebahagiaan kita..”

Eva hanya menangis mendengar gua bicara begitu. Gua pun menangis. Entah mengapa, gua seperti merasa ini adalah ujung dari akhir kisah kami.

“ sya, gua mau minta tolong satu hal lagi sama loe. .boleh?”

“ ngomong aja eva, kita kan pacaran, terbuka aja..”

“ gua gak punya apa-apa untuk ngasih loe sebagai balasan atas kebaikan loe, tapi gua Cuma punya ini.. bisa loe ambil kalung ini dari leher gua, soalnya.. tangan gua uda gak bisa bergerak lagi..”

“ kenapa bicara begitu.?”

“plz.. ambill” dengan berat hati gua melepas kalung itu dan mengambilnya.

“ disimpan ya.. sama buku harian yang gua tulis itu..”

“ iya eva.. tadi kamu bilang mau minta tolong, kenapa gak dilanjutkan?”

“ kalau gua mati, tolong jangan kubur gua di sini, gua mau dikubur di tanah kelahiran gua.. bisa..”

Mendengar kalimat itu dari mulut dia. Hati gua hancur. Gua gak tau harus bagaiman mengungkapkan kata-kata yang pantas untuk membuat gua bangkit dan percaya kalau dia akan sembuh. Gua hanya bisa menangis dan mengiyakan permintaan dia. Karena ada ujian lagi di besok. Gua pamitan sama dia. Gua mencium kening dia dan dengan berat hati saat itulah gua merasa ini terakhir kalianya gua akan melihat dia.

Dengan penuh tangis, gua pulang dan berharap Tuhan sekali lagi memberikan keadilan untuk hidup dia. Besoknya gua ujian terakhir dan ketika gua ingin jenguk dia, gua melihat sudah banyak orang di kamar dia di rawat. Semua menangis dan disitulah gua tau, eva telah pergi untuk selamanya. Gua hanya bisa tertunduk lesuh dan menangis dalam hati. Berat rasanya harus melepas kebahagiaan sesaat yang ada dalam hidup gua. Permintaan terakhirnya untuk di makamkan di tanah kelahirannya gua lakukan sebagai tanda cinta terindah dalam hidup gua untuk dia.

Kini, gua menyadari bahwa. Hidup itu sesungguhnya tidak pernah memihak kepada siapapun di dunia ini. tapi hidup itu membuat kita hanya bisa memihak kepada satu hal, bertahan untuk hidup dengan segala cara apapun. Eva mungkin telah berjuang hidup dengan ketidakberpihakan hidup tapi ia berhasil membuktikan kepada gua kalau disaat akhir hidupnya, dia benar-benar merasakan keadilan hidup sesungguhnya. Dengan cinta dan kasih sayang murni tanpa air mata penderitaan. dia mampu mengubah dirinya yang dulu adalah makluk hina menjadi seorang bidadari , walaupun itu hanya di hati gua, tapi gua percaya kelak semua orang akan setuju dengan apa yang gua bilang kalau dia adalah bidadari terakhir yang hidup di dunia ini

Saat hanya bisa mengenangnya , hanya buku harian ini yang tersimpan dan membuat hati gua merasa mungkin jalan terbaik dalam hidup kita adalah seperti saat ini. 30-april 2010, itulah hari paling memilukan dalamn hidup gua dimana saat itulah gua memiliki kesempatan untuk membaca

tulisan terakhir eva untuk gua..

Bagaimana seru bukan? Ikuti kami dicerita haru lainnya ya :)

by Admin · 0

05 December 2013

Sad Poem - Puisi Sedih Dalam Bahasa Inggris Terlengkap 2014

Black Storm

know, it hurts
the storm has come and gone
leaving you and I
broken in ruins but this cant be where i die
I needed someone that protected me from my self
and you never could
and so i move on from this place
with a heavy heart all alone
he memories held me down for so long
because i couldn’t just let go of you
and it still hurts
but i know now what i must do to survive this place
There is nothing left
and i desperately rebuild my life
from the broken pieces
you left of my heart on the floor
Time is no friend as he burns the wound shut
and the tears they flow like blood from a cut
But i need to be strong with one foot after another
i just have to move on
Because you’ve left me to rot all alone.

by CrimsonRain


THE LAST DATE WITH THE MOON
By Mych Ryan

Here I am, standing in the brink of the day
Staring at the sun that has gone away
And a smile upon your face,
Make me never wanna leave this place

There you are, hardly I can see cause you just so far
I see your eyes blinking, are you a star?
But I remember you said you’re a moon
So I should have seen you soon

And here we are now,
You come to me somehow
You are getting closer and closer,
But why I feel like a stranger?


