25 September 2013
Cerita Dari forum sebelah terbaru menyedihkan:
Suatu ketika seorang bayi siap dilahirkan ke dunia, menjelang diturunkan:
Sang bayi bertanya kepada TUHAN :
bayi : "para malaikat di sini mengatakan, bahwa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi....bagaimana cara saya hidup di sana,saya begitu kecil dan lemah"
TUHAN : "aku telah memilih satu malaikat untukmu..ia akan menjaga dan mengasihimu"
bayi : "tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa ini cukup bagi saya untuk bahagia"
TUHAN : "malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia"
bayi : "dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?"
TUHAN : "malaikatmu akan mengajarkan..bagaimana cara kamu berdoa"
bayi : "saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat,siapa yang akan melindungi saya"?
TUHAN : "malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun"
bayi : "tapi saya akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi"
TUHAN : "malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu"
saat itu surga begitu tenangnya...sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya
bayi : "TUHAN..........jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahuku, siapa nama malaikat di rumahku nanti"?
TUHAN : "kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu...... I B U ..."
kenanglah ibu yang menyayangimu.. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi... Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu..Ingatkah engkau..ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? Dan ingatkan engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit...Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan..Kembalilah...mohon maaf...pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu..Jangan biarkan kau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang,ketika ibu telah tiada...Tak ada lagi di depan pintu yang menyambut kita...,tak ada lagi senyuman indah...tanda bahagia.. Yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya..yang ada hanyalah baju yang digantung di lemarinya.. Tak ada lagi..dan tak akan ada lagi.. Yang akan meneteskan air mata mendo'akanmu disetiap hembusan nafasnya.. Pulang..dan kembalilah segera peluklah ibu yang selalu menyayangimu.Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya.
25 September 2013 by Admin · 1
13 September 2013
Sudah menjadi kehendak Allah memberinya cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah bertahun-tahun ia rasakan. Ini adalah cerita kisah seorang gadis yang bernama Muha. Kisah ini diriwayatkan oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan ratapan ranting pepohonan. Muha adalah seorang gadis remaja yang cantik. Sebagaimana yang telah kami katakan, sejak kecil ia sudah mengidap penyakit yang kronis. Sejak usia kanak- kanak ia ingin bergembira, bermain, bercanda dan bersiul seperti burung sebagaimana anak-anak yang seusianya. Bukankah ia juga berhak merasakannya? Sejak penyakit itu menyerangnya, ia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain, walaupun ia tetap berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat. Muha tumbuh besar seiring dengan penyakit yang dideritanya. Ia menjadi seorang remaja yang cantik dan mempunyai akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam kondisi sakit namun ia tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mata air ilmu yang tak pernah habis. Walau terkadang bahkan sering penyakit kronisnya kambuh yang memaksanya berbaring di tempat tidur selama berhari-hari.
Selang beberapa waktu atas kehendak Allah seorang pemuda tampan datang meminang, walaupun ia sudah mendengar mengenai penyakitnya yang kronis itu. Namun semua itu sedikit pun tidak mengurangi kecantikan, agama dan akhlaknya…kecuali kesehatan, meskipun kesehatan adalah satu hal yang sangat penting. Tetapi mengapa? Bukankah ia juga berhak untuk menikah dan melahirkan anak-anak yang akan mengisi dan menyemarakkan kehidupannya sebagaimana layaknya wanita lain? Demikianlah hari berganti hari bulan berganti bulan si pemuda memberikan bantuan materi agar si gadis meneruskan pengobatannya di salah satu rumah sakit terbaik di dunia. Terlebih lagi dorongan moril yang selalu ia berikan. Hari berganti dengan cepat, tibalah saatnya persiapan pesta pernikahan dan untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Beberapa hari sebelum pesta pernikahan, calonnya pergi untuk menanyakan pengerjaan gaun pengantin yang masih berada di tempat si penjahit. Gaun tersebut masih tergantung di depan toko penjahit. Gaun tersebut mengandung makna kecantikan dan kelembutan. Tiada seorang pun yang tahu bagaimana perasaan Muha bila melihat gaun tersebut. Pastilah hatinya berkepak bagaikan burung yang mengepakkan sayap putihnya mendekap langit dan memeluk ufuk nan luas. Ia pasti sangat bahagia bukan karena gaun itu, tetapi karena beberapa hari lagi ia akan memasuki hari yang terindah di dalam kehidupannya. Ia akan merasa ada ketenangan jiwa, kehidupan mulai tertawa untuknya dan ia melihat adanya kecerahan dalam kehidupan. Bila gaun yang indah itu dipakai Muha, pasti akan membuat penampilannya laksana putri salju yang cantik jelita. Kecantikannya yang alami menjadikan diri semakin elok, anggun dan menawan. Walau gaun tersebut terlihat indah, namun masih di perlukan sedikit perbaikan. Oleh karena itu gaun itu masih ditinggal di tempat si penjahit. Sang calon berniat akan mengambilnya besok. Si penjahit meminta keringanan dan berjanji akan menyelesaikannya tiga hari lagi.
Tiga hari berlalu begitu cepat dan tibalah saatnya hari pernikahan, hari yang di nanti- nanti. Hari itu Muha bangun lebih cepat dan sebenarnya malam itu ia tidak tidur. Kegembiraan membuat matanya tak terpejam. Yaitu saat malam pengantin bersama seorang pemuda yang terbaik akhlaknya. Si pemuda menelepon calon pengantinnya, Muha memberitahukan bahwa setengah jam lagi ia akan pergi ke tempat penjahit untuk mengambil gaun tersebut agar ia dapat mencobanya dan lebih meyakinkan bahwa gaun itu pantas untuknya.
Pemuda itu pergi ke tempat penjahit dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi terdorong perasaan bahagia dan gembira akan acara tersebut yang merupakan peristiwa terpenting dan paling berharga bagi dirinya, demikian juga halnya bagi diri Muha. Karena meluncur dengan kecepatan tinggi, mobil tersebut keluar dari badan jalan dan terbalik berkali-kali. Setelah itu mobil ambulans datang dan melarikannya ke rumah sakit. Namun kehendak Allah berada di atas segalanya, beberapa saat kemudian si pemuda pun meninggal dunia. Sementara telepon si penjahit berdering menanyakan tentang pemuda itu.