MEMORIES OF YOU
By Ronald Soemitro

Wherever I am,,
In whatever way,,,
your memories are always with me,,,
Should I tell anyone or should I not,,
It's the matter of the heart after all,,
It's said that a world moves along with us,,
Even as solitude grows silently in the heart,,
All I have are memories,,

Somewhere in my heart,,
an arrow pierces trough memories,,
Somewhere every pictures dims a little,,
Some find happiness in the shades of a new world,,
Memories of you...

Hold my hand,,
let's remember what we share
Understand that I know you really care
Baby that you ever think of me as your best friend,,??
Remember all those times, we were best friend??
I remember,
It’s been 365 nights since the last goodbye
It’s too long for me, that’s the reason why

Now please come down, get lower
I’m on the top of the tower and can’t go higher
I have something to say to you
I need to tell you, that… I wanna stop loving you


ABOUT LOVE
By Evylia

I wish so much that I could hold you
A simple desire,yet so hard to do
This is a love so hopeless,but yet
As hard as I try, I can not forget

I want to move on, I try everyday
To get a trip on these feelings and throw them away
But everyday I pathetically remain
Adoring you amazingly with nothing to gain

I want to let go of what I'm holding so tight
And let these feelings trail off into the night
But as sees as my hold loosens, I grab and do not miss
Because I don't know how to feel anything

I have become dependent on these feelings,that I feel everyday
Without them I'm lost and my hopes are astray
So now I don't know how to live on my own
Without thoughts of you I will be so alone

I want to get over you
But you have to changed me too much
All I want is to hold you and grasp on and clutch
Because you are the one
I don't want to let go
You are everything I need
You are all that I know

I tried to move on
That's something I can't do
But no matter what I think
I only wait you
I just need some time
When I can, I will move on
I will face life without you when I'm strong

But for now
That's way to thought I didn't know that falling out love could be rough


WHERE CAN I LIFE
By Aslam Yusuf

I runway from my life
Hope that i can find the paradise
But i think it so hard
I am going to the hell

Maybe i take a wrong way
But no way back to star again
My distination still so far
And too fast if i think to going home

I just wanna do
Work for life not life for work
just wanna find the new place
Where can i life
All i wanna want
Where I can get the better life
For anything that i do
I wanna make it true

Sometime i feel so alone
And no one here to tell
I am finally now believe the feel
Couse it so hard
Couse it's so far

This is my time to change my word from the pain




I WILL NEVER FORGET
By Stephanie Hanarany T.

When rain began to fall
Darkness enveloped everyone
You came to bring me a rainbow,
when the rain of wounds

were dance on the smarting...
You present the most beautiful smile,
when i'm lost in the darkness...
Whit i wouldn't be forget,

when you bring me into life...
Whit i wouldn't be forget,
when your smile,
be the only breathe for me..

I MISS YOU
By Algiana safitri

The days that pass me
Lonely only accompanying
Spirit was as if he had died
Would all back
Liver is smiling again
Without the burden on the heart

My own ... ...
my own ... ...
my own, in the illusion

I cried ... ...
I cried ... ...
I crying on the inside
.....
I hate, like this
I hate, when so
I hate .. I hate this fate

I just want happy
I just want to laugh
I just .. I just want to be happy ....
....
If you're here, to always accompany
I miss you so much


THE MOON HAS FALLEN
By Mych Ryan

Nothing to say, the rain drifted my words away
No place to stay, the love was taken away
The moon has fallen, the heart has broken
I’m here, fighting against my own demon

The fight of good and bad,
Happy and sad
Love and hate,
But I think it’s too late….

Looks like the demons win,
They’re laughing loud on my sins

Now I’m waiting for forgiveness
From you, not from others
Thousands rivers won’t be enough to wash me
From my sins, and from all the demons in me



MISSING
By Stephanie Hanarany T.

Something is missing in my loneliness now
My morning now is not cheerfully as yesterday,
When your voice still I hear
The night wind knows ... is cold without you ...
Stars are reluctant to come out ...

Empty ...! sky like dead
When the sun come back ... Warm soul I guess ...
Help ... Melt the frozen heart ...
Best friend .. Lonely now is belong to me... Yours, ours
But it not forever

Don’t stop friends ... The road is still long ...
A handful of despair ... You have to reach ... Now or later ...
You certainly can ... Pursue all goals ...
Dreams that you dreamed


Love Poem

Your beauty overwhelms me
As I wrap my arms around you
I press your softness tight
Great passion fills my inner being
I’m captured in your embrace
Your eyes control my very soul
The touch of your lips, heaven
Forever frozen in time
All else fades into nothing



If You But Knew

If you but knew
How all my days seemed filled with dreams of you;
How sometimes in the silent night
Your eyes thrill through me with their tender light,
How oft I hear your voice when others speak,
How you ‘mid other forms I seek-
Oh, love more real than though such dreams were true
If you but knew…

Could you but guess
How you alone make all my happiness;
How I am more than willing for your sake
To stand alone, give all, and nothing take,
Nor chafe to think you bound, while I am free,
Quite free, till death to love you silently,
Could you but guess…

Could you but learn
How when you doubt my truth I sadly yearn
To tell you all, to stand for one brief space,
Unfettered, soul to soul, and face to face,
To crown you king, my king, till life shall end,
My lover and likewise, my truest friend,
Would you love me, dearest, as fondly in return,
Could you but learn?

Author Unknown



I Love You

I Love You
Not only for what you have
made of your self
but for what you are making of me.

I love you
Because you have done more
than anyone or anything
to make me happy.
You have done it with out a word,
with out a touch,
with out a sign.
You have done it just
by being your self.

After all,
perhaps that is what love means.

Nanc



In Love With You

In the warm glow of a winter night,
your heart and mine warming each other.
Your warm embrace chases the chill away
In your strong warm arms I am here to stay.
The flickering fire shadowing throughout
can never replace the warmth that I feel…
when I’m
Wanting you…
Needing you…
and always so in love with you



Love is like a Rose

Love has to be nurtured,
with care, tolerance, forgiveness,
Seasoned with freedom to grow.
Only then can the true brilliance
Of the rose be known.

Author Unknown




Love Is…

Caressing with your words,
Listening with your heart,
Kissing with your eyes,
Loving with your soul..
Falling in love is when he lays in your arms
and wakes up in your dreams..
Love is the glue that keeps us all
from falling apart..
Love is a canvass furnished by nature &
embroidered by imagination..
Love is perhaps the only glimpse
we are permitted of eternity..
The ultimate gift of true love
is to be consumed by it..
Author Unknown


My Spirit

My Spirit is sent to you by the wind.
My soul is sent to you by an Eagle,
If one day, you feel the wind on your face,
That is my spirit kissing you softly,
bringing you my love
If one day you see an eagle high in the sky,
That is my soul showing you how free you are.



One True Love

How can I ever tell you that
you mean the world to me
All the little things you do
sweet words and golden smiles
Makes me love you even more
Being with you is all I need
to know my life is complete
You are my true love

oleh : Kershnie Moodley



Our Love

Love is that warm feeling
The spiritual joining
Two people can share.
This love defies understanding
Where words cannot express,
A touch cannot satisfy,
Or a flower only symbolizes.
My love for you
Belongs only to you
OUR good and OUR bad,
OUR strengths and OUR weaknesses.
Our differences are many,
But the one thing we share,
Our love, Overshadows all.

Nanc


Shall I Compare Thee?

Shall I compare thee to a summer’s day?
Thou art more lovely and more temperate.
Rough winds do shake the darling buds of May,
And summer’s lease hath all too short a date.
Sometime too hot the eye of heaven shines,
And often is his gold complexion dimmed;
And every fair from fair sometime declines,
By chance or nature’s changing course untrimmed;
But thy eternal summer shall not fade
Nor lose possession of that fair thou owest;
Nor shall Death brag thou wanderest in his shade,
When in eternal lines to time thou growest:
So long as men can breathe or eyes can see,
So long lives this, and this gives life to thee.

William Shakespeare



The Warmth Of You

The day is beginning as we nestle
the warm scent floating above us.
Your movements awaken my passion
as our hands, fingers intertwined.
Tracing paths, sounds of the morning
only echoing our pleasures of the night.
A breeze gives waver to a few strands
of my hair against your skin.
It is the softness of your breath
as we smile into the day.
New beginnings, new charms, newness
as our love enfolds the two of us as one.
The day bursting forth,
holding you close to me,
feeling your love growing within.
The gentleness of your kiss as we begin,
but only making the moment complete
is the light tracing of your lips against mine.