Si penjahit mengabarkan bahwa sampai sekarang ia belum juga sampai ke rumah padahal sudah sangat terlambat. Akhirnyai penjahit itu tiba di rumah calon pengantin wanita. Sekali pun begitu, pihak keluarga tidak mempermasalahkan sebab keterlambatannya membawa gaun itu. Mereka malah memintanya agar memberitahu si pemuda bahwa sakit Muha tiba- tiba kambuh dan sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit. Kali ini sakitnya tidak memberi Muha banyak kesempatan. Tadinya sakit tersebut seakan masih berbelas kasih kepadanya, tidak ingin Muha merasa sakit.
Sekarang rasa sakit itu benar- benar membuat derita dan kesengsaraan yang melebihi penderitaan yang ia rasakan sepanjang hidupnya yang pendek. Beberapa menit kemudian datang berita kematian si pemuda di rumah sakit dan setelah itu datang pula berita meninggalnya sang calon pengantinnya, Muha. Kini gaun pengantin itu masih tergantung di depan toko penjahit. Tiada yang memakai dan selamanya tidak akan ada yang memakainya. Seakan gaun itu bercerita tentang kisah sedih Muha. Setiap yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, siapa pemiliknya.?
13 September 2013 by Admin · 0
Sudah kami posting lama dihalaman fanspage FPCM Tapi tidak papa yang penting tetap semangat semoga menjadi inspirasi dibulan ramadhan selanjutnya:
Cerita Mengharukan Spesial Ramadhan
Di salah satu pengadilan Qasim, Saudi Arabia berdiri Hizan al Fuhaidi dengan air mata yang bercucuran sehingga membasahi janggutnya! Kenapa? Karena ia kalah terhadap perseteruannya dengan saudara kandungnya!!
Tentang apakah perseteruannya dengan saudaranya?? Tentang tanah kah?? atau warisan
yang mereka saling perebutkan?? Bukan karena itu semua!! Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yang sudah tua renta dan bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput.
Seumur hidupnya, beliau tinggal dengan Hizan yang selama ini menjaganya. Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yang tinggal di kota lain, untuk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dengan alasan fasilitas kesehatan dll di kota jauh lebih lengkap daripada di desa.
Namun Hizan menaolak dengan alasan, selama ini ia mampu untuk menjaga ibunya. Perseteruan ini
tidak berhenti sampai di sini, hingga berlanjut kepengadilan. Sidang demi sidang dilalui, hingga sang
hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis.
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah tua renta yang beratnya sudah tidak sampai
40 Kg. Sang Hakim bertanya kepadanya, siapa yang lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu
memahami pertanyaan sang hakim, ia pun menjawab , sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata
kananku!” kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!!
Sang Hakim berpikir sejenak kemudian memutuskan hak kepada adik Hizan, berdasarkan
kemaslahatan bagi si ibu. Betapa mulia air mata yang dikucurkan oleh Hizan. Air mata penyesalan karena tidak bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya. Dan, betapa terhormat dan agungnya sang ibu!!
yang diperebutkan oleh anak-anaknya hingga seperti ini. Andaikata kita bisa memahami, bagaimana
sang ibu mendidik kedua putranya hingga iamenjadi ratu dan mutiara termahal bagi anak-
anaknya.Ini adalah pelajaran mahal tentang berbakti kepada orang tua, dimana durhaka sudah menjadi budaya.
"Ali Hasan Bawazer"
SEMOGA BERMANFAAT
by Admin · 1
04 June 2013
Ini adalah sambungan dari goresan halaman 62. Cerita Mengharukan Terbaik Sepanjang 2013 Bagian ke-2 ,
.................................Akhirnya akupun mendengar kabar bahwasannya orang yang telah kuberi catatanku masuk rumah sakit ini, akupun bertambah sedih berarti selama ini tulisanku tidak sempat ia baca. Akhirnya beberapa jam kemudian ada orang yang tak sadarkan diri dibawah masuk oleh suster tepat disamping kasurku dan aku sedikit melihat sosok tersebut, akhirnya memang benar dugaanku itu adalah dia orang yang suka mengolok-olok keadaan cacatku yang juga ketika pertama kali divonis sakit tersebut sempat kujenguk dirumahnya dengan kuberikan secarik demi secarik tulisanku yang telah menjadi buku tersebut.
Aku berdo'a untuk dirinya dan tak lupa juga aku mendo'akan orang yang telah mengolokku untuk tidak merasakan penderitaan sbagai orang cacat. Semua keluarga orang tersebut bingung untuk mencari sesuatu yang belum aku ketahui sampai saat ini. Keesokan harinya ada beberapa keluarga berbicara kedokter agar secepatnya menemukan orang yang benar-benar mau memberikan sebagian ginjalnya. Akupun kaget dan tersentak ketika mendengar hal tersebut, keyakinanku bulat dalam do'aku pun terpanjatkan bahwasannya aku tidak mau melihat orang yang mengolokku cacat dan merasakan sakit dunia. Akupun memangil dokter yang berada disamping orang itu
" dok, aku rela diambil ginjalku demi menyelamatkan orang itu?" ujarku.
" Apa benar bapak mau dan rela bersedia untuk diambil sebagian ginjal bapak?" ujar dokter tersebut.
Dokter itupun segera memanggil suster untuk membawaku ketempat pemeriksaan, setelah empat jam diperiksa disebagian ginjalku ternyata ginjalku yang sangat cocok untuk orang tersebut.
Dokterpun beranjak kesalah satu anak orang tersebut dan memberikan kabar gembira bahwasannya ada orang yang benar-benar rela untuk memberikan sebagian ginjalnya.
"Ia dok saya akan ganti berapapun biayanya untuk dia?' ujar anak laki-lakinya itu.
"Baiklah bapak kami akan segera melakukan dan membuat jadwal operasi pengangkatan ginjal tersebut secepatnya!" ujar dokter.
Keesokan harinya aku dibawa suster kesalah satu tempat untuk operasi pengangkatan ginjalku. Ucapan do'a terus aku panjatkan kepada penguasa langit dan bumi dan setelah tiba akupun bertemu dengan beberapa dokter dan suster diruangan gelap tersebut. " Sungguh besar pengorbanan bapak semoga bapak menjadi inspirasi orang yang tidak pernah peduli dengan sesama" ujar salah satu dokter dan aku membalasnya dengan senyuman, selang beberapa waktu akupun sudah tak sadarkan diri....Bersambung.........................kita lanjutkan cerita ini disegmen berikutnya yaa kawan pasti penasaran :)
04 June 2013 by Admin · 2
03 June 2013
Ini adalah terusan goresan cerita haru halaman 61. yang berjudul "Cerita Mengharukan Terbaik Sepanjang 2013"
........bercucuran darah dikepala ini, beberapa kemudian banyak diantara orang yang melintasi jalan tersebut tercengang melihat cairan merah yang sungguh dahsyat seperti lautan merah yang sungguh menyeramkan tiga diantara orang tersebut rela melangkahkan kakinya untuk segera menolongku dan satu mulut diantara mereka seraya berteriak histeris untuk segera meminta pertolongan kepada orang yang lain disekitar lokasi tersebut.
Satu jam setelah kejadian tersebut aku tersadarkan diri dan aku merasa asing ditempat itu, dan akhirnya akupun tersadarkan dan berteriak "dimanakah aku berada?", "anda berada dirumah sakit creative institute husada" ulas salah satu perawat di rs itu. katakanlah susi perempuan cantik dengan wajah cantik menghampiriku dan tersenyum lebar tepat didepan wajahku tidak lama kemudian dia memegang tanganku dan menceritakan semua hal yang terjadi padaku, dengan lapang hati tetesan air mataku terjatuh setetes demi setetes membasahi pipiku.
" Kenapa harus aku lagi, lagi, dan lagi ?" ujarku, suster tiba dengan membawa serangkaian laporan dan memberiku ketenangan. Ada apa ini jantungku semankin berdetak lebih kencang bertanya-tanya, akhirnya diperkataan suster yang terakhir menjelaskan kepadaku agar aku lebih tabah karena mengalami patah tulang disebelah tangan kiriku. Sempat bingung kenapa sudah cacat malah semakin cacat apakah aku harus menanggung kecacatan dari lahirku sampai matiku.
Seminggu sudah akhirnya aku sudah bisa untuk kembali kerumah tapi sayang akupun masih banyak tanggungan sehingga aku tidak dapat keluar rumah sakit itu. Akupun terdiam dan merenung diatas kasur penderitaan ini beberapa susterpun tercengang dan ikut sedih melihat fisik dan bercampur beban tanggungan yang ku jalani. Akhirnya akupun mendengar kabar bahwasannya orang yang telah kuberi, Bersambung...............................................tunggu lanjutan dihalaman berikutnya kawan :)
@copyright Cerita Haru Terlaris
03 June 2013 by Admin · 0
01 June 2013
Katakanlah aku adalah orang yang selalu tidak pernah merasakan keindahan hidup, pada mulanya aku selalu tidak menyangka bahwa aku terlahir berbeda dengan yang lain. berbeda dalam arti apa berbeda dalam arti tidak sempurna seluruh tubuhku, aku selalu berdoa dengan bercucuran air mata kepada tuhan yang selalu menciptakanku " yaa tuhan aku ingin keadilanmu, aku ingin perhatianmu, kenapa selalu harus aku yang seperti ini?" mungkin itu yang selalu aku katakan disetiap malamku.
Disuatu hari tuhanku memberikanku keajaiban hingga akhirnya kedua kakiku bisa normal kembali hingga aku dapat berjalan selangkah sampai lima langkah dan akhirnya cukup disitu dan terhenti sehingga aku tidak bisa teruskan langkah ayunanku sepetak demi petak, dan kemudian aku tersenyum dan seolah ini adalah nyata tapi akhirnya semua itu hanyalah mimpi semata akupun terbangun dari mimpi indahku yang ternyata hanya semu dan aku mencoba bangkit dari kamar tidurku dan akupun terjatuh.
Selama aku menderita penyakit rakitis akupun tidak tahu apa itu artinya?, tetapi buktinya sampai saat inipun dokter belum bisa menyembuhkan penyakitku, aku selalu dibayangi mimpi-mimpi gelap yang yang selalu saja membuat bibir ini terbungkam seperti ditelan api kehidupan yang fana ini.
Selalu sabar mungkin ini yang ditetapkan tuhan untukku meskipun aku menyesal dengan semua keadaan ini, sehingga detik inipun aku dijauhi bahkan sangat dijauhi semua orang karena kondisiku ini. sehingga pada suatu saat aku melihat tetanggaku yang sangat sombong dan suka memakiku akhirnya jatuh terbaring sakit dan tidak kunjung sembuh, disitulah aku sadar kalau aku meski tidak bisa berjalan tapi mulut tangan dan organ lainnya masih bisa aku manfaatkan. pada waktu itulah hatiku mulai tersentuh dan tangan ini terhentak untuk ingin melimpahkan sebuah kekesalanku pada sebuah lembaran kertas yang telah tergores oleh pena ini.
Pada suatu hari setelah aku sudah mempunyai beberapa lembar tulisanku, aku mendengar bahwa orang yang selalu mengejekku sudah sembuh tapi tidak bisa terbangun dari tidurnya, hingga akhirnya lembaranku telah menumpuk menjadi sebuah buku. Aku beranjak dari rumah menuju rumah orang yang selalu mengejekku, ditengah hujan lebat akupun berusaha berjalan dengan kedua tanganku menuju rumah orang itu.
Pada akhirnya akupun tiba disana dan semua bajuku telah basah kuyub tercampur dengan lumpur, tepat didepanku diapun melihatku tanpa bisa berbicara tapi masih bisa menatapku, tanpa banyak omong aku berikan buku yang telah kutulis minggu hingga tahun tanpa ada ucap sedikitpun akupun tersenyum dan diapun tidak membalas senyumanku dan aku lekas meninggalkannya.
Dan akhirnya akupun sudah memberikan tulisan itu kepadanya, dengan tersenyum dijalan na'as akupun ditabrak oleh mobil mewah sedan berwarna hitam hingga terjatuh taksadarkan diri dengan penuh darah yang bercucuran dari kepala ini, Bersambung ................tunggu kisah lanjutannya ya kawan karena akan semakin seru lagi :)
01 June 2013 by Admin · 1
30 May 2013
Cerita ini dikisahkan oleh seorang pria bernama Duel yang memiliki
seorang adik perempuan bernama Rin. Suatu hari Rin mengalami kecelakaan
yang menyebabkan ia koma untuk waktu yang lama.