I just want one more day with you

I’m so sad and depressed
Is all I want to do is rest
I go to sleep at night
But my dreams I just can’t fight

I think of you lying in that bed
And wonder if there is anything I could have said
I wish you were still here
But I know that you are still near

I love you more than you know
I just wish you didn’t have to go
I just want one more day with you
And I know thats what you would have wanted too
I miss you more and more each day
There is so much more we had to say
I know I will see you again
But my life is just started to begin.

Puisi Bahasa Inggris diatas ditulis oleh : by Cyndi



Love Poem With Toast Miller Williams


Some of what we do, we do
to make things happen,
the alarm to wake us up, the coffee to perc,
the car to start.


The rest of what we do, we do
trying to keep something from doing something,
the skin from aging, the hoe from rusting,
the truth from getting out.


With yes and no like the poles of a battery
powering our passage through the days,
we move, as we call it, forward,
wanting to be wanted,
wanting not to lose the rain forest,
wanting the water to boil,
wanting not to have cancer,
wanting to be home by dark,
wanting not to run out of gas,


as each of us wants the other
watching at the end,
as both want not to leave the other alone,
as wanting to love beyond this meat and bone,
we gaze across breakfast and pretend.






Love Poem






“In a month’s time I may feel differently, but at this moment I am prepared to swear that I would like nothing better than to spend the rest of my life picking the fallen hairs from your shoulders. I would grow out my fingernails just for that purpose. I would give up the ocean for the mud puddles of your eyes. We could move to South Dakota and howl among the tornadoes and stomp across the prairies and fall asleep in each other’s arms as sweat pools in the crevices of our elbows and crop-dusters drone overhead. ” —


Puisi Bahasa Inggris diatas ditulis oleh : Siobhan Harrity






Short love poem






If I could have all the time in the world,
I know what I would do:
I’d spend the time
In pleasure sublime,
Just by being with you. Every day with you gives me a thrill;
All my dreams you richly fulfill.
I’m a fool for your charms;
You belong in my arms;
Love me; please say that you will. Run away with me
For you are my one true love.
Let’s go where we can be together
And stay that way forever. You changed my world with a blink of an eye
That is something that I cannot deny
You put my soul from worst to best
That is why I treasure you my dearest MaritesYou just don’t know what you have done for me
You even pushed me to the best that I can be
You really are an angel sent from above
To take care of me and shower with love. “A flower was offered to me:
Such a flower as May never bore.
But I said “I’ve a Pretty Rose-tree”,
And I passed the sweet flower o’er.
Then I went to my Pretty Rose-tree:
To tend her by day and by night.
But my Rose turn’d away with jealousy:
And her thorns were my only delight.”






Sweet Things

Sweet things are easy to buy,
But sweet people are difficult to find,
Life ends when you stop dreaming,
Hope ends when you stop believing,

Love ends when you stop caring,
Friendship ends when you stop sharing,
So share this with whom
ever you consider a friend.

To love without condition,
To talk without intention,
To give without reason,
And
To care without
“Expectation” is the heart of a ” True Friend”.
Stay Blessed.


The Meaning Of Love

Love is
being happy for the other person
when they are happy
being sad for the person
when they are sad
being together in good times
and being together in bad times
Love is the source of strength

Love is
being honest with yourself at all times
being honest with the other person at all times
telling, listening, respecting the truth
and never pretending
Love is the source of reality

Love is
an understanding so complete that
you feel as if you are a part
of the other person
accepting the other person
just the way they are
and not trying to change them
to be something else
Love is the source of unity

Love is
the freedom to pursue your own desires
while sharing your experiences
with the other person
the growth of one individual alongside of
and together with the growth
of another individual
Love is the source of success

Puisi Bahasa Inggris diatas ditulis oleh :Unknown


Together

When we are together
There are no limitations
Together we fill the space
Between the earth & the moon
We can live in our dreams
Both big and small
We are the beauty
Within each others souls
Together we can soar
Above our spirits
For we share the most precious
Thing that life can bring us
The blessing of two hearts
We are as full as the moon above
When we are together “As One”

Puisi Bahasa Inggris diatas ditulis oleh : Nanc



True Love

True love is a sacred flame
That burns eternally
And none can dim its special glow
Or change its destiny
True love speaks in tender tones
And hears with gentle ear
True love gives with open heart
And true love conquers fear
True love makes no harsh demands
It neither rules nor binds
And true love holds with gentle hands
The hearts that it entwines

Author Unknown



Your Smile

Your Smile is a thrill to my heart
Your touch is a thrill to my flesh
Your breath fills me with such desire
Your heart beats upon my breast
The sounds of your passion fill me with glee
as I respond to you,
every time you make love to me

Nanc


The Abiding Love

It singeth low in every heart,
We hear it each and all-
A song of those who answer not,
However we may call;
They throng the silence of the breast,
We see them as of yore-
The kind, the brave, the sweet,
Who walk with us no more.