Pada hari kedua
setelah Rin mengalami kecelakaan, seorang pria seumuran Rin datang
melihat Rin. Dari parasnya sudah bisa kutebak kalau namanya adalah, Zero
pria yang sering Rin ceritakan kepadaku.
"Anu.. nama kamu Zero kan ?" tanyaku padanya.
"Ya.. Mengapa kakak bisa tahu namaku ?" Tanyanya heran.
"Rin sering menceritakan tentang kamu, apakah kamu kekasih Rin?"
Setelah diam sejenak ia menjawab “Bukan.. Aku sahabatnya. Jujur aku
mempunyai perasaan lebih pada Rin. Tapi, sampai ia koma sekarangpun aku
belum menyatakan kepadanya” Ucapnya sambil menatap kearah Rin yang
terbaring koma.
"Kakak rasa Rin juga mempunyai perasaan yang sama kepadamu Zero"
"Maksud kakak ?"
"Sebaiknya kamu membaca diary yang Rin tulis ini" Ucapku sambil menyodorkan diary itu padanya.
Sejenak aku melihat Zero yang membaca diary tersebut terlihat sedih.
Terang saja, soalnya aku tahu, diari itu berisi tentang perasaan Rin
pada Zero selama ini.
Sejak saat itu, Zero selalu datang
melihat Rin yang koma setiap hari. Sampai-sampai terkadang aku melihat
dia mengerjakan tugas sekolah di ruangan Rin. Sering kuintip dari sisi
pintu, Zero memegang tangan Rin sambil berbicara sendiri entah dengan
siapa, tapi aku biarkan saja karena aku tahu Zero seperti itu untuk
menghibur dirinya sendiri dengan cara menganggap Rin telah sadar dari
komanya.
Setelah tiga bulan, akhirnya Rin sadar dari komanya.
Tidak seperti biasanya, pada hari dimana Rin sadar Zero malah tidak
datang. Padahal Zero tidak pernah absent mengunjungi Rin sejak hari
pertama ia datang meelihat Rin. Setelah kondisi Rin membaik, aku mulai
menceritakan tentang apa yang terjadi selama tiga bulan Rin koma,
termasuk perasaan dan tingkah Zero selama itu. Aku senang melihat Rin
mulai tersenyum ketika aku menceritakan tentang Zero.
"Kakak
tahu..? Dalam kondisi enggak sadar aku selalu merasakan Zero disisiku.
Kami mengobrol bersama dan ia selalu mendukung agar aku cepat sembuh"
Ucap Rin padaku.
"Yahh mungkin saja apa yang dilakukan Zero selama ini telah membantu Rin agar sadar dari komanya" pikirku.
"Kata kakak,Zero selalu datang setiap hari, tapi mengapa aku tidak melihat dia sama sekali hari ini..?" Tanya Rin heran.
"Kakak juga enggak tahu, mungkin Zero ada keperluan yang enggak bisa
dia tinggal. Kamu bersabar saja yahh" Jawabku. Sebenarnya aku juga
merasakan ada hal yang aneh yang terjadi hari itu.
Beberapa
hari telah berlalu, Rin sudah terlihat cukup sehat dan bisa berjalan.
Tetapi ia terlihat sangat sedih dan kecewa karena Zero tidak datang sama
sekali semenjak Rin sadar dari komanya. Akhinya siang itu aku
memutuskan untuk mengajak Rin kerumah Zero untuk menemui Zero.
Dirumahnya kami melihat seorang ibu yang terlihat sedang menangis.
Dengan memberanikan diri kami menanyainya :
"Permisi.. apakah ini rumah Zero bu ?" tanyaku pada ibu itu
Tetapi bukannya menjawab ibu itu malah semakin menangis dan tak berapa
lama kemudian seorang perempuan keluar dan mengajak kami agar sedikit
menjauh dari ibu itu.
"Kamu Rin kan ..?" Tanya perempuan itu pada Rin.
"Ya kak,Zero mana ? kenapa aku enggak melihatnya ?"
Sejenak aku melihat perempuan itupun menangis dan masuk kembali kedalam
rumah. Beberapa saat kemudian perempuan itu keluar kembali dan
menyodorkan sebuah diari yang bertuliskan “Untuk Rin” Dihalaman
depannya. Samar-samar disana aku melihat bercak merah, entah apakah itu
aku juga belum tahu pada awalnya
"Beberapa hari yang lalu saat
Zero pulang dari melihat Rin seperti biasanya. Zero mengalami kecelakaan
yang menyebabkan pendarahan parah pada kepalanya. Tim medis tak dapat
menolong banyak dan akhirnya Zero meninggal pada hari itu sambil
memegang Diary ini." Ucap perempuan itu yang membuat kami sangat kaget.
Kontan saja Rin yang kala itu terdiam langsung menangis sambil berteriak
nama Zero. Akupun yang tak kuasa melihat Rin ikut menangis karena tidak
menyangka hari itu adalah hari terakhir aku melihat Zero.
Dengan berbekal alamat dan denah dari perempuan tadi, kami mengunjungi
makam Zero. Disana kami memanjatkan doa. Tetapi Rin yang kala itu masih
bersedih sama sekali tidak bisa menahan rasa tangisnya. Di makam itu Rin
kemudian membuaka diari yang ia dapatkan, di diari itu tertulis
persaaan Zero selama tiga bulan Rin koma. Dan pada tulisan terakhir nya
terdapat foto Zero dan Rin yang dibawahnya tertulis "Ya tuhan, jika
nanti aku telah tiada, tolong engkau jagalah ia untuku ya Tuhan.
Pertemukanlah ia dengan lelaki lain yang bisa membuatnya tersenyum dan
mencintai serta menjaganya dengan ikhlas sama seperti yang aku lakukan
selama ini"
tetap tongkrongin cerita berikutnya :)
30 May 2013 by Admin · 2
28 April 2013
Kisah ini cukup sedih dan bisa disebut mengharukan karna pesan
didalamnya sangat menyentu para pembaca. menceritakan tentang Kasih
seorang anak terhadap ayahnya dan tetap setia sampai selamanya.
Zhangda Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan
tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan
Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan
pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah,
serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.
Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh
ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit
keras dan miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa
yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.
Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10
tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus
sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri,
ia juga harus memikirkan obat-obat yang pasti tidak murah untuk dia.
Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan
pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus
menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat
Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus
terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul
tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian
ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu
apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya
dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki
melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia
mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.
Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba
memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih
bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.
Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia
bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan
memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia
gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.
Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat,
segar dan kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit. Sejak umur 10
tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya.
Ia
menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan
papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya,
semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan
ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.
Zhang Da menyuntik
sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat
Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua
ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan
melalui sebuah buku bekas yang ia beli.
Yang membuatnya luar
biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi /
suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia nekat untuk
menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah
dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah
terampil dan ahli menyuntik.
Ketika mata pejabat, pengusaha,
para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan
penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara (MC)
bertanya kepadanya:
“Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu..?
Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah..?
Besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu
idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan
orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang
sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu..!”
Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa.
MC pun berkata lagi kepadanya,
“Sebut saja, mereka bisa membantumu”.
Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar ia pun menjawab,
“Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah..!”
Semua yang hadir pun spontan menitikkan air mata karena terharu. Tidak
ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak
minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta
deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk
masa depannya..?
Mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat
dengan rumah sakit..? Mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari
pemerintah agar ketika ia membutuhkan, pasti semua akan membantunya.
Mungkin apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku
mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak
saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
Kisah
di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang
anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat
selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi
sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah.
Zhang Da boleh
dibilang langka, karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini
banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya.
Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang
anak sudah mampu melakukannya.
So, Mari maknai kisah ini untuk menjadi semangat hidup kita…
28 April 2013 by Admin · 1
27 April 2013
Cerita ini sudah agak lama... terjadi sekitar dua tahun yang lalu... tapi cerita ini sempat membuat saya seminggu tidak bisa tidur dan tidak bisa makan...
Saya tidak terlalu kenal dengan yang namanya Anton... Anton ini seorang supir di Tebo, Jambi, tempat di mana mantan pacar saya pernah bertugas . Anton ini mantan supirnya teman baik saya...
Ceritanya nih... tiba tiba terdengar kabar... Anton sakit kritis di rumah sakit umum daerah Jambi di Jambi... memang Anton ini sudah lama tidak masuk kerja karena sakit... Mula mula tidak jelas juga Anton ini sakit apa... Makin hari Anton makin kritis dan akhirnya terdengar informasi secara samar, kalau Anton ini menderita sakit AIDS yang tinggal tunggu waktu.
Besoknya, mendadak kami mendengar Anton yang meninggal di Jambi... Kami semua kaget... karena tidak menduga secepat itu. Lalu kami segera turun gunung... Jarak tempuh Tebo-Jambi sekitar 4 jam dengan mobil pribadi..
Alangkah kagetnya saya dan mantan pacar, waktu sampai di rumah sakit, sudah sore hari, dan Anton meninggal sejak pagi, ternyata jasad Anton sama sekali tidak terurus dan sudah mulai bau... karena tanpa alasan yang jelas, tidak ada satu pun pihak baik keluarga maupun dari kantornya yang mengurus jasadnya... bahkan jasadnya tidak bisa keluar dari rumah sakit karena masih ada tanggungan pembayaran...
Dan yang mengenaskan, ternyata Anton ini sudah beristri ( saya tidak pernah tahu ) dan istrinya sedang hamil anak pertama, tujuh bulan, dan bayi yang dikandungnya kembar pula.... Istrinya benar benar tidak berdaya, yang ada hanya pingsan-bangun-pingsan lagi... Ya , mengerti deh saya... pasti stress banget... Gimana tidak mau stress dan tidak sakit jiwa... menikah baru 8 bulan, langsung hamil, kembar pula, eh suami langsung meninggal, sakit aids pula lagi.... walah... kalau saya pasti sudah mati terkena serangan jantung... Pikiran saya yang ada langsung negatif saja... aduh bagaimana jika istri dan bayi yang ada dalam kandungan tertular??? Dan bagaimana nasib mereka selanjutnya?? pikiran saya benar benar berkecamuk... gemes banget rasanya... Dan yang janggalnya nih, ternyata tidak satupun keluarga Anton dan keluarga istrinya yang tahu kalau Anton menderita sakit Aids... sebagian dari mereka baru tahu saat melayat di rumah sakit... aduh... sedih banget ga sih??? Mertua perempuan Anton nampak histeris sekali dan bolak balik pingsan juga...
Akhirnya kita sama sama bantu keluarga Anton, kita lunasi tunggakan rumah sakitnya, kita bayar untuk memandikan jenazah, dan kita bayar mobil jenazah untuk membawa jasad Anton ke kampung halamannya di Toba, Sumut...
Sambil menunggu jasad Anton diberangkatkan...saya sempat bertemu dengan orang orang LSM yang mendampingi Anton sampai menghembuskan nafas terakhir... ternyata sebelum meninggal, Anton sempat membuat pengakuan dosa... tujuh tahun yang lalu, dia sempat jajan di Pucuk, komplek pelacuran di Jambi... dia mengaku hanya sekali... dan langsung terkena penyakit jahanam ini.... dan ini sama sekali tidak dia sadari, sampai setahun sebelum dia meninggal.... Dan ternyata korban yang tertular dari pekerja seks komersial dari pucuk ini ternyata tidak sedikit... hanya saja tidak terekspos... Jumlah penderita Aids ini seperti gunung es, yang terlihat publik hanya sedikit dibandingkan jumlah penderita sebenarnya...
Memang tidak baik membicarakan orang yang sudah meninggal... tapi saya benar benar tidak bisa menerima apa yang dilakukan Anton... jika sudah tahu menderita Aids... kenapa juga masih menikah dengan perempuan yang tidak berdosa... yang tidak tahu apa apa.... dan hanya untuk memberikan derita dan aib bagi dirinya??? Benar benar keterlaluan.... saya marah sekali mendengarnya.... Ini kejahatan yang dilakukan dengan sengaja, atau semata karena ketidak tahuan???