‘Tis hard to take the burden up
When these have laid it down;
They brightened all the joy of life,
They softened every frown;
But, Oh, ’tis good to think of them
When we are troubled sore!
Thanks be to God that such have been,
Although they are no more.

More homelike seems the vast unknown
Since they have entered there;
To follow them were not so hard,
Wherever they may fare;
They cannot be where God is not,
On any sea or shore;
Whate’er betides, Thy love abides,
Our God, forever more.

John White Chadwick


All Paths Lead to You

All paths lead to you, where e’er I stray;
You are the evening star at the end of day.
All paths lead to you, hill-top or low;
You are the white birch in the sun’s glow.
All paths lead to you, where e’er I roam;
You are the lark-song calling me home!

Blanche Shoemaker Wagstaff



A Dream With Desire

These words I’m about to write
Come straight from my heart
A dedication just for you
Although our lives are miles apart

But I must get off of my chest
What’s been spinning in my mind
And that’s to wrap you in my arms
As we journey on in time

I see us floating on a cloud
Running fingers through your hair
I pull you close to my heart
And breath love into your ear

As our bodies come entwine
I feel the softness of your skin
And as I gaze into your eyes
I feel a fire build within

We then caress each others body
While making love among the stars
To reach that peak of our desire
For ecstasy is ours

I know my thoughts are just a dream
A fantasy with such design
But this passion seems so real
And it’s you inside my mind

Nanc



Faithfully

You are everything to me…The brightest Star
You are the end of my shadow following me faithfully
and softly saying to me “come and be lost with me”
Your love is mine faithfully
the perfect lift under the doves wings of hope
The first flicker of morning in my heart…
The last ray of light as I lay to rest
You are mine faithfully
Softly whispering ….
softly telling me of your love,
your devotion surpasses anything that I have ever known
All your love is born thou warmth,
come be lost with me in my soul.
Your love is mine faithfully
The loss of your love would leave my heart empty
in it vastness. this empty space
called life would die with out your love,
You are the brightness in everything I see
I will be yours until the end of time
if only you let me be

Nanc


How Do I Love Thee

How Do I Love Thee?
Let me count the ways.
I love thee to the depth,
and breadth and height
My soul can reach,
when feeling out of sight
For the ends of Being an ideal Grace.
I love thee to the level of every day’s
Most quiet need,
by sun and candlelight.
I love thee freely,
as men strive for Right;
I love thee purely,
as they turn from Praise.
I love thee with the passion put to use
In my old grief’s,
and with my childhood’s faith.
I love thee with a love I seemed to lose
With my lost saints,
I love thee with the Breath,
Smiles, tears, of all my life!
and, if God choose,
I shall but love thee better after death.

Elizabeth Barret Browning



Eyes I See the Sadness

In Your Eyes I See The Sadness
Wishing To Wipe Away Your Tears
Heartache Etched Within Your Soul
Leaving You With All Of Your Fears

My Gaze Burning Desperately
Trying To See Within
I Struggle To Embrace Your Broken Heart
Release The Compassion That Struggles To Be Free Again

Reaching Out To Hold You
Close To My Heart You Do Lay
I Will Always Be Here To Catch You
Never Allowing You To Wither Away

I See Within Your Crying Eyes
So Desperate To Belong
Envious Of The Future
As The Past Hinders You From Which You Long




When I Loved You

None wanted you when I loved you,
For they said that you were too mean,
An eagle that feasted on flesh
And could not be bothered to preen.

Though I discerned your inner jewel,
They saw only the rough of you.
I cut you with my expertise
And your own luster consumed you.

I made you see that you’re wondrous,
The meteor, not the crater,
Your otherworldly charm. You’re an
Infidel to your creator,

For now that I have made fine art,
The art says that it was not made.
You owe so much to my tender love
You immediately betrayed.






05 December 2013 by Admin · 0

Copyright Since @2013 Oleh CERITA MENGHARUKAN