Saat itu hadir juga teman saya, mantan bosnya Anton... yang ada pasangan suami istri ini, Bang Franky dan Mba Sari, kebingungan juga dan kaget setengah mati... karena selama tiga tahun bekerja dengan mereka, Anton tidak menunjukan tanda tanda yang mencurigakan... Mba Sari yang ada malah nampak kebingungan karena Anton sering membantu mengasuh empat orang anak anaknya, dan bahkan kabarnya Anton sering mencium anak anaknya... Mba Sari tidak bisa menyembunyikan kecemasannya... Dengan sok tahunya... saya bilang sama Mba, kalau cuma bersalaman atau ciuman di pipi tidak menular... Saya hanya berusaha menenangkan si Mba cantik ini, padahal saya sendiri juga kebingungan...
Dan konyolnya nih...
Setelah jasad Anton berhasil diberangkatkan... saya dan mantan pacar pulang ke rumah... dan apa yang terjadi??? begitu mobil berhenti... tanpa aba-aba... kami berdua balapan lari masuk kamar mandi... karena perasaan tidak enak dan perasaan gatal tidak karuan... kami berantem siapa yang harus mandi duluan... yang ada malah kita langsung mandi berdua selama sejam, gosok dan gosok lagi.... hehehe... kok jadi begini ya??? Padahal kita kan juga tahu, tidak bakal tertular begitu saja....
Beberapa bulan kemudian kami mendengar kalau hasil tes Elisa menunjukan kalau istrinya tidak tertular... tapi ini belum final, karena masih harus tes lagi enam bulan kemudian dan harus melewati masa inkubasi selama tujuh tahun sebelum dinyatakan bebas dari Aids.... Akhirnya istrinya melahirkan kedua anak kembar ini melalu operasi caesar dengan bantuan LSM... namun kedua anak nya juga belum jelas kabarnya, apakah terinfeksi juga atau tidak...
MORAL OF THE STORY....
Girls... siapkan mental kamu, disekitar kita banyak penderita AIDS... persiapkan mental dan lengkapi diri dengan pengetahuan jika hal ini terjadi ( amit amit , knock knock on the wood... ) pada orang orang yang ada disekitar kita... keluarga, kerabat, teman, atau tetangga yang ada disekitar kita... kita tidak perlu mengucilkan, menghujat atau menghakimi mereka... Mereka sangat membutuhkan uluran tangan kita semua.
27 April 2013 by Admin · 1
26 April 2013
Dalam kisah cinta segitiga ini diceritakan bahwa seorang cewek yang
begitu mencintai kekasihnya, namun ternyata si cowok justru malah
mempunyai cewek lain. Pokoknya ceritanya seru banget dan sangat
menyentuh hati, mengharukan sekali.
Silakan langsung saja dibaca cerita lengkapnya Kisah Cinta Segitu Mengharukan berikut ini.
Pesan Sponsor
Malam ini aku sebenarnya
masih ingin bersama Kak Renosa terus. Tapi, ternyata mama menjemputku.
Padahal tadinya Kak Renosa berniat mengajak aku pegi nonton konser
setelah pulang dari pentas Pramuka. Terpaksa gagal acara nonton konser
bersama Kak Renosa.
Tapi kenapa aku jadi kesal ya gara-gara
acaraku dan Kak Renosa gagal? Nggak mungkin kan aku ada rasa sama
Pembina Pramukaku itu. Apa mungkin karena tadi siang aku habis putus
sama Putra, jadi aku ngrasa kesepian. Sehingga acara pergi bersama Kak
Renosa aku anggap sebagai obat sakit hati. Ah biarlah. Besok perasaan
ini pasti juga sudah hilang.
Oh Tuhan!
Pagi ini Kak Renosa
mengirimi aku sms untuk membangunkanku dari mimpi. Kenapa aku merasa
keGRan begini? Apa mungkin gara-gara kejadian semalam, telah menumbuhkan
benih-benih cinta? Jangan sampai terjadi deh! Gak umum banget kalau
sampai terjadi.
Sejak sore, Kak Renosa sudah ngajak aku smsan.
Biasa, isinya cuma sekedar basa-basi. Aku pun juga tidak terlalu peduli.
Karena aku masih sedikit memikirkan Putra. Hingga akhirnya aku
benar-benar terkejut dan peduli dengan sms Kak Renosa yang satu ini.
From:
K.Re : Y km gmn, mau ga. Eh seandai y km jd pacar q gt gmn y. Menurut km bs pa ga. Eh ni seandaine lo. Km mau pa ga ?
Satu sms ini sudah bikin aku langsung mau pingsan. Belum lagi sms yang
selanjutnya. Lalu di akhir sms, Kak Renosa benar-benar nembak aku. OMG
!!! Aku langsung cerita aja ke Laurent, sahabatku. Dan Laurent pun sama
gak percayanya kayak aku. Dia bahkan berkata,”Rhasya, Kak Re itu masih
termasuk guru kita!!! Umurnya pun pasti di atas 25 tahun. Sedangkan kamu
sendiri masih kelas 3 SMP. Emangnya kamu mau? Dan ingat, Kak Re masih
punya pacar.”
Aku pun memutuskan untuk menjawab perasaan Kak Re
besok. Tidurku nggak bisa nyenyak, bahkan Kak Re sampai kebawa di mimpi.
Aku terbayang-bayang wajah Kak Re terus.
Hari ini aku ada
pembinaan Pramuka tambahan selama 2jam. Otomatis aku bakal ketemu Kak
Re. Aku benar-benar belum siap untuk ketemu Kak Re. Karena aku juga
belum nyiapin jawaban perasaanku. Pada waktu ketemu di depan R. Kepala
Sekolah, Kak Re bertanya dengan keras,”Gimana jadinya?”. Aku cuma bisa
tersenyum. Di akhir pembinaan pun Kak Re juga menanyakan hal itu lagi
sambil menarik-narik tasku. Aku jadi semakin bingung. Aku belum siap
jawabannya. Tapi di sisi lain, sepertinya Kak Re serius nembak aku. Cuma
status kita itu Pembina dan murid. Jadi aku mesti mikir dua kali untuk
menjawab pertanyaan itu. Belum lagi Kak Re yang masih punya pacar. Aku
benar-benar nggak konsen seharian ini.
Pulang sekolah, Kak Re
melanjutkan sms yang kemarin. Aduh, mau aku balas tapi ragu-ragu, nggak
dibalas malah kasihan Kak Re. Akhirnya aku balas tapi dengan jawaban
yang sama. Yaitu “Bingung”. Mau nggak mau aku harus jawab besok pagi.
Aku sudah janji sama Kak Re. Dan janji harus ditepati. Dan malam ini aku
kembali nggak bisa tidur lagi.
Esok ini, aku sudah menunggu
Kak Re di depan ruangannya. Tapi tiap aku mau ngomong, aku selalu
bimbang. Akhirnya kutunda hingga pulang sekolah. Padahal, selama pulang
sekolah aku sama Kak Re terus di sanggar Pramuka. Entah kenapa aku masih
bimbang juga. Aku pun pulang dengan perasaan yang masih terbebani.
Akhirnya kuputuskan buat jawab lewat sms. Aku tunggu beberapa jam, smsku
belum dibalas-balas juga. Akupun berpikir, mungkin Kak Re sudah lelah
menanti jawaban dariku. Tapi sore harinya, smsku dibalas juga. Lalu
dengan segera, aku langsung jawab pertanyaan Kak Re.
To:
K.Re : Qw jwb “IYA”…
Cuma 3 kata itu yang aku kirimkan. Dan kita pun jadian juga. Awalnya,
aku ngrasa nggak yakin dengan kisah cinta ini. Baru 2hari jadian, aku
sempat berpikir buat mutusin dia karena faktor status. Tapi Laurent
melarangku. Dia bilang itu sama saja aku mempermainkan Kak Re. Akhirnya
aku coba jalani semua ini. Dan ternyata berhasil. Perlahan-lahan aku
mulai terbiasa dengan cara pacaran kita yang “Backstreet”. Walaupun
begitu, ada satu yang masih tertinggal di hatiku. Pacar Kak Re. Aku
nggak mau dituduh yang enggak-enggak. Aku sudah berusaha bilang pada Kak
Re kalau aku nggak mau diduakan. Tetapi Kak Re hanya bisa
berkata,”Sabar.”
Tak terasa hubungan kita sudah 2 minggu. Dan
di minggu kedua inilah mulai timbul masalah. Sewaktu aku telepon Kak Re,
dia cerita kalau pacarnya tahu hubunganku dengan Kak Re. Aku pun takut
setengah mati. Apalagi pacarnya lebih tua daripada aku. Bisa-bisa aku
dilabrak. Sebenarnya ini juga salahku sendiri kenapa mau menerima Kak
Re. Di telepon itulah aku langsung mutusin Kak Re. Paginya, Kak Re
bersikap seolah tidak pernah putus. Aku sempat menghindar. Karena aku
sendiri nggak rela mutusin Kak Re. Pulang sekolah, Kak Re ngajak aku
ngobrol. Terus aku coba tegasin hubungan kita sekarang. Tapi Kak Re
meminta untuk tetap lanjut. Jujur, aku juga masih ingin bersama Kak Re.
Aku pun menerima Kak Re kembali.
Setelah kejadian itu, kupikir
sudah tidak ada lagi kejadian lain yang terjadi di antara kita. Tapi
ternyata dugaanku meleset. Seminggu kemudian saat aku baru saja bangun
dari tidur siang, tiba-tiba aku mendapat sms dari nomer tak dikenal.
Setelah kubaca isinya, aku langsung sadar kalau itu adalah sms dari
pacar asli Kak Re. Aku benar-benar takut kali ini. Tanpa pikir panjang,
aku segera mutusin Kak Re lagi lewat sms.
Ini benar-benar
keputusan terakhirku. Sejak saat ini dan selamanya, aku nggak mau dekat
lagi sama Kak Re. Walaupun sebagai muridnya. Aku sudah terlanjur sayang
dan cinta banget sama Kak Re, tapi sekarang aku juga sudah terlanjur
sakit hati. Aku benar-benar nggak mau lihat muka Kak Re lagi di sekolah.
Hari ini, aku sengaja menghindar dari Kak Re. Tiap aku tahu Kak Re mau
lewat jalan yang sama kayak aku, aku selalu sembunyi di kelas terdekat.
Sampai istirahat pertama, aku berhasil menghindar dari Kak Re. Aku cuma
ngelihat mukanya dari jauh. Aku nggak pingin Kak Re tahu kalau aku masih
merhatiin dia.
Ketika aku duduk rame-rame dengan teman-teman
se-genk di kantin, Bu Yuni menyuruhku untuk fotocopy daftar nilai di
kantor. Ugh, sia-sia usahaku menghindar dari Kak Re hari ini. Karena di
sekolah, Kak Re lah yang biasa melayani untuk fotocopy. Berarti aku mau
nggak mau harus ketemu Kak Re juga. Pas sudah sampai di kantor, aku Cuma
bilang fotocopy, sedetikpun tidak memandang wajahnya. Lalu katanya,
“Tinggal aja dulu. Masih antri soalnya.”. Tanpa basa-basi aku langsung
meninggalkan kantor. Benarnya nggak sopan juga. Tapi kali ini aku nggak
peduli sama etika kesopanan kalau berhadapan sama Kak Re. Soalnya aku
benar-benar sakit hati. Setengah jam kemudian, aku mengambil fotocopyan
itu. Aku juga nggak bilang makasih sedikitpun. Dan saat aku membaca
mading, Kak Re kebetulan lewat dan memegang pundakku seraya
bertanya,”Nggak pulang tah?”. Tapi aku sama sekali menggubrisnya.
Benar-benar bukan sikap murid pada umumnya. Yah…Cinta ini juga tidak
semestinya. Hari pertama setelah aku putus dengan Kak Re begitu berat
bagiku. Malamnya aku langsung sms supaya besok bisa ngomong sebentar
cuma buat ngejelasin masalah ini.
Berhari-hari aku sudah
berusaha nyempetin waktuku buat ngomong sama Kak Re. Karena ku ngrasa
ada yang masih tertinggal di hatiku kalau aku nggak ngomong langsung
sama Kak Re. Tetapi berhari-hari juga Kak Re sibuk. Jadi gak ada waktu
buat ngomong sama aku.
Ya beginilah akhir kisahku dengan Kak
Re. Yang hanya menyisakan puing-puing hati yang sudah hancur. Tak terasa
seminggu lebih kulalui tanpa Kak Re. Entah kenapa bayangan Kak Re masih
menghantui hari-hariku. Mimpiku selalu dipenuhi kehadiran Kak Re.
Semuanya tentang Kak Re belum bisa hilang dari hatiku. Aku sudah
berusaha mencobanya. Rupanya sia-sia. Aku benar-benar masih sayang Kak
Re.
Suatu malam, Kak Re meneleponku. Dia berkata kalau dia juga
masih sayang aku. Tetapi dia bingung harus gimana. Dia bilang biar
waktu saja yang menjawab. Katanya, walaupun aku dulu cuma kekasih
gelapnya, tapi cinta dia sempat dalem ke aku. Kata-kata Kak Re malam itu
semakin membuat aku nggak bisa lupain dia.
Untuk waktu ke
depan, aku nggak mau pacaran dulu. Aku ingin menyimpan rasa sayangku ke
Kak Re untuk sementara waktu sampai aku benar-benar melupakannya.
Biarlah semua yang indah menjadi kenangan yang terus tersimpan dalam
lubuk hatiku. Biarlah yang pahit kubuang bersama rasa sakit hatiku ini.
Cukup satu kali aku merasakan pacaran dengan guru. Akan aku jadikan
pengalaman yang tak akan pernah terulang.
Buat semua yang baca
kisah ini, jangan pernah ditiru. Karena di akhirnya kalian bakal
ngrasain susah sendiri. Mencintai seseorang yang tidak selayaknya
dicintai. Memendam cinta yang tak semestinya. Berat sekali untuk diri
kita.
26 April 2013 by Admin · 0
25 April 2013
Kisah Hachiko adalah sebuah legenda yang saat kita membaca atau
menonton film tentang kisah kesetiaan anjing dari Jepang ini dapat
dipastikan kita terharu mengetahui kisah Hachiko ini. Berikut cerita
atau kisah yang sangat-sangat mengharukan tersebut :
Seorang Profesor setengah tua tinggal sendirian di Kota Shibuya. Namanya Profesor Hidesamuro Ueno.
Dia hanya ditemani seekor anjing kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab
hubungan anjing dan tuannya itu sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu
mengantar. Profesor itu setiap hari berangkat mengajar di universitas
selalu menggunakan kereta api. Hachiko pun setiap hari setia menemani
Profesor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia
menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor
kembali.. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta
api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di
stasiun. Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.
Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju.
Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga
kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat perapian
yang hangat.
Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat
mengajar ke kampus. Dia seorang profesor yang sangat setia pada
profesinya. Udara yang sangat dingin tidak membuatnya malas untuk
menempuh jarak yang jauh menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang
semakin senja dan tubuh yang semakin rapuh juga tidak membuat dia
beralasan untuk tetap tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan
salju yang tebal dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani
tuannya berangkat kerja. Dengan jaket tebal dan payung yang terbuka,
Profesor Ueno berangkat ke stasun Shibuya bersama Hachiko.
Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat
tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan Profesor
untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari universitas.
Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet panjang
seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-orang yang
sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal dengan Profesor
Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti. Ya, hampir semua
pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan Profesor Ueno dan
anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang sudah bertahun-tahun
dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan bakar batu bara itu.
Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua
orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi.
Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor
dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan,” saya akan menunggu tuan
kembali.”
” Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan
pernah pergi sebelum tuan kamu ini pulang!” teriak pegawai kereta
setengah berkelakar.
Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak keras,”guukh!”
Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda kereta
segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang itu.
Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor tuannya
dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang tebal, kereta
pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-salju yang
menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.
Di
kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas
menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai
mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk penelitianya.
Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang kebetulah lewat
koridor kampus.
Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya.
Seorang staf pengajar yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung
segera memapahnya ke klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu,
tiba-tiba kampus jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang
memeriksanya menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan
siang itu kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali
Profesor. Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal
dunia.
Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke
kampus dan memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman
mereka, bukan kembali ke rumah Profesor di Shibuya.
Menjelang
malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko tetap
bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah.
Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-mandir
di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya. Beberapa
orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing itu. Ada
yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja tidak bisa
menghilangkan kegelisahannya.
Malam pun datang. Stasiun semakin
sepi. Hachiko masih menunggu di situ. Untuk menghangatkan badannya dia
meringkuk di pojokan salah satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat
menuju balkon setiap kali ada kereta datang, mengharap tuannya ada di
antara para penumpang yang datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa,
karena Profesor Ueno tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua
hari kemudian, dan berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang.
Namun Hachiko tetap menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap
tuannya kembali. Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.
Para pegawai
stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran kenapa Profesor Ueno
tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya
didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah meninggal dunia, bahkan telah
dimakamkan oleh kerabatnya.
Mereka pun berusaha memberi tahu
Hachiko bahwa tuannya tak akan pernah kembali lagi dan membujuk agar dia
tidak perlu menunggu terus. Tetapi anjing itu seakan tidak percaya,
atau tidak peduli. Dia tetap menunggu dan menunggu tuannya di stasiun
itu, seakan dia yakin bahwa tuannya pasti akan kembali. Semakin hari
tubuhnya semakin kurus kering karena jarang makan.
Akhirnya
tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus menunggu
tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak yang datang
ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian sempat menitikkan
air matanya ketika melihat dengan mata kepala sendiri seekor anjing
yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk menunggu tuannya yang
sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka yang simpati itu ada yang
memberi makanan, susu, bahkan selimut agar tidak kedinginan.
Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul 3
sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-hari
itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung tiba. Dan
di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-gopoh
melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemudian suasana menjadi ramai.
Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di
pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah
mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati.
Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke stasiun
Shibuya. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan anjing itu.
Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya. Menghormati sebuah
arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi pada manusia.
Mereka begitu terkesan dan terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing
itu mereka kemudian membuat sebuah patung di dekat stasiun Shibuya.
Sampai sekarang taman di sekitar patung itu sering dijadikan tempat
untuk membuat janji bertemu. Karena masyarakat di sana berharap ada
kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan oleh Hachiku saat mereka harus
menunggu maupun janji untuk datang. Akhirnya patung Hachiku pun
dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang tulus, yang terbawa sampai
mati.
Ini merupakan kisah yang membuat hati saya tertegun
setelah membaca kisahnya. Jika ingin lebih menghayati lagi, ada trailer
dari film Hachiko Monogatari versi Jepang. Dalam trailer ini, ada
kata-kata yang ada dalam backsoundnya “I’ll be waiting for you” (Aku
akan menunggumu).
25 April 2013 by Admin · 